Senin, 26 Agustus 2013

LEGENDA DARI JEPANG NHK

Urashima

 

Wawancara dengan Arthur Binard

  • ANN:
    Arthur Binard kembali bersama kita untuk menjelaskan tentang unsur penting dalam proses terjemahan cerita tadi.
    Binard:
    Unsur penting dalam cerita tadi adalah Sang Kura-kura. Saya merasakan ini ketika pertama kali membaca cerita ini. Malah setelah menerjemahkannya saya lebih yakin bahwa kura-kura adalah kunci dalam cerita ini.
     
    Kura-kura itu membuat segala hal jadi mungkin. Ada orang yang ingin makan daging kura-kura, dan ada yang ingin cangkangnya untuk dibuat macam-macam. Tapi saya pikir dalam cerita Urashima ini, kura-kura itulah yang membuat kita bisa berempati dengan Urashima Taro.
    ANN:
    Menurut Binard dalam cerita ini hewan yang pergi bersama Urashima Taro memang harus kura-kura dan tidak bisa dengan hewan laut lain. Kenapa begitu?
    Binard:
    Ya rasanya tidak bisa. Siapa yang misalnya mau naik ke punggung ikan hiu? Saya rasa kura-kura laut itu hewan yang bisa dipercaya, hewan yang aman diduduki. Dalam tradisi oriental, kura-kura adalah lambang panjang umur. Bangau hidup 1000 tahun sama dengan 10.000 tahun bagi kura-kura. Jadi 10.000 tahun adalah masa cerita ini. Urashima pergi ke Istana Naga dan berpesta di dasar laut selama tiga bulan, menurutnya. Ternyata itu adalah 300 tahun.
    ANN:
    Binar juga menyebut tentang akhir cerita ini yang cukup mengejutkan bagi para pembaca.
     
     
    • Sinopsis

      Dahulu kala seorang nelayan bernama Urashima Taro menyelamatkan seekor kura-kura dari perbuatan jahat beberapa anak-anak. Beberapa hari kemudian kura-kura yang sudah beranjak besar itu kembali untuk mengundang si nelayan ke Istana Laut Dalam milik Raja Naga. Taro tiba di istana itu dengan naik di punggung kura-kura. Ia disambut oleh seorang putri cantik. Jauh di dasar laut Taro menikmati hidup yang mewah dan menyenangkan. Tapi semua itu tidak berlangsung lama..

      Analisis oleh Yuko Matsumura dari Universitas Seitoku

      Kisah Urashima atau Urashima Taro pertama kali ditulis pada awal abad ke-8. Cerita ini berkisah tentang seorang nelayan bernama Urashima yang menempuh perjalanan di bawah laut bersama seekor kura-kura yang kemudian menjelma menjadi seorang putrid yang dikenal dengan nama Otohime. Dalam versi aslinya, mereka tidak mengunjungi Istana Naga, melainkan pergi ke sebuah wilayah yang disebut Horai, tempat tinggal para pertapa gunung. Inilah tanah abadi dalam tradisi CIna dan jelas-jelas mencerminkan terjadinya pertukaran dengan budaya Cina.
      Dalam sebuah buku yang ditulis sekitar tahun 1700, seekor kura-kura yang diselamatkan oleh Urashima muncul dalam wujud seorang wanita dan kemudian mereka menjadi suami istri. Ini adalah kisah tentang balas budi. Tapi ketika Urashima membuka sebuah kotak terlarang, tiba-tiba ia menjadi tua dan berubah menjadi seekor bangau, lalu kemudian menjadi dewa, dan dipertemukan kembali dengan sang kura-kura.
      Cerita ini diterbitkan dalam buku-buku teks sekolah di tahun 1910 dan sejak itu diakui sebagai sebuah cerita rakyat standar Jepang. Mungkin karena mempertimbangkan para pembacanya yang masih muda, Urashima tidak lagi menikah dan si kura-kura serta Otohime digambarkan sebagai karakter yang berbeda.
      Kisah tentang dunia di bawah laut dimana waktu mengalir secara berbeda juga ditemui di Eropa. Diduga kisah Urashima mungkin telah menginpsirasi kisah fantasi perjalanan waktu modern.

Tidak ada komentar: