Selasa, 20 Agustus 2013




BENTŌ
(弁当atauべんとう)


1.  PENGERTIAN BENTŌ
Bentō (弁当 atau べんとう ?) atau o-bentō adalah istilah bahasa Jepang untuk bekal makanan berupa nasi berikut lauk-pauknya yang dikemas praktis dan bisa dibawa dan dimakan di tempat lain. Seperti halnya nasi bungkus, bentō bisa dimakan sebagai makan siang, makan malam, atau bekal piknik.
Bentō biasanya dikemas untuk porsi satu orang, walaupun dalam arti luas bisa berarti makanan bekal untuk kelompok atau keluarga. Bento dibeli atau disiapkan sendiri di rumah. Ketika dibeli, bentō sudah dilengkapi dengan sumpit sekali pakai, berikut penyedap rasa yang disesuaikan dengan lauk, seperti kecap asin atau saus uster dalam kemasan mini.
Ciri khas bentō adalah pengaturan jenis lauk dan warna agar sedap dipandang serta mengundang selera. Kemasan bento selalu memiliki tutup, dan wadah bentō bisa berupa kotak atau nampan segi empat dari plastik, kotak roti, atau kotak kayu kerajinan tangan yang dipernis. Ibu rumah tangga di Jepang dianggap perlu terampil menyiapkan bentō, walaupun bentō bisa dibeli di mana-mana.
Bentō biasanya banyak dijual di dalam gerbong kereta api ataupun di stasiun subway. Tempat lainnya untuk membeli obento adalah section khusus makanan di berbagai department store. Harga satu paket obento berkisar antara ¥800 – ¥1,500 yang biasanya terdiri atas sepotong daging (ikan atau ayam), beberapa variasi snack kecil, nasi putih dan acar sayuran khas Jepang. Obento Sushi juga merupakan varian lainnya yang bisa Anda beli dengan harga relatif murah.
2.  SEJARAH BENTŌ
Bentō pertama kali dibuat pada akhir zaman Kamakura, tepatnya pada abad 14 ketika masyarakat Jepang mengetahui cara memasak nasi kering yang dikenal dengan nama hoshii. Hoshii adalah nasi yang dapat dimakan setelah dimasak dengan air yang kemudian dimasukkan ke dalam kantong kecil. Tapi, istilah bentō digunakan pada abad 16 ketika Oda Nobunaga (1534-1582) memberi makan orang-orang yang ada di istananya satu persatu. Bentō berkembang di Jepang pada zaman Edo (1603-1867) yang damai. Para pelancong membawa bentō yang isinya onigiri (nasi kepal) di dalam kotak anyaman bambu. Pada waktu itu, bentō biasanya dimakan di antara maku (babak) pada pertunjukan kabuki dan noh. Bentō jenis ini disebut makuuchi bentō yang sangat populer saat itu.
Dewasa ini, anak-anak pergi ke sekolah membawa bentō. Para karyawan juga membawa bentō ke kantor. Pada zaman Meiji (1868-1912), ekibentō (bentō stasiun/ perbekalan yang dijual di stasiun) atau yang lebih dikenal dengan sebutan ekiben dijual untuk pertama kali. Ekiben pertama isinya onigiri dan aprikot yang dijual di stasiun Utsunomiya, perfektur Tochigi. Saat ini, ekiben masih populer dan isinya pun bermacam-macam. Sejak zaman Taisho (1912-1926), bentōō alumunium yang mudah dibersihkan. Kecendrungan orangtua yang ingin anaknya makan makanan yang higienis pun membuat orang tua mewajibkan anaknya membawa bentō ke sekolah. Penemuan mikrowave di tahun 1980-an juga menyebabkan bentō semakin mudah ditemukan di toserba-toserba.   semakin memasyarakat di Jepang, terlebih lagi sejak munculnya kotak bent
3.  CARA MEMBUAT BENTŌ
Dalam membuat bentō makanan harus dimasak dengan baik agar rasa dan warnanya tidak berubah. Makanan-makanan yang mudah basi sebaiknya tidak dijadikan bentō, begitu juga makanan yang mengandung banyak cairan karena dapat mengkontaminasi makanan lain. Hal lain yang mesti diperhatikan dalam pembuatan bentō ini adalah cara penyusunan makanan dalam kotak bentō. Bentō harus disusun sedemikian rupa agar sedap dipandang mata dan komposisi warna makanan pun harus dapat menimbulkan nafsu makan ketika tutup kotak bentō pertama kali dibuka. Ini sesuai dengan salah satu ungkapan yang berbunyi, “Nihon Ryouri wa Me Me Taberu”. Artinya, “Makanan Jepang dimakan dengan Mata”. Bentō umumnya terdiri atas nasi, lauk, sayuran dan sejenis acar. Perbandingan nasi, lauk, sayuran dan acar untuk bentō itu adalah 4:3:2:1. Namun, semua makanan pada dasarnya dapat dijadikan bentō.

4.  JENIS-JENIS BENTŌ
Banyak sekali jenis bentō, hal itu tergantung dari isinya, tempat bentō itu dijual dan waktu bentō itu dimakan. Di antaranya yang paling terkenal adalah:
a)   Chuka Bentō
  Chuka Bentō adalah bentō yang isinya masakan China yang berfungsi sebagai peransang selera. Bentō ini muncul sejak China mulai membuat masakan dingin dan juga dikenal sebagai makanan kecil tengah malam.
b)   Kamaneshi Bentō
   Kamaneshi Bentō adalah bentō yang dijual di stasiun-stasiun di perfektur Nagano. Kotak bentō ini terbuat dari tanah liat dan merupakan salah satu souvenir unik dari perfektur Nagano.
c)    Makunouchi Bentō
Makunouchi Bentō adalah bentō yang dimakan di antara maku (babak) pada pertunjukan kabuki dan noh yang isinya nasi, asinan umeboshi, salmon bakar dan telur gulung.
d)   Noriben
   Noriben adalah bentō paling sederhana yang isinya nasi yang dilumuri kecap bercampur rumput laut.
e)    Sake Bentō
   Sake Bentō adalah bentō yang makanan utamanya irisan salmon bakar.
f)    Shidashi Bentō
  Shidashi Bentō adalah bentō yang dibuat di restoran yang dipesan pada waktu makan siang. Bentō ini biasanya dimakan pada acara yang dihadiri oleh banyak orang seperti pesta atau upacara kematian. Bentō ini isinya makanan tradisional Jepang seperti tempura, nasi dan sejenis acar. Shidashi Bentō ini juga ada yang dikemas dengan gaya Eropa.
g)   Shushizume
   Sushizume adalah bentō yang isinya sushi sesuai dengan makna katanya.
h)   Hayaben
   Hayaben adalah bentō pembuka, yaitu bentō yang dimakan pada saat makan siang yang dilanjutkan dengan makanan lain sesudahnya.
i)     Hokaben
    Hokaben adalah sejenis bentō yang dijual toko waralaba ‘Hokka Hokka Tei’.
j)     Reito Mikan
   Reito Mikan adalah bentō yang dijual di atas kereta api yang isinya jeruk China dingin. Reito Mikan ini adalah bentō berisi makanan penutup yang dijual di kereta api.
k)   Hinomaru Bentō
      Hinomaru Bentō adalah nama yang diberikan untuk bentō berisi nasi putih yang di tengah-tengahnya ada umemoshi. Nama Hinomaru Bentō ini diambil dari nama bendera Jepang yang berwarna putih dengan lingkaran merah di tengah-tengahnya. Bentō ini populer setelah perang dunia II karena Jepang kekurangan makanan dan bentō berfungsi sebagai propaganda hidup hemat pada masa itu.

Tidak ada komentar: