Senin, 26 Agustus 2013

LEGENDA DARI JEPANG NHK

  • Legenda dari Jepang
    GUNUNG KACHI_KACHI 
     

    ANN:
    Kita kembali bersama Roger Pulvers. Cerita ini sangat menarik dan sangat berciri Jepang. Pulvers dulu pernah menerjemahkan banyak cerita-cerita Jepang. Tapi bagaimana kesannya saat ini?
    Roger:
    Penerjemahan itu selalu sangat sulit. Kita harus menggambarkan alur cerita itu dengan benar.
     
    Cerita-cerita ini mungkin sudah berusia ratusan tahun dan diceritakan oleh orang tua kepada anak, atau beredar di kalangan kelompok-kelompok tertentu. Jadi dalam narasinya ada alur yang bisa memikat hati pendengarnya. Jadi hal terpenting dalam penerjemahan adalah bagaimana supaya terdengar alami. Agar orang yang mendengarkan cerita ini dalam bahasanya sendiri akan mendapatkan perasaan yang sama dengan orang Jepang yang mendengar cerita ini dalam bahasa Jepang.
    ANN:
    Cerita ini diterjemahkan lagi dari bahasa Inggris ke bahasa Anda. Saya pikir semua penerjemah serial cerita ini bisa berbagi perasaan dan pemikiran. Lalu kita bisa tanyai mereka tentang kesulitan menerjemahkan budaya Jepang kepada dunia agar mudah dipahami.
    Roger:
    Cerita ini dan banyak cerita-cerita rakyat lainnya cenderung disampaikan apa adanya, penuh imajinasi, menarik dan saya pikir bisa dipahami oleh siapapun.
    Cerita-cerita rakyat ini, khususnya yang satu ini memiliki nilai universal. Ada pesan moral yakni menangnya kebaikan atas kejahatan. Ini pola yang ditemui dalam cerita-cerita rakyat kita baik di Afrika maupun Amerika Latin atau dimanapun. Saya pikir polanya semua sama.
     
    • Sinopsis

      Berabad-abad lalu, seorang kakek sedang bekerja di ladang, ketika muncul seekor tanuki atau anjing rakun tua yang menjarah hasil panenannya. Jadi sang kakek pun memasang jebakan untuk menangkap dan membawa hewan itu pulang. Tapi hewan yang licik itu ternyata membawa masalah. Karena merasa sedih atas nasib si kakek, seekor kelinci putih muncul dan berjanji untuk membalaskan dendam pada tanuki. Rencana kelinci itu dimulai dengan menipu tanuki untuk bersama-sama pergi ke Gunung Kachi-kachi.

      Analisis oleh Yuko Matsumura dari Universitas Seitoku

      Kisah Gunung Kachi-kachi sering disebut-sebut dalam teks-teks dari jaman Edo (1603-1868) dan kemungkinan sudah ada saat itu.
      Bagian pertama cerita Gunung Kachi-kachi menggambarkan seekor tanuki atau anjing rakun yang lepas dari tangkapan lalu membunuh seorang nenek. Bagian kedua menceritakan bagaimana kelinci membalas dendam atas pembunuhan itu.
      Beberapa versi mungkin hanya menceritakan satu bagian dari cerita itu. Latar cerita yang berada di antara sebuah ladang dan gunung, mungkin berakar dari konflik-konlik territorial antara manusia dan hewan di dunia nyata. Konflik itu benar-benar urusan hidup dan mati.
      Kelinci membunuh tanuki karena tanuki membunuh si nenek. Ini dianggap sebagai hal setimpal dan menunjukkan bahwa nyawa manusia dianggap sama dengan hewan.
      Orang Jepang sekarang menganggap kelinci itu mahluk yang lucu, tapi dalam cerita-cerita rakyat Amerika Utara dan Afrika, kelinci digambarkan sebagai pencuri yang licik yang mengganggu kedamaian. Kelinci digambarkan sebagai hewan bermuka dua yang penipu, dan dalam kisah Gunung Kachi-kachi juga ditemukan adanya gambaran itu.
     

Tidak ada komentar: