Koinobori (こいのぼり, 鯉のぼり, atau 鯉幟 bendera koi)
adalah bendera
berbentuk ikan koi
yang dikibarkan di rumah-rumah di Jepang oleh orang tua yang memiliki anak laki-laki.
Pengibaran koinobori dilakukan untuk menyambut perayaan Tango no Sekku.
Menurut penanggalan Imlek, Tango no Sekku
jatuh pada tanggal 5 bulan 5 ketika Asia
Timur sedang musim hujan. Orang tua yang
memiliki anak laki-laki mengibarkan koinobori hingga hari Tango no Sekku untuk
mendoakan agar anak laki-lakinya menjadi orang dewasa yang sukses. Setelah
Jepang memakai kalender Gregorian, koinobori
dikibarkan hingga Hari Anak-anak (5 Mei). Koinobori
yang tertiup angin telah menjadi simbol perayaan Hari Anak-anak. Kalau zaman
dulu koinobori berkibar di tengah musim hujan, koinobori biasanya sekarang
mengingatkan orang Jepang tentang langit biru yang cerah di akhir musim semi.
Satu set koinobori terdiri dari ryūdama, yaguruma,
fukinagashi, dan bendera-bendera ikan koi.
- Ryūdama (bola naga)
Bola yang bisa
berputar dipasang di ujung paling atas tiang tempat mengibarkan koinobori.
- Yaguruma
Roda berjari-jari anak panah yang dipasang di
bawah ryūdama. Ryūdama dan yaguruma dipercaya sebagai pengusir
arwah jahat.
- Fukiganashi
Sarung angin berhiaskan
panji-panji lima
warna (biru, merah, kuning, putih, dan hitam) atau gambar
ikan koi. Fukinagashi melambangkan 5 unsur (kayu, api, air, tanah, dan logam), dan dipercaya
sebagai penangkal segala penyakit.
- Koinobori hitam (magoi)
Koinobori
berwarna hitam yang melambangkan ayah dikibarkan di bawah fukinagashi.
- Koinobori merah (higoi) dan koinobori warna lainnya
Koinobori lain
yang berukuran lebih kecil dikibarkan di bawah koinobori merah. Pada zaman
sekarang, koinobori merah
melambangkan ibu,
koinobori biru
melambangkan putra sulung, dan koinobori hijau melambangkan
putra kedua.
Dalam
Buku Han Akhir (Hou
Han Shu) yang merupakan salah satu dari buku sejarah resmi Cina (Sejarah
Dua Puluh Empat Dinasti) dikisahkan tentang sebuah air
terjun di sungai Sungai Kuning yang alirannya deras. Ikan-ikan
berusaha keras memanjat air terjun, namun hanya koi yang berhasil
memanjat air terjun dan berubah menjadi naga. Oleh karena itu,
koi yang berhasil menaiki air terjun dijadikan simbol kesuksesan dalam hidup.
Tradisi pengibaran koinobori di halaman rumah
dimulai oleh kalangan samurai pada pertengahan zaman Edo.
Mereka memiliki tradisi merayakan Tango no Sekku dengan memajang peralatan bela diri,
seperti yoroi, kabuto, dan boneka samurai. Selain
itu, mereka membuat koinobori dari kertas, kain, atau kain bekas yang dijahit
dan digambari ikan koi.
Koinobori dibuat agar bisa berkibar dan menggelembung bila tertiup angin.
Pada awalnya, orang Jepang hanya mengibarkan
koinobori berwarna hitam yang disebut magoi (真鯉 ).
Koi yang dikibarkan paling atas melambangkan putra sulung dalam keluarga.
Sebagai hiasan yang dibuat untuk meramaikan perayaan, koinobori warna lain juga
berangsur-angsur mulai dibuat, dan semuanya melambangkan anak laki-laki dalam
keluarga. Sejak zaman Meiji, koinobori berwarna merah yang disebut higoi
(緋鯉
)
mulai dikibarkan untuk menemani koinobori berwarna hitam. Tradisi pengibaran
koinobori biru dimulai sejak zaman Showa. Ukuran koinobori biru (kogoi, 子鯉)
lebih kecil dari koinobori merah atau hitam, dan melambangkan anak koi.
Pada zaman sekarang sering dijumpai koinobori warna
hijau dan oranye yang
dimasudkan sebagai anak-anak koi. Di beberapa tempat di Jepang, koinobori bukan
saja milik anak laki-laki. Koinobori yang melambangkan adanya anak perempuan
dalam keluarga juga ingin ikut dikibarkan. Tersedianya koinobori warna cerah
seperti oranye kemungkinan ditujukan untuk keluarga yang memiliki anak
perempuan.
Pada 1931, pencipta lagu Miyako Kondo menulis lagu
berjudul "Koinobori". Dalam lirik lagu tersebut, koinobori yang besar
dan berwarna hitam adalah bapak koi dan koinobori warna lain yang lebih kecil
adalah anak-anak koi.[1] Konsep
dari lirik lagu tersebut diterima secara luas di tengah rakyat yang sedang di
bawah pemerintahan militer. Seusai Perang
Dunia II, peran wanita
makin penting, dan koinobori warna merah dipakai untuk melambangkan ibu koi.
Satu set koinobori akhirnya secara lengkap melambangkan keluarga yang utuh:
bapak, ibu, dan putra-putrinya. Hingga kini, lagu "Koinobori" ciptaan
Miyako Kondo tetap dinyanyikan anak-anak, namun liriknya tetap sama seperti
ketika diciptakan pada tahun 1931.
Berkibarnya koinobori sudah menjadi pemandangan
langka di kota-kota besar di Jepang. Makin sedikitnya keluarga di
Jepang yang memiliki anak kecil mungkin menjadi penyebabnya. Selain itu,
penduduk kota
besar tidak lagi tinggal di kompleks perumahan, melainkan di apartemen (mansion)
yang tidak memiliki halaman untuk mengibarkan koinobori.
Tempat-tempat terkenal
Kazo dikenal
sebagai pusat kerajinan koinobori sejak sebelum Perang Dunia II. Di kota ini setiap tahun pada
bulan Mei dikibarkan koinobori berukuran raksasa.[2] Tradisi
ini dimulai sejak tahun 1988 dengan mengibarkan koinobori berukuran panjang 100
m dan berat 600 kg.[3]
- Tsuetate Onsen, Oguni, Prefektur Kumamoto
Dari April
hingga awal Mei, ryokan
yang terletak di lembah Sungai Tsuetate mengibarkan lebih dari 3.500 koinobori.[4]
Setiap awal Mei,
koinobori dari washi
dipasang di aliran Sungai Niyodo. Koinobori dari washi tidak sobek walaupun
basah terkena air sungai.[5]
Acara tahunan
berupa pemasangan dua ratus koinobori di tengah aliran Sungai Asano, Kanazawa[6]
Setiap awal Mei,
ratusan koinobori dikibarkan di atas Sungai Ōtani.
Setiap akhir
April hingga awal Mei, sekitar 500 koinobori dipasang di tengah aliran Sungai
Shimanto.
Festival
Koinobori di 5 lokasi dari akhir Maret hingga pertengahan Mei. Jumlah koinobori
yang dikibarkan di Tatebayashi tercatat sebagai terbanyak di dunia (lebih dari
5.000 koinobori). Pada Mei 2005, festival ini mengibarkan sejumlah 5.283
koinobori, dan tercatat dalam Guinness World Records.[7]
Festival Nasional
- Seijin
Shiki (Senin kedua di bulan Januari)
Coming of Age Day - Hinamatsuri
(3 Maret)
Festival boneka ini mempunyai nama lain seperti Sangatsu Sekku (Festival Bulan 3), Momo Sekku (Festival Persik), Joshi no Sekku (Festival Gadis). Dikenal sebagai Festival Persik karena persik bersemi di awal musim semi dan disimbolkan sebagai keberanian dan kecantikan feminin. Anak perempuan memakai kimono terbaik mereka dan mengunjungi rumah temannya. Di rumah-rumah di tempatkan panggung berisi hina ningyo (boneka hina, sederet boneka yang mewakili kaisar, permaisuri, pelayan, dan musisi yang memakai pakaian kuno) dan sekeluarga merayakan dengan makanan spesial Hishimochi dan Shirozake. - Hanami
(akhir bulan Maret hingga awal April)
Berbagai festival bunga diadakan oleh kuil Shinto selama bulan April. Darmawisata dan piknik dilakukan untuk menikmati bunga, terutama bunga Sakura. Di beberapa tempat, menikmati bunga diadakan berdasarkan hari-hari tertentu yang tetap. Even ini yang paling populer selama musim semi.
selama bulan April - Tanabata
(7 Juli)
Disebut juga festival bintang. Aslinya berasal dari legenda China yang menceritakan dua bintang penenun (Vega) dan pengembala domba (Altair) dimana mereka berdua pasangan kekasih yang hanya dapat bertemu sekali dalam setahun pada malam ke-7 bulan ke-7 dimana tidak ada hujan dan banjir di Milky Way pada hari itu. Dinamakan Tanabata setelah gadis penenun dari legenda Jepang dipercayai dialah yang membuat baju untuk dewa-dewa. Warga Jepang biasanya menuliskan permohonan dan harapan asmara di selembar kertas berwarna dan menggantungkannya di ranting bambu bersamaan dengan ornamen-ornamen kecil. - Shichi-Go-San:
festival untuk anak-anak berusia 3, 5, 7 tahun (15 November)
Anak laki-laki berusia lima tahun atau tujuh tahun serta anak perempuan berusia tiga tahun dibawa ke kuil setempat untuk berdoa demi keselamatan dan hidup yang sehat. Festival ini dilakukan karena ada kepercayaan bahwa anak-anak pada usia tertentu bisa mendapat kesialan sehingga diperlukan perlindungan. Anak-anak biasanya mengenakan pakaian tradisional untuk acaranya dan setelah mengunjungi kuil banyak orang membeli chitose-ame (permen seribu tahun) yang dijual di kuil. - O-misoka
(31 December)
Masyarakat Jepang membersihkan rumah (Osoji) untuk menyambut tahun baru dan untuk menghilangkan pengaruh tidak baik. Banyak warga yang mengunjungi kuil Buddha untuk mendengarkan bel berbunyi sebanyak 108 kali ketika malam hari (joya no kane). Hal ini dilakukan untuk mengumumkan bahwa tahun lama telah dilewati dan tahun yang baru telah datang. Alasan kenapa dibunyikan 108 kali adalah karena penganut Buddha percaya manusia digoda 108 macam hasrat dan nafsu duniawi (bonno). Dengan tiap kali bunyi, satu hasrat dihilangkan. Menjadi adat juga bahwa memakan toshikoshi koba (mie melewati tahun) diharapkan bahwa seluruh keluarga mendapat keberuntungan layaknya sepanjang mie yang panjang. - Oshogatsu
(1-3 Januari, walaupun perayaan juga dilakukan selama bulan Januari)
Tahun Baru adalah even tahunan yang paling penting dan terperinci di Jepang. Sebelum Tahun Baru, rumah dibersihkan, hutang-hutang dibayarkan, dan osechi (makanan yang di baki untuk Tahun Baru) disiapkan ~atau dibeli. Osechi adalah makanan tradisional yang dipilih karena warna keberuntungan, bentuk, atau nama yang menarik dengan harapan untuk mendapatkan keberuntungan dalam berbagai segi kehidupan selama tahun yang baru. Rumah didekorasi dan hari libur dirayakan dengan berkumpulnya keluarga, mengunjungi kuil, dan menghubungi sanak famili dan sahabat. Hari pertama dari tahun (ganjitsu) biasanya dilewatkan bersama keluarga. - Setsubun
Memasuki tiap musim (musim semi,musim panas,musim gugur,musim dingin) - Ennichi
Pekan raya kuil (hari raya yang berkaitan dengan Kami dan/atau Buddha)
Di dunia musik Jepang abad modern (kinsei hōgaku) seperti genre jiuta dan sōkyoku (sankyoku), shamisen dikenal sebagai san-gen (三 弦, 三絃 , tiga senar), sedangkan di daerah Okinawa dikenal dengan sebutan sanshin (三線 ).
Badan shamisen (disebut dō) dibuat dari kayu, berbentuk segiempat dengan keempat sudut yang sedikit melengkung. Bagian depan dan belakang dilapisi kulit hewan yang berfungsi memperkeras suara senar. Kulit pelapis shamisen adalah kulit bagian perut kucing betina yang belum pernah kawin. Sedangkan shamisen kualitas biasa dibuat dari kulit bagian punggung dari anjing. Shamisen yang dibuat kulit imitasi memiliki kualitas suara yang tidak bagus sehingga kurang populer.
Panjang shamisen hampir sama dengan gitar tapi leher (sao) lebih langsing dan tanpa fret. Leher shamisen ada yang terdiri dari 3 bagian agar mudah dibawa-bawa dan disimpan. Leher shamisen yang utuh dan tidak bisa dilepas-lepas disebut leher nobezao.
Sutra merupakan bahan baku senar untuk shamisen. Tsugaru-jamisen yang berasal dari daerah Tsugaru ada yang memakai senar dari serat nilon atau tetoron. Senar secara berurutan dari kiri ke kanan (dari senar yang paling tebal) disebut sebagai ichi no ito (senar pertama), ni no ito (senar kedua), dan san no ito (senar ketiga).
Jenis
Secara garis besar, shamisen terdiri dari 3 jenis berdasarkan ukuran leher: Hosozao (leher sempit), Nakazao (leher sedang), dan Futozao (leher besar). Selain itu, jenis shamisen dikelompokkan berdasarkan nama kesenian:- Nagauta shamisen, berleher langsing, dipetik dengan pick besar dari gading gajah, dan dipakai pada pertunjukan kabuki
- Gidayū shamisen, berleher besar dan tebal, dan digunakan sebagai pengiring jōruri
- Tokiwazu-bushi shamisen, berleher sedang
- Kiyomoto shamisen, berleher sedang.
- Jiuta shamisen, berleher sedang, dipetik dengan pick yang disebut Tsuyamabachi dari bahan gading gajah. Shamisen jenis ini sering disebut sankyoku, dimainkan bersama koto, kokyū, dan shakuhachi.
- Shinnai shamisen, berleher sedang, dipetik dengan menggunakan kuku jari.
- Yanagawa shamisen (Kyō-shamisen), berleher lebih langsing dari Hosozao, merupakan model shamisen yang paling tua
- Tsugaru-jamisen, berleher lebar dan tebal, digunakan untuk lagu daerah yang disebut Tsugaru-minyō, dan dipetik menggunakan bachi yang berukuran lebih kecil dan dibuat dari tempurung kura-kura.
- Shanshin asal Kepulauan Ryūkyū, digunakan di prefektur Okinawa dan bagian paling ujung prefektur Kagoshima. Shanshin dibuat dari kulit ular sanca asal Indonesia, leher shamisen dipernis dengan urushi, serta dipetik tidak memakai bachi, melainkan dengan pick dari tanduk kerbau.
- Gottan, asal Prefektur Kagoshima, dibuat seluruhnya dari kayu dan tidak memakai kulit hewan.
Sejarah
Dalam penggolongan alat musik, shamisen termasuk alat musik petik serupa lute dengan leher (neck) yang disambung ke badan. Di seluruh dunia terdapat banyak sekali berjenis-jenis alat musik serupa lute, mulai dari gitar, sitar, hingga ukulele. Kebudayaan Mesir kuno mengenal alat petik bersenar tiga yang di Persia berkembang menjadi setaru atau sitar ("se" berarti "tiga" dan "taru" berarti "senar"). Di Tiongkok, alat musik serupa sitar yang dibuat dengan pelapis kulit ular disebut sanshen (sanxian). Perdagangan antara Kerajaan Ryūkyū dan Fuzhou memperkenalkan alat musik sanshen yang kemudian di Okinawa disebut sanshin.Di akhir abad ke-16, sanshin yang dibawa kapal dagang asal Ryūkyū diperkenalkan ke penduduk kota Sakai. Shamisen tertua yang masih ada sekarang adalah shamisen bernama Yodo hasil karya pengrajin di Kyoto. Shamisen ini khusus dibuat atas perintah Toyotomi Hideyoshi untuk dihadiahkan kepada sang istri Yodo-dono. Shamisen Yodo mempunyai bentuk yang tidak jauh berbeda dengan shamisen yang ada sekarang.
Perkembangan sanshin asal luar negeri menjadi shamisen tidak lepas dari peran pemusik tunanetra asal perkumpulan tunanetra Tōdōza. Sanshin yang dimainkan dengan pick berbentuk kuku dari tanduk kerbau berkembang menjadi shamisen yang dipetik dengan bachi yang digunakan untuk memetik alat musik biwa. Bunyi shamisen yang lebih garing ternyata lebih disenangi orang dibandingkan bunyi biwa yang terkesan berat dan serius.
Salah satu pemusik tunanetra bernama Ishimura Kengyō berjasa mengembangkan teknik permainan hingga shamisen digemari rakyat banyak. Di awal zaman Edo, Ishimura Kengyō mempelopori genre musik yang menggunakan shamisen dan dikenal sebagai Jiuta. Secara garis besar musik shamisen dibagi menjadi dua jenis, Utaimono (pengiring lagu) dan Katarimono (pengiring cerita).
Cara Jepang
“Mengharamkan” Rokok
Informasi tentang
cara Pemerintah Jepang dalam “mengharamkan” rokok di negaranya. Tidak perlu pake
MUJ (Majelis Ulama Jepang). Ini menunjukkan bentuk kepedulian Jepang akan
kesehatan dan kenyamanan warganya.
* Tahun 2004, Pemerintah Jepang menaikan harga rokok. Dengan dinaikannya rokok, tidak menyebabkan ongkos angkot, taksi, dll menjadi naik toh? (karena di jepang memang tidak ada angkot)
* Tahun 2007 akhir, Pemerintah Jepang memasang larangan merokok di semua taksi di Jepang, tidak terkecuali untuk pengemudinya. Kalau di Bandung kan, penumpang mengalah kepada sopir taksi yang merokok.
* Tahun 2008, Pemerintah Jepang mengeluarkan kartu “Taspo”, yaitu semacam SIK (Surat Ijin Merokok), dengan tujuan anak di bawah umur 20 tahun tidak boleh merokok. Masing-masing perokok wajib terdaftar sebagai perokok dan wajib memiliki kartu tersebut. Kartu Taspo ini sangat sakti. Mesin penjual rokok atau toko tidak akan menjual rokoknya kepada yang tidak memiliki kartu ini.
* Kartu ini juga akan mendeteksi presentase pengguaan rokok per bulan dalam hitungan grafik, yang berhubungan dengan kesehatan dunia dan sebagainya.
* Rokok di Jepang dibuatkan semacam klasifikasi dari 10 s/d 1. Tujuannya adalah memberikan penyuluhan kepada perokok untuk berhenti secara alami. Klasifikasi tingkat 10 adalah yang paling berat, baik itu kadar tar, nikotin, dll. Setelah itu kia biasakan dengan rokok klasifikasi 9, 8, 7, dst., akhirnya klasifikasi tingkat-1, yaitu rokok yang paling ringan. Kalau sudah terbiasa menghisap rokok klasifikasi-1, tidak merokok sama sekali pun kita bisa.
* Tahun 2004, Pemerintah Jepang menaikan harga rokok. Dengan dinaikannya rokok, tidak menyebabkan ongkos angkot, taksi, dll menjadi naik toh? (karena di jepang memang tidak ada angkot)
* Tahun 2007 akhir, Pemerintah Jepang memasang larangan merokok di semua taksi di Jepang, tidak terkecuali untuk pengemudinya. Kalau di Bandung kan, penumpang mengalah kepada sopir taksi yang merokok.
* Tahun 2008, Pemerintah Jepang mengeluarkan kartu “Taspo”, yaitu semacam SIK (Surat Ijin Merokok), dengan tujuan anak di bawah umur 20 tahun tidak boleh merokok. Masing-masing perokok wajib terdaftar sebagai perokok dan wajib memiliki kartu tersebut. Kartu Taspo ini sangat sakti. Mesin penjual rokok atau toko tidak akan menjual rokoknya kepada yang tidak memiliki kartu ini.
* Kartu ini juga akan mendeteksi presentase pengguaan rokok per bulan dalam hitungan grafik, yang berhubungan dengan kesehatan dunia dan sebagainya.
* Rokok di Jepang dibuatkan semacam klasifikasi dari 10 s/d 1. Tujuannya adalah memberikan penyuluhan kepada perokok untuk berhenti secara alami. Klasifikasi tingkat 10 adalah yang paling berat, baik itu kadar tar, nikotin, dll. Setelah itu kia biasakan dengan rokok klasifikasi 9, 8, 7, dst., akhirnya klasifikasi tingkat-1, yaitu rokok yang paling ringan. Kalau sudah terbiasa menghisap rokok klasifikasi-1, tidak merokok sama sekali pun kita bisa.
* Tempat-tempat merokok disediakan bagi perokok hampir di pusat-pusat kota
* Merokok sambil berjalan bisa didenda 5000 yen/ 400 rebu di tempat!
* Awal 2009, dikabarkan harga rokok akan naik berlipat-lipat, dari 300 yen menjadi 900 yen. Dijamin, gaji akan habis kalau nekad beli rokok tiap hari.
Semua karena pemerintah peduli kepada warganya. Tanpa perlu fatwa-fatwa.
“Pengharaman” rokok di Jepang
Informasi tentang cara Pemerintah Jepang dalam
“mengharamkan” rokok di negaranya. Tidak perlu pake MUJ (Majelis Ulama Jepang).
Ini menunjukkan bentuk kepedulian Jepang akan kesehatan dan kenyamanan warganya.
Ini menunjukkan bentuk kepedulian Jepang akan kesehatan dan kenyamanan warganya.
Tahun 2004, Pemerintah Jepang menaikan harga
rokok. Dengan dinaikannya rokok, tidak menyebabkan ongkos angkot, taksi, dll
menjadi naik toh? (Di Jepang ada angkot ga ya?)
- Tahun 2007 akhir, Pemerintah Jepang memasang larangan merokok di semua taksi di Jepang, tidak terkecuali untuk pengemudinya. Kalau di Bandung kan, penumpang mengalah kepada sopir taksi yang merokok.
- Tahun 2008, Pemerintah Jepang mengeluarkan kartu “Taspo”, yaitu semacam SIK (Surat Ijin Merokok), dengan tujuan anak di bawah umur 20 tahun tidak boleh merokok. Masing-masing perokok wajib terdaftar sebagai perokok dan wajib memiliki kartu tersebut. Kartu Taspo ini sangat sakti. Mesin penjual rokok atau toko tidak akan menjual rokoknya kepada yang tidak memiliki kartu ini.
- Kartu ini juga akan mendeteksi presentase pengguaan rokok per bulan dalam hitungan grafik, yang berhubungan dengan kesehatan dunia dan sebagainya.
- Rokok di Jepang dibuatkan semacam klasifikasi dari 10 s/d 1. Tujuannya adalah memberikan penyuluhan kepada perokok untuk berhenti secara alami. Klasifikasi tingkat 10 adalah yang paling berat, baik itu kadar tar, nikotin, dll. Setelah itu kia biasakan dengan rokok klasifikasi 9, 8, 7, dst., akhirnya klasifikasi tingkat-1, yaitu rokok yang paling ringan. Kalau sudah terbiasa menghisap rokok klasifikasi-1, tidak merokok sama sekali pun kita bisa.
- Tempat-tempat merokok disediakan bagi perokok hampir di pusat-pusat kota.
- Merokok sambil berjalan bisa didenda 5000 yen/ 400 rebu di tempat!
- Awal 2009, dikabarkan harga rokok akan naik berlipat-lipat, dari 300 yen menjadi 900 yen. Dijamin, gaji akan habis kalau nekad beli rokok tiap hari.
artikelnya didapet dari sini dan thanks buat
bro mickey mouse. 
Ternyata di Jepang, pemerintah begitu peduli
dengan rokok dan akibatnya. Sehingga pemerintah mencoba untuk mempersulit
warganya untuk meraih hal tersebut dengan berbagai aturan dan inovasi. Unik dan
patut dicoba
Informasi ini sekedar menunjukkan
bentuk kepedulian Jepang akan kesehatan dan kenyamanan warganya.
* Tahun 2004, Pemerintah Jepang menaikan harga rokok. Dengan dinaikannya rokok, tidak menyebabkan ongkos bus, taksi, dll menjadi naik.
* Tahun 2007 akhir, Pemerintah Jepang memasang larangan merokok di semua taksi di Jepang, tidak terkecuali untuk pengemudinya. Kalau di Indonesia, penumpang mengalah kepada sopir taksi yang merokok.
* Tahun 2008, Pemerintah Jepang mengeluarkan kartu “Taspo”, yaitu semacam SIK (Surat Ijin Merokok), dengan tujuan anak di bawah umur 20 tahun tidak boleh merokok. Masing-masing perokok wajib terdaftar sebagai perokok dan wajib memiliki kartu tersebut. Kartu Taspo ini sangat sakti. Mesin penjual rokok atau toko tidak akan menjual rokoknya kepada yang tidak memiliki kartu ini.
* Kartu ini juga akan mendeteksi presentase pengguaan rokok per bulan dalam hitungan grafik, yang berhubungan dengan kesehatan dunia dan sebagainya.
* Rokok di Jepang dibuatkan semacam klasifikasi dari 10 s/d 1. Tujuannya adalah memberikan penyuluhan kepada perokok untuk berhenti secara alami. Klasifikasi tingkat 10 adalah yang paling berat, baik itu kadar tar, nikotin, dll. Setelah itu kita biasakan dengan rokok klasifikasi 9, 8, 7, dst., akhirnya klasifikasi tingkat-1, yaitu rokok yang paling ringan. Kalau sudah terbiasa menghisap rokok klasifikasi-1, tidak merokok sama sekali pun kita bisa.
* Tempat-tempat merokok disediakan bagi perokok hampir di pusat-pusat kota
* Merokok sambil berjalan bisa didenda 5000 yen/ 400 rebu di tempat!
* Awal 2009, dikabarkan harga rokok akan naik berlipat-lipat, dari 300 yen menjadi 900 yen. Dijamin, gaji akan habis kalau nekad beli rokok tiap hari.
Semua karena pemerintah peduli kepada warganya.
* Tahun 2004, Pemerintah Jepang menaikan harga rokok. Dengan dinaikannya rokok, tidak menyebabkan ongkos bus, taksi, dll menjadi naik.
* Tahun 2007 akhir, Pemerintah Jepang memasang larangan merokok di semua taksi di Jepang, tidak terkecuali untuk pengemudinya. Kalau di Indonesia, penumpang mengalah kepada sopir taksi yang merokok.
* Tahun 2008, Pemerintah Jepang mengeluarkan kartu “Taspo”, yaitu semacam SIK (Surat Ijin Merokok), dengan tujuan anak di bawah umur 20 tahun tidak boleh merokok. Masing-masing perokok wajib terdaftar sebagai perokok dan wajib memiliki kartu tersebut. Kartu Taspo ini sangat sakti. Mesin penjual rokok atau toko tidak akan menjual rokoknya kepada yang tidak memiliki kartu ini.
* Kartu ini juga akan mendeteksi presentase pengguaan rokok per bulan dalam hitungan grafik, yang berhubungan dengan kesehatan dunia dan sebagainya.
* Rokok di Jepang dibuatkan semacam klasifikasi dari 10 s/d 1. Tujuannya adalah memberikan penyuluhan kepada perokok untuk berhenti secara alami. Klasifikasi tingkat 10 adalah yang paling berat, baik itu kadar tar, nikotin, dll. Setelah itu kita biasakan dengan rokok klasifikasi 9, 8, 7, dst., akhirnya klasifikasi tingkat-1, yaitu rokok yang paling ringan. Kalau sudah terbiasa menghisap rokok klasifikasi-1, tidak merokok sama sekali pun kita bisa.
* Tempat-tempat merokok disediakan bagi perokok hampir di pusat-pusat kota
* Merokok sambil berjalan bisa didenda 5000 yen/ 400 rebu di tempat!
* Awal 2009, dikabarkan harga rokok akan naik berlipat-lipat, dari 300 yen menjadi 900 yen. Dijamin, gaji akan habis kalau nekad beli rokok tiap hari.
Semua karena pemerintah peduli kepada warganya.
Jepang Terapkan
Kebijakan Tegas Melawan Rokok
Masalah
rokok memang menjadi dilemma di negeri ini. Bagaimana tidak, produk “pembunuh”
tersebut menghidupi jutaan orang dan menjadi salah satu sumber pendapatan
negara terbesar. Tapi barangkali kita perlu meniru Pemerintah Jepang yang
berani menaikkan pajak tembakau untuk meningkatkan pendapatan negara sekaligus
mengurangi kebiasaan merokok.
Dari segi komposisi konsumsi, sebenarnya Jepang
merupakan pasar rokok terbesar keempat dunia. Meskipun demikian, parlemen
Jepang tidak takut untuk menaikkan tarif pajak sebesar 3,5 yen (USD 0,04) per
batang mulai 1 Oktober tahun 2010. Rencana menaikkan pajak tembakau ini
merupakan yang pertama kalinya dalam 4 tahun terakhir.
Adapun perusahaan tembakau akan dikenakan bea tambahan 1,5 yen per batang. Dengan demikian, harga sebungkus rokok yang berisi 20 batang rata-rata naik 100 yen atau 33%, sampai 400 yen. Presiden Japan Tobacco Hiroshi Kimura, pabrik rokok publik terbesar ketiga di dunia, menegaskan kemungkinan kenaikan harga lebih tinggi dari pengenaan pajak untuk menutup penurunan tingkat merokok.
Menurut kementerian kesehatan, tingkat merokok pria Jepang akan turun sampai 27,1% jika harga sebungkus naik menjadi 500 yen. Data terakhir menyebutkan bahwa tingkat merokok para pria di Jepang sebelumnya berhasil turun menjadi 36,8% pada 2008 dari 46,8% pada 2003. Dan sekitar 9,1% jumlah wanita perokok di negara itu, turun dari 11,3% pada 2003.
Kenaikan pajak yang terbesar sejak privatisasi Japan Tobacco Inc pada 1985 ini, merupakan bagian dari rencana PM Yukio Hatoyama untuk mengurangi rokok dan membatasi biaya asuransi kesehatan. Hatoyama menegaskan, pajak tembakau lebih ditujukan untuk kesehatan daripada menggenjot pendapatan pemerintah.
“Pemerintah kemungkinan akan tetap menaikkan pajak agar masyarakat berhenti merokok,” kata Mitsuo Shimizu, analis pasar Cosmo Securities Co di Tokyo. Kenaikan pajak itu merupakan yang kelima sejak 1985. Untuk yang keempat sebelumnya pada kisaran 0,82 yen dan 0,9 yen per batang.
Kementerian Keuangan menjelaskan, pemerintah pusat dan daerah masing-masing mendapatkan sekitar 1 triliun yen dari pendapatan pajak tembakau. Meski begitu, Hatoyama masih butuh cara untuk mendapatkan dana guna membantu rumah tangga yang berpenghasilan rendah.
Efek samping dari peningkatan pajak tembakau ini memang cukup signifikan. Japan Tobacco bahkan berencana menutup tiga pabrik rokok di negara itu sampai dengan Maret 2011 akibat lemahnya permintaan. Presiden Kimura menegaskan kenaikan pajak tersebut makin memicu perusahaan untuk melakukan restrukturisasi.
Hingga saat ini Japan Tobacco telah mengantongi 52% pendapatan dari penjualan rokok di Jepang selama 6 bulan yang berakhir 30 September antara lain dari produk Mild Seven serta Benson & Hedges. Sekitar 41% penjualan diekspor ke pasar luar negeri.
Volume konsumsi rokok di Jepang sendiri merupakan yang terbesar keempat setelah China, AS, dan Rusia bila mengacu dari data 2007. Harga sebungkus rokok Camel dari Inggris yang berisi 20 batang bisa mencapai sebesar 320 yen di Jepang atau sepertiga lebih mahal dari harga aslinya.
Dengan pajak yang tinggi, animo masyarakat Jepang terhadap rokok diharapkan turun secara alami, dan masyarakat semakin sadar akan budaya hidup sehat. “Saya akan secara proaktif berhenti merokok karena pengenaan pajak baru itu. Ini tanda-tanda selain larangan merokok di tempat umum,” kata Masato Takano, 36, pemilik restoran di Tokyo. (dni/ap/ifb)
Adapun perusahaan tembakau akan dikenakan bea tambahan 1,5 yen per batang. Dengan demikian, harga sebungkus rokok yang berisi 20 batang rata-rata naik 100 yen atau 33%, sampai 400 yen. Presiden Japan Tobacco Hiroshi Kimura, pabrik rokok publik terbesar ketiga di dunia, menegaskan kemungkinan kenaikan harga lebih tinggi dari pengenaan pajak untuk menutup penurunan tingkat merokok.
Menurut kementerian kesehatan, tingkat merokok pria Jepang akan turun sampai 27,1% jika harga sebungkus naik menjadi 500 yen. Data terakhir menyebutkan bahwa tingkat merokok para pria di Jepang sebelumnya berhasil turun menjadi 36,8% pada 2008 dari 46,8% pada 2003. Dan sekitar 9,1% jumlah wanita perokok di negara itu, turun dari 11,3% pada 2003.
Kenaikan pajak yang terbesar sejak privatisasi Japan Tobacco Inc pada 1985 ini, merupakan bagian dari rencana PM Yukio Hatoyama untuk mengurangi rokok dan membatasi biaya asuransi kesehatan. Hatoyama menegaskan, pajak tembakau lebih ditujukan untuk kesehatan daripada menggenjot pendapatan pemerintah.
“Pemerintah kemungkinan akan tetap menaikkan pajak agar masyarakat berhenti merokok,” kata Mitsuo Shimizu, analis pasar Cosmo Securities Co di Tokyo. Kenaikan pajak itu merupakan yang kelima sejak 1985. Untuk yang keempat sebelumnya pada kisaran 0,82 yen dan 0,9 yen per batang.
Kementerian Keuangan menjelaskan, pemerintah pusat dan daerah masing-masing mendapatkan sekitar 1 triliun yen dari pendapatan pajak tembakau. Meski begitu, Hatoyama masih butuh cara untuk mendapatkan dana guna membantu rumah tangga yang berpenghasilan rendah.
Efek samping dari peningkatan pajak tembakau ini memang cukup signifikan. Japan Tobacco bahkan berencana menutup tiga pabrik rokok di negara itu sampai dengan Maret 2011 akibat lemahnya permintaan. Presiden Kimura menegaskan kenaikan pajak tersebut makin memicu perusahaan untuk melakukan restrukturisasi.
Hingga saat ini Japan Tobacco telah mengantongi 52% pendapatan dari penjualan rokok di Jepang selama 6 bulan yang berakhir 30 September antara lain dari produk Mild Seven serta Benson & Hedges. Sekitar 41% penjualan diekspor ke pasar luar negeri.
Volume konsumsi rokok di Jepang sendiri merupakan yang terbesar keempat setelah China, AS, dan Rusia bila mengacu dari data 2007. Harga sebungkus rokok Camel dari Inggris yang berisi 20 batang bisa mencapai sebesar 320 yen di Jepang atau sepertiga lebih mahal dari harga aslinya.
Dengan pajak yang tinggi, animo masyarakat Jepang terhadap rokok diharapkan turun secara alami, dan masyarakat semakin sadar akan budaya hidup sehat. “Saya akan secara proaktif berhenti merokok karena pengenaan pajak baru itu. Ini tanda-tanda selain larangan merokok di tempat umum,” kata Masato Takano, 36, pemilik restoran di Tokyo. (dni/ap/ifb)
Saya baru saja mengurus visa untuk pergi ke Jepang. Sama
seperti visa ke tempat lain, visa ini bisa didapat di Kedubes masing-masing
negara Karena saya berada di Jogja, saya berada dalam wilayah Konsulat Jenderal
Jakarta. Kedubes Jepang yang berada di Jakarta
terletak di Dekat Bundaran HI (dari halte busway tinggal jalan sedikit saja).
Karena saya bukan PNS, saya tidak bisa memakai paspor biru. Sehingga untuk keperluan pergi kali ini, saya menggunakan paspor hijau yang sudah saya buat sekitar 2,5 tahun yang lalu.
Syarat pengurusan visa kemarin yang harus saya penuhi adalah:
Karena saya bukan PNS, saya tidak bisa memakai paspor biru. Sehingga untuk keperluan pergi kali ini, saya menggunakan paspor hijau yang sudah saya buat sekitar 2,5 tahun yang lalu.
Syarat pengurusan visa kemarin yang harus saya penuhi adalah:
- Paspor
- Fotokopi KTP
- Form permohonan visa (bisa didownload di sini) yang ditempeli foto 4 x 4,5 cm
- Rencana perjalanan (Iterinary, bisa didownload di sini)
- Notice of Acceptance (dalam hal ini, dari JICA)
- Surat keterangan bekerja (saya meminta dari rektorat untuk ini)
Poin terakhir
merupakan poin yang memerlukan waktu cukup lama untuk mencarinya..
Dana yang harus disediakan untuk pembuatan visa ini adalah Rp. 250.000,00 (namun karena saya mengikuti kegiatan JICA, tidak dipungut biaya untuk hal ini)
Kemudian setelah berkas dimasukkan (hanya diterima jam 08.30 - 12.00) hari kamis, visa bisa keluar pada hari selasa (3 hari kerja, namun untuk paspor biru bisa hanya 1 hari kerja). Kemudian setelah saya mengambil visa, saya mengambil tiket ke kantor JAL.
Alhamdulillah, persiapan sudah selesai.
Tunggu dulu.
Hanya berbagi pengalaman saja. Ada beberapa hal yang bisa menjadi masalah dalam pengurusan visa di Kedubes Jepang (mungkin di Kedubes negara lain juga). Hal ini sesuai dengan pengalaman orang-orang di sekitar saya.
yang pertama, konsistensi nama. Nama kita sedapat mungkin jangan sampai berubah baik dari akte, kartu keluarga, KTP, paspor, dan pemesanan tiket. Hal ini harus digarisbawahi. Ketika terdapat perbedaan nama, maka Kedutaan tidak akan melanjutkan pengurusan visa kita.
Sebagai contoh, Ibu-Ibu yang bersama saya kemarin. Beliau sudah beberapa kali pergi ke Jepang. Lalu beberapa bulan yang lalu, beliau menjalankan umroh di Arab Saudi. Menurut cerita beliau, saat di Kedubes Arab Saudi, karena nama beliau hanya terdiri dari satu kata, maka diminta menambahkan nama suami di belakang nama beliau saat pengajuan visa. Nama beliau di paspor tidak berubah. Namun di lembar endorsement pada paspor, terdapat cap dari Kedubes Arab Saudi yang tertera nama beliau yang ditambahi nama suaminya.
Kedubes Jepang mempermasalahkan perbedaan nama tersebut, dan tidak mau meneruskan proses visa Ibu-Ibu tersebut.
Salah satu contoh lain, Bapak saya kemarin juga hampir bermasalah saat pengurusan visa ke Italia, karena nama Bapak saya di Kartu Keluarga dan KTP hanya terdiri dari satu kata. Namun dahulu kala, saat Bapak saya pertama kali akan pergi ke Jepang, beliau diminta menambahkan nama keluarga oleh Kedutaan saat itu. Sehingga Bapak saya menambahkan nama Kakek saya di belakang.
Sehingga banyak orang yang mengenal nama Bapak saya dalam dua kata (termasuk orang yang memesankan tiket untuk Bapak saya). Saat nama yang tertera di tiket berbeda dengan paspor maupun KTP, maka Kedubes tidak akan mau melanjutkan proses pengurusan visa. Untung saja, tiket bisa dibooking ulang dengan nama yang berbeda.
Sehingga jangan lupa, konsistensi nama dalam administrasi sangat penting (termasuk ejaannya)
Hal kedua yang harus diperhatikan (dan menurut saya ini sangat sensitif) mengenai foto. Kedubes Jepang (dan beberapa Kedubes lain) mewajibkan foto dengan ketentuan yang telah mereka tentukan.
Mungkin hal ini tidak bermasalah untuk kita kaum pria. Namun untuk wanita yang menggunakan kerudung/jilbab, mereka diminta mengumpulkan foto tanpa menggunakan jilbab (khusus foto untuk keperluan visa. untuk paspor, foto berjilbab masih diperkenankan).
Peraturan ini mulai diberlakukan sejak heboh terorisme (terutama kejadian WTC) terdahulu. Tahun 2006, Ibu saya juga terbentur peraturan ini saat akan pergi ke Jepang. Tahun lalu, dosen senior di tempat saya juga harus menghadapi peraturan ini. Dan tahun ini, dosen UNY yang pergi bersama saya juga diwajibkan mengumpulkan foto tersebut.
Semoga pengalaman ini dapat menjadi pengetahuan bagi anda semua.
Kemudian untuk judul kedua.
Saat pengurusan visa, saya menggunakan kereta untuk transportasi ke Jakarta. Kereta merupakan transportasi favorit saat ini, karena harga tiketnya tidak naik setelah kenaikan BBM (kendaraan lain, bahkan travel sekalipun menaikkan tarif mereka).
Saya pulang dari Jakarta hari jumat malam. Seperti kita ketahui, jumat malam merupakan peak load dari kereta jalur Jakarta-Jogja. Karena biasanya pada saat weekend, orang yang bekerja di Jakarta dan berdomisili di Jogja melakukan ritual mudik untuk bertemu keluarga.
Sehingga di dalam kereta (saya naik kelas bisnis) penuh sesak sampai-sampai orang yang berada di gang pun tidak bisa duduk di bawah. Saya sendiri membeli tiket duduk. Sedang mereka yang berdiri itu membeli tiket berdiri (padahal harganya sama lho. Wah, perjuangan). Bahkan di dalam kereta ada yang membawa sepeda (kata teman saya, kalau di kelas ekonomi bahkan ada ayam dan kambing).
Namun hal-hal itu sama sekali tidak saya permasalahkan.
Namun yang saya permasalahkan: rokok!! Karena tidak ber-AC, sehingga pengendara kereta banyak sekali yang menyalakan api rokok di dalam kereta. Terkadang asap mengepul bagaikan kabut. Benar-benar menyebalkan.
Kadang mereka mengatakan : "ini kan hak saya untuk menghisap asap rokok, walaupun saya tau ini merugikan saya". begitu ya? tapi kan saya juga punya hak untuk tidak menghirup asap buangan rokok anda!!
Jepang
Naikkan Pajak Rokok JPY 2 per BatangDana yang harus disediakan untuk pembuatan visa ini adalah Rp. 250.000,00 (namun karena saya mengikuti kegiatan JICA, tidak dipungut biaya untuk hal ini)
Kemudian setelah berkas dimasukkan (hanya diterima jam 08.30 - 12.00) hari kamis, visa bisa keluar pada hari selasa (3 hari kerja, namun untuk paspor biru bisa hanya 1 hari kerja). Kemudian setelah saya mengambil visa, saya mengambil tiket ke kantor JAL.
Alhamdulillah, persiapan sudah selesai.
Tunggu dulu.
Hanya berbagi pengalaman saja. Ada beberapa hal yang bisa menjadi masalah dalam pengurusan visa di Kedubes Jepang (mungkin di Kedubes negara lain juga). Hal ini sesuai dengan pengalaman orang-orang di sekitar saya.
yang pertama, konsistensi nama. Nama kita sedapat mungkin jangan sampai berubah baik dari akte, kartu keluarga, KTP, paspor, dan pemesanan tiket. Hal ini harus digarisbawahi. Ketika terdapat perbedaan nama, maka Kedutaan tidak akan melanjutkan pengurusan visa kita.
Sebagai contoh, Ibu-Ibu yang bersama saya kemarin. Beliau sudah beberapa kali pergi ke Jepang. Lalu beberapa bulan yang lalu, beliau menjalankan umroh di Arab Saudi. Menurut cerita beliau, saat di Kedubes Arab Saudi, karena nama beliau hanya terdiri dari satu kata, maka diminta menambahkan nama suami di belakang nama beliau saat pengajuan visa. Nama beliau di paspor tidak berubah. Namun di lembar endorsement pada paspor, terdapat cap dari Kedubes Arab Saudi yang tertera nama beliau yang ditambahi nama suaminya.
Kedubes Jepang mempermasalahkan perbedaan nama tersebut, dan tidak mau meneruskan proses visa Ibu-Ibu tersebut.
Salah satu contoh lain, Bapak saya kemarin juga hampir bermasalah saat pengurusan visa ke Italia, karena nama Bapak saya di Kartu Keluarga dan KTP hanya terdiri dari satu kata. Namun dahulu kala, saat Bapak saya pertama kali akan pergi ke Jepang, beliau diminta menambahkan nama keluarga oleh Kedutaan saat itu. Sehingga Bapak saya menambahkan nama Kakek saya di belakang.
Sehingga banyak orang yang mengenal nama Bapak saya dalam dua kata (termasuk orang yang memesankan tiket untuk Bapak saya). Saat nama yang tertera di tiket berbeda dengan paspor maupun KTP, maka Kedubes tidak akan mau melanjutkan proses pengurusan visa. Untung saja, tiket bisa dibooking ulang dengan nama yang berbeda.
Sehingga jangan lupa, konsistensi nama dalam administrasi sangat penting (termasuk ejaannya)
Hal kedua yang harus diperhatikan (dan menurut saya ini sangat sensitif) mengenai foto. Kedubes Jepang (dan beberapa Kedubes lain) mewajibkan foto dengan ketentuan yang telah mereka tentukan.
Mungkin hal ini tidak bermasalah untuk kita kaum pria. Namun untuk wanita yang menggunakan kerudung/jilbab, mereka diminta mengumpulkan foto tanpa menggunakan jilbab (khusus foto untuk keperluan visa. untuk paspor, foto berjilbab masih diperkenankan).
Peraturan ini mulai diberlakukan sejak heboh terorisme (terutama kejadian WTC) terdahulu. Tahun 2006, Ibu saya juga terbentur peraturan ini saat akan pergi ke Jepang. Tahun lalu, dosen senior di tempat saya juga harus menghadapi peraturan ini. Dan tahun ini, dosen UNY yang pergi bersama saya juga diwajibkan mengumpulkan foto tersebut.
Semoga pengalaman ini dapat menjadi pengetahuan bagi anda semua.
Kemudian untuk judul kedua.
Saat pengurusan visa, saya menggunakan kereta untuk transportasi ke Jakarta. Kereta merupakan transportasi favorit saat ini, karena harga tiketnya tidak naik setelah kenaikan BBM (kendaraan lain, bahkan travel sekalipun menaikkan tarif mereka).
Saya pulang dari Jakarta hari jumat malam. Seperti kita ketahui, jumat malam merupakan peak load dari kereta jalur Jakarta-Jogja. Karena biasanya pada saat weekend, orang yang bekerja di Jakarta dan berdomisili di Jogja melakukan ritual mudik untuk bertemu keluarga.
Sehingga di dalam kereta (saya naik kelas bisnis) penuh sesak sampai-sampai orang yang berada di gang pun tidak bisa duduk di bawah. Saya sendiri membeli tiket duduk. Sedang mereka yang berdiri itu membeli tiket berdiri (padahal harganya sama lho. Wah, perjuangan). Bahkan di dalam kereta ada yang membawa sepeda (kata teman saya, kalau di kelas ekonomi bahkan ada ayam dan kambing).
Namun hal-hal itu sama sekali tidak saya permasalahkan.
Namun yang saya permasalahkan: rokok!! Karena tidak ber-AC, sehingga pengendara kereta banyak sekali yang menyalakan api rokok di dalam kereta. Terkadang asap mengepul bagaikan kabut. Benar-benar menyebalkan.
Kadang mereka mengatakan : "ini kan hak saya untuk menghisap asap rokok, walaupun saya tau ini merugikan saya". begitu ya? tapi kan saya juga punya hak untuk tidak menghirup asap buangan rokok anda!!
Harian Kontan, 21 Desember 2009
TOKYO. Jepang kemungkinan akan menaikkan pajak tembakau sebesar JPY 2 atau lebih.
Harian bisnis Nikkei melaporkan, saat ini tim panel perpajakan pemerintah Jepang tengah mempertimbangkan kenaikan pajak tembakau sekitar JPY 2 per batang rokok.
Saat ini pemerintah Jepang tengah mencari cara untuk mendanai bujet fiskal pada tahun depan, setelah mereka memutuskan untuk membatasi penerbitan obligasi hanya sebesar JPY 44 triliun.
Rencana kebijakan pemerintah ini telah menyebabkan saham produsen rokok di Jepang yakni Japan Tobacco turun hingga 0,7% menjadi JPY 293.400. Produsen rokok ini berencana menaikkan harga sebesar JPY 1 per batang sebagai kompensasi atas perkiraan menurunya penjualaan. Sumber kantor berita Nikkei bilang, ini berarti total kenaikan harga rokok nantinya mencapai JPY 3 per batang.
Menurut perhitungan Departemen Keuangan Jepang, setiap kenaikan pajak rokok sebesar JPY 1 per batang, akan menghasilkan penerimaan negara sebesar JPY 136 miliar atau setara dengan US$ 1,5 miliar.
Japan Tobacco merupakan bekas perusahaan milik negara yang memiliki monooli di Jepang. Mereka mengontrol pasar di Jepang sekitar 65%. Saat ini kepemilikan pemerintah di perusahaan ini tinggal
Cara Kreatif Mengharamkan Rokok ala Jepang
Informasi ini sekedar menunjukkan bentuk kepedulian Jepang akan kesehatan dan kenyamanan warganya.* Tahun 2004, Pemerintah Jepang menaikan harga rokok. Dengan dinaikannya rokok, tidak menyebabkan ongkos bus, taksi menjadi naik.
* Tahun 2007 akhir, Pemerintah Jepang memasang larangan merokok di semua taksi di Jepang, tidak terkecuali untuk pengemudinya. Kalau di Indonesia, penumpang mengalah kepada sopir taksi yang merokok.
- Tahun
2008, Pemerintah Jepang mengeluarkan kartu “Taspo”, yaitu semacam SIK
(Surat Ijin Merokok), dengan tujuan anak di bawah umur 20 tahun tidak
boleh merokok. Masing-masing perokok wajib terdaftar sebagai perokok dan
wajib memiliki kartu tersebut. Kartu Taspo ini sangat sakti. Mesin penjual
rokok atau toko tidak akan menjual rokoknya kepada yang tidak memiliki
kartu ini.
* Kartu ini juga akan mendeteksi presentase pengguaan rokok per bulan dalam hitungan grafik, yang berhubungan dengan kesehatan dunia dan sebagainya.
* Rokok di Jepang dibuatkan semacam klasifikasi dari 10 s/d 1. Tujuannya adalah memberikan penyuluhan kepada perokok untuk berhenti secara alami. Klasifikasi tingkat 10 adalah yang paling berat, baik itu kadar tar, nikotin, dll. Setelah itu kita biasakan dengan rokok klasifikasi 9, 8, 7, dst., akhirnya klasifikasi tingkat-1, yaitu rokok yang paling ringan. Kalau sudah terbiasa menghisap rokok klasifikasi-1, tidak merokok sama sekali pun kita bisa.
* Tempat-tempat merokok disediakan bagi perokok hampir di pusat-pusat kota
* Merokok sambil berjalan bisa didenda 5000 yen/ 400 rebu di tempat!
* Awal 2009, dikabarkan harga rokok akan naik berlipat-lipat, dari 300 yen menjadi 900 yen. Dijamin, gaji akan habis kalau nekad beli rokok tiap hari.
Kebiasaan merokok perlu mendapat tindakan tegas agar dampak global warming berkurang, tidak mati muda, berkurangnya perokok pasif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar