Bagian 1 Penulisan Buku
Penulisan Buku
Salah besar pertama yang harus dibuang adalah
pemikiran bahwa penerbitan merupakan dunia yang kejam dan sombong.
Anda dan penerbit adalah mitra kerja.
Jika Anda adalah penulis yang telah
memiliki naskah yang siap untuk diterbitkan, itu adalah “harta karun” yang
sangat dirindukan oleh para penerbit. Mereka sangat membutuhkan bahan baku dari
Anda agar proses produksi di perusahaan mereka dapat terus berlangsung sehingga
kelangsungan hidup perusahaan mereka dapat lebih terjamin.
Mengapa Saya Menulis Buku?
Jangan sekali-kali menulis buku hanya karena
tren.
Lebih baik menulis buku yang tidak
bergantung pada tren, bahkan kalau bisa melawan tren, seperti novel Laskar
Pelangi. Akibatnya, bisa saja naskah Anda ditolak mentah-mentah oleh penerbit
sebelum disentuh karena sudah tidak tren (kecuali jika Anda bisa menulis naskah
buku dalam waktu dua minggu atau empat hari, itu lain perkara)
Jika Anda menerbitkan buku hanya dengan tujuan
untuk mendapatkan royalty, lebih baik Anda berhenti saja menulis buku.
Sebab, jumlah penulis yang berhasil
kaya raya dari menulis buku masih bisa dihitung dengan jari. Tidak peduli buku
Anda laku atau tidak, tidak peduli berapa banyak uang yang Anda hasilkan dari
penerbitan buku Anda, hal paling berharga yang akan Anda dapatkan dari buku
Anda yang terbit bukanlah honor atau royalty, melainkan kredibilitas yang
disandangkan public secara sukarela kepada Anda. Contoh : Jika Anda menulis
buku tentang “cara merakit computer”, Anda akan segera mendapat gelar “ahli
perakitan computer.”
Tentang Jumlah Halaman
Dalam konteks buku, sebenarnya tidak
ada patokan yang pasti mengenai jumlah halaman. Pembatasan halaman biasanya
hanya berlaku di media cetak. Sebab, setiap media cetak, seperti Koran, tabloid
tentu punya jatah halaman yang terbatas. Kondisi seperti ini tidak berlaku di
dunia penerbitan buku. Mereka tidak mengenal istilah “keterbatasan halaman”.
Walaupun ada penerbit yang membuat aturan, misalnya naskah novel maksimal 100
halaman. Sebenarnya, ini bukan aturan yang baku. Namun, sebagai penulis pemula,
sebaiknya mematuhi aturan yang ada, berbeda denganpenulis yang sudah best
seller (Masalah jumlah halaman di dunia penerbitan itu sangat fleksibel, bisa
diatur dan dirundingkan. Jika pertimbangan media cetak dalam menentukan jumlah
halaman adalah keterbatasan tempat, penerbitan buku punya pertimbangan yang
berbeda. Biasanya, pertimbangan jumlah halaman pada penerbit buku lebih
berfokus pada hal-hal yang berhubungan dengan harga jual).
Buku Apa yang Harus Saya Tulis?
Mulailah segala sesuatunya dari hal-hal yang
paling Anda minati dan kuasai
Jika Anda memang menulis dengan tema
yang sesuai minat dan keahlian Anda, yakinlah bahwa ada begitu banyak ide yang
akan muncul dipikiran Anda. Anda pun akan paham bagaimana cara mengembangkan
ide tersebut, apa saja yang harus dibahas dll. Jangan merasa minder atau
menganggap sepele terhadap ide, sekecil atau sesederhana apa pun. Sebab, jika
Anda pintar menggarap dan mengemasnya menjadi sebuah naskah yang menarik,
insyaallah ide Anda akan menjadi sebuah buku yang luar biasa.
Persiapan Sebelum Memulai
1. Tentukan Jadwal Menulis
Jika Anda memang benar-benar ingin
menjadi penulis buku, singkirkanlah mitos “saya sibuk”. Sesibuk apa pun Anda,
cobalah luangkan waktu beberapa menit untuk menulis yang benar-benar sesuai
dengan kondisi dan preferensi Anda.
Inti dari masalah seperti ini adalah CINTA.
Jika Anda tidak mencintai dunia penulisan buku, kendala waktu dan sebagainya,
memang terasa sebagai beban yang amat mengganggu.
2. Menulislah dengan Passion
Mulislah dengan cara yang paling Anda sukai,
yang paling nyaman bagi diri Anda. Anda pun pasti memiliki passion atau gaya bahasa yang unik
dalam menulis. Jangan meniru passion orang lain. Be yourself! Setiap orang
berbeda dan unik. Ingatlah hal itu baik-baik.
1.
Tulislah
Hal-hal yang sesuai dengan Minat dan Keahlian Anda
Misalnya jangan menulis buku mengenai
kiat memelihara kuda, padahal ia justru tidak tahu apa pun mengenai kuda.
Jika menulis dengan cara seperti ini
maka :
- Semangat Anda untuk menyelesaikan
buku tersebut akan terus terjaga
- Anda tidak akan kehabisan ide untuk
ditulis
- Anda akan termotivasi untuk menulis
naskah yang sebaik mungkin
- Walaupun banyak kendala, Anda tidak
akan peduli karena Anda sedang mengerjakan sesuatu yang sangat Anda sukai dan
kuasai
- Besar kemungkinan buku tersebut akan
menjadi sebuah karya yang sangat berkualitas dan komprehensif
2.
Tentukan
Siapa Pembaca Buku Anda
Tentukanlah segmen yang
tepat untuk buku Anda. Segmen ini harus sangat spesifik. Contoh: “Buku ini
ditujukan bagi kalangan muda yang berasal dari kalangan jetset, kurang suka
membaca, hobi mejeng di mal, antisinetron, doyan acara music di televise, usia
mereka antara 12 antara 22 tahun.” Alhasil, Anda akan lebih focus dan terarah
dalam menulis
3.
Pastikan
Naskah Anda Layak Jual
Pastikan bahwa tema yang Anda tulis
memang benar-benar menarik bagi banyak orang.
Misalnya: Kiat mengatasi tawuran
antarsuporter sepak bola di Indonesia. Tema ini bisa diubah menjadi segmennya
lebih lebar, yaitu “Pengaruh tawuran antarsuporter sepakbola terhadap
perekonomian keluarga Anda dan cara mengatasinya.”
4.
Tentukan
Motivasi yang Jelas
Sejak awal Anda harus menentukan
motivasi yang spesifik. Jangan jadikan uang atau propularitas sebagai motivasi
utama karena uang atau popularitas hanyalah efek samping dari hal-hal yang
telah kita lakukan.
5.
Ide Harus
Orisinal
Usahakan agar ide penulisan buku Anda
benar-benar unik, orisinal dan segar. Menjiplak ide orang lain tidak
diperbolehkan, tetapi terinspirasi oleh tulisan tertentu adalah sah-sah saja. Walaupun
ide Anda muncul setelah membaca buku lain, yakinkan diri Anda bahwa Anda akan
menggarap naskah dengan konsep dan sudut pandang yang benar-benar berbeda.
6.
Kumpulkan
Referensi yang Memadai
Buku yang baik dan berkualitas
haruslah berisi data pendukung dan referensi yang kuat. Untuk buku jenis
nonfiksi, ini adalah keharusan. Untuk buku fiksi, seperti novel memang tidak
ada keharusan, namun ada baiknya diberi referensi dan data pendukung agar lebih
kualitasnya lebih baik, contoh lascar pelangi.
Proses Kreatif Penulisan Buku
1. Tentukan Ide
2. Tentukan Jenis Buku Anda
Apakah buku Anda berupa wacana dan
analisis ilmiah mengenai bisnis online?. Sejak awal, Anda harus benar-benar
membuat keputusan yang tepat. Sebab, setiap jenis buku akan berdampak pada kiat
dan format penulisan yang berbeda-beda
3. Tentukan Motivasi
4. Tentukan Segmen Pembaca
5. Tetapkan Asumsi-asumsi terhadap
Segmen yang Terpilih
Dari tema para pebisnis di kota besar
yang sudah familiar dengan internet, tetapi selama ini belum pernah merambah
dunia online karena belum menyadari potensi bisnis di sana dapat kita asumsikan
bahwa mereka
1. Sudah memiliki pengetahuan dan
pengalaman bisnis yang banyak sehingga kita tidak perlu lagi menulis bab khusus
mengenai pengenalan bisnis
2. Sudah mengenal internet. Setidaknya,
mereka memiliki alamat email dan berlangganan internet dari provider tertentu.
Oleh karena itu, kita tidak perlu lagi menulis bab khusus mengenai pengenalan
internet.
Dengan asumsi-asumsi seperti itu, kita bisa mempunyai
gambaran mengenai unsur apa saja yang sebaiknya ditulis, dan apa saja yang
sebaiknya tidak ditulis.
6. Kembangkan Ide Anda
Menerapkan konsep 5W+1H, yakni
what,who, when, where, why, How
7. Pelajari Buku yang Mirip
Melakukan penelitian terhadap
buku-buku sejenis. Datangilah toko buku, pelajarilah buku-buku yang mirip
dengan buku yang Anda buat. Simak bagaimana konsep penulisannya, sudut pandang
mana yang digunakan, bagaimana kelengkapan isinya, apa saja kelebihan dan
kekurangannya dsb. Setelah ketemu, mulailah menyusun konsep buku Anda yang
benar-benar berbeda dari buku-buku tersebut. Anda bisa menulis buku dengan
penjelasan analisis yang lebih komprehensif
8. Susunlah Outline Naskah
Anda bisa menggarap outline ini
sebagai kerangka karangan. Pemakaian kerangka karangan sebenarnya sangat
relatif, tergantung pada preferensi kita masing-masing. Jika kita merasa
terbantu oleh alat bantu yang bernama kerangka karangan itu, ya silakan
dipakai. Jika sebaliknya, maka jangan dipakai.
9. Kembangkan Outline Menjadi Tulisan
Ini adalah inti dari proses penulisan
buku.
Pengembangan Outline Menjadi Naskah
Buku
1. Terapkan Kiat Menulis Bebas
Agar dapat menulis, Anda perlu
menerapkan rahasia terbesar dalam proses menulis apa pun, Otak kanan dulu, baru otak Kiri. Mulailah menulis dengan penuh
kebebasan. Jangan hiraukan teori apa pun. Tuangkan semua ide Anda secara bebas,
sesuka Anda. Jangan pikirkan apa pun kecuali satu hal, “Pokoknya tulisan harus
selesai!”
Setelah tulisan selesai, silakan
istirahatkan otak kanan Anda. Biarkan otak kiri bekerja. Lalu, mulailah
berpikir. Ketika menggunakan otak kiri inilah, Anda bebas mengedit dan merevisi
tulisan Anda. Permaklah ia sehingga lebih bagus dan berkualitas.
PANTANGAN TERBESAR!. Jangan biarkan
otak kiri Anda ikut terlibat ketika otak kanan Anda masih sibuk bekerja. Dengan
kata lain, jangan mengedit atau merevisi tulisan Anda sebelum ia benar-benar
selesai.
2. Fokus pada Outline dan Sudut Pandang
Tulislah hanya hal-hal yang berkaitan
dengan poin-poin yang tertulis di outline yang sudah tersusun secara rapi dan
sistematis. Jangan melebar kemana-kemana.
3. Menulislah secara Bertahap
Naskah draf awal barangkali hanya
berisi tulisan kasar, belum dilengkapi data dan referensi pendukung. Misalnya,
Anda mungkin hendak menambahkan kutipan dari seorang tokoh, missal pada naskah
bisnis online Anda. Anda lupa-lupa ingat kalimat yang pernah dia ucapkan. Maka,
di tahap awal penulisan, Anda cukup menulis seperti ini “bla…bla…bla…” demikian
ujar Anne Ahira pada artikel yang berjudul … dimuat di…(tolong nanti cari
datanya, ya).
Pada tahap awal penulisan,
singkirkanlah semua hal yang bisa menyebabkan Anda berhenti dalam menulis.
4. Revisi dan Pengayaan Data atau
Referensi
Endapkan dulu naskah itu sekitar satu
atau dua hari. Ini adalah salah satu cara efektif untuk membuat Anda lebih
obyektif dalam menilai diri sendiri. Setelah masa pengendapan selesai,
telitilah naskah Anda dengan seksama. Baca lagi dari awal.
5. Foto, Ilustrasi, Bagan, Tabel
Sebenarnya unsure-unsur ini bisa
disediakan oleh penulis, tetapi bisa juga oleh penerbit.
6. Tidak Harus Berurutan
Menulis secara acak adalah salah satu
kiat jitu dalam mempercepat proses penulisan buku. Jangan sampai Anda terjebak
untuk menulis naskah secara berurutan, dari mulai kata pengantar, pendahuluan,
bab 1 dst. Dalam hal ini, yang paling penting untuk Anda lakukan adalah membuat
catatan kecil semacam things to do, jika perlu. Buatlah catatan untuk bab apa
saja yang sudah selesai ditulis, bab apa saja yang masih menggantung dsb.
Penyusunan Jenis Buku Khusus
1. Novel
Kebebasan berkreasi lebih menonjol di
dalam penulisan novel. Untuk pemberian judul bab misalnya, Anda bebas menamai
setiap bab dengan apa saja yang Anda inginkan. Yang penting, penamaan tersebut
masih wajar dan sesuai dengan konteks naskah tersebut.
Bagian-bagian pada bab Proses Kreatif
Penulisan Novel
A. Penentuan Ide
B. Penentuan Jenis Buku
Novel jenis apakah yang akan Anda tulis?. Apakah drama,
action, misteri atau apa?
C. Penentuan Motivasi
D. Penentuan Segmen Pembaca
Apakah Anda ingin menulis novel untuk remaja, anak, atau
dewasa?. Saat penulisan novel, Anda harus menetapkan segmen yang spesifik sejak
awal.
E. Pengembangan Ide
Apa pun yang Anda ceritakan, pastikan bahwa ide tersebut
masih berkaitan dengan tema novel secara keseluruhan.
F. Pelajari Buku yang Mirip
G. Penyusunan Kerangka Karangan
H. Pengembangan Outline Menjadi Tulisan
2. Buku Antologi
Antologi adalah jenis buku yang
berisi berbagai macam tulisan dari banyak penulis. Ada buku antologi yang
berisi 20 tulisan dan ditulis oleh 20 tulisan. Unsur kesamaan pada buku ini
menyangkut profesi, nasib, dan tempat tinggal para penulisnya. Untuk buku jenis
antologi ini, biasanya ada seorang penulis yang bertindak sebagai penyusun dan
disebut panitia. Dia yang bertugas mengumpulkan naskah, memilih tim penyeleksi
naskah, dan berhubungan dengan penerbit untuk urusan penerbitan buku tersebut.
3. Buku Bersama
Pada buku bersama, pembaca tidak akan
tahu bab satu ditulis oleh siapa, bab dua diambil dari ide siapa dst. Bagi
pembaca, buku bersama ini tidak ada bedanya dengan buku yang ditulis oleh satu
penulis saja. Buku bersama boleh dibilang sebagai karya kolaborasi/pekerjaan
tim. Proses penulisannya berdasarkan pada kesepakatan antarpenulis. Ada
pembagian tugas, hak dan kewajiban yang jelas.
4. Buku Kumpulan Tulisan
Buku Kumpulan Tulisan adalah karya
personal. Biasanya buku ini adalah tulisan-tulisan yang diikutsertakan biasanya
adalah naskah-naskah yang sudah pernah dimuat diberbagai media. Anda tinggal
mengumpulkannya, lalu mengemasnya menjadi sebuah buku. Kita harus memastikan
bahwa tulisan-tulisan tersebut memiliki tema, segmen bahkan jenis dan kualitas
tulisan yang sama.
Bagian
II Mengirim Naskah ke Penerbit
Mengirim Naskah Itu Mudah!
Penulis buku haruslah cinta buku dan menjadi
pengamat setia dunia perbukuan. Rajinlah mengamati buku-buku yang beredar di pasaran. Langkah
selanjutnya, cobalah untuk focus.Coba amati, penerbit mana saja yang biasa
menerbitkan buju sejenis dengan buku yang akan Anda tulis. Setelah ketemu,
carilah buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit tersebut, baik membelinya,
meminjam dari perpustakaan dll untuk mempelajari buku tersebut. Catatlah nomor
telepon yang tertera disitu dan hubungi atau bisa juga melalui email. Langsung saja kirim naskah Anda setelah
mendengar penjelasan teknis dari editor.
Pelajari Karakter Penerbit
Jika Anda ingin mengirim naskah ke
sebuah penerbit adalah naskah seperti apa yang biasanya dikerjakan oleh
penerbit tersebut. Setiap penerbit tentu punya karakter, visi dan misi yang
berbeda-beda. Ada penerbit yang lebih suka novel bertema ringan, bahasanya
sopan dll. Sangat penting bagi penulis untuk mengetahui hal-hal tersebut
sebelum mengirim naskah.
Ada banyak cara untuk mengetahui
karakter, selera, misi dan visi penerbit, seperti :
- Bacalah buku-buku yang mereka
terbitkan. Dari sana, Anda akan mendapat gambaran yang memadai
- Bertanya kepada penulis atau siapa
saja yang sudah mengenal karakter banyak penerbit.
- Cobalah rajin membaca informasi di
milis-milis penulisan sebab terkadang di luar dugaan, ada penerbit-penerbit
yang secara terbuka menceritakan preferensi dan karakter mereka
Memburu Data Penerbit di Pameran Buku
Pertama, datangilah meja resepsionis.
Mereka biasanya memiliki daftar nama dan alamat penerbit yang dikeluarkan oleh
IKAPI setempat dan Anda bisa memintanya secara gratis.
Kedua, datangilah setiap stan
penerbit atau toko buku. Mintalah kartu nama mereka
Ketiga, mintalah catalog buku
penerbit
Keempat, jika beruntung, Anda bisa
mendapat brosur dari penerbit tertentu yang berisi syarat dan ketentuan
penerimaan naskah
Kelima, jika beruntung, Anda bisa
bertemu langsung dengan editor dari penerbit tersebut di sana.
Keenam, distributor buku pun sering
bergabung di pameran buku. Jadi, bagi Anda yang ingin menerbitkan buku secara
self publishing, bisa menjadi peluang bagus untuk mencari mitra yang akan
mendistribusikan buku Anda
Bergabung di Komunitas Menulis
Para penerbit pun sering memanfaatkan
komunitas penulis untuk mencari naskah, meneliti selera pasar, atau
mendengarkan komentar pembaca terhadap buku-buku terbitan mereka. Jadi, jangan sia-siakan kehadiran komunitas
penulis di sekitar Anda. Segeralah bergabung dan nikmati kehidupan yang lebih
menyenangkan.
Tentang Penolakan dan Peluang Penulis
Pemula
Pertimbangan utama dari penerbit adalah unsure
peluang potensi pasar, bukan nama penulis atau yang lain. Bagi penerbit pada umumnya, nilai
jual adalah hal yang paling menarik. Anda
mungkin masih sangat pemula. Namun, jika naskah Anda punya nilai jual yang
tinggi, penerbit akan sangat tertarik untuk menerbitkannya.
Jika naskah Anda ditolak karena memang belum
bagus dari segi kualitas, Anda harus belajar lebih banyak cara menulis yang
baik. Jangan pernah putus asa. Orang nomor 1 di Microsoft Corporation-Bill Gates-pernah
berkata. “Orang lain hanya melihat 1 kesuksesan saya. Mereka tidak melihat 99
kegagalan saya dimasa lalu.”
Salah
satu kunci untuk menjadi orang sukses adalah berani gagal. Jika Anda masih
dibayang-bayangi oleh perasaan takut gagal, berhentilah bermimpi menjadi orang
sukses.
Kuadran Nilai Naskah
Naskah seperti apa yang diterbitkan?
1. Tema tak populer, penulis populer
2. Tema populer, penulis populer
3. Tema populer, penulis tak populer
4. Tema tak populer, penulis tak populer
-1. Masih ada harapan sebab walau
tema bukunya tidak menarik, nilai jualnya masih bisa terangkat oleh “nama
besar” penulis
-2. Kondisi yang paling diimpikan
oleh penerbit mana pun
-3. Lebih kurang sama dengan kudran
1. Penulis pemula dapat bermain-main dengan leluasa. Nama Anda memang belum
dikenal. Oleh karena itu, tingkatkanlah nilai jual buku Anda dengan cara
menulis naskah dengan tema yang menarik dan diminati oleh banyak orang.
-4. Jangan dipilih
Kelengkapan Naskah
Unsur-unsur yang Akan Dicantumkan di
dalam Buku Setelah Terbit
1. Halaman sampul (cover)
2. Bagian depan buku (Preliminaries)
Halaman-halaman yang terletak
diantara sampul depan dan halaman utama, biasanya diberi nomor halaman dengan
angka romawi kecil, yakni i, ii, iii dst
a. Halaman Persembahan (tidak harus
dicantumkan)
Silakan Anda tulis kepada siapa buku yang Anda tujukan.
Bahasanya tidak perlu kaku, santai saja
b. Halaman Ucapan Terima Kasih (tidak
harus dicantumkan)
c. Halaman Kata Pengantar (tidak harus
dicantumkan)
d. Halaman Prakata/sambutan dari Anda
sebagai penulis buku (tidak harus dicantumkan)
e. Halaman Daftar Isi (harus
dicantumkan)
f. Halaman Daftar Tabel, Daftar
Ilustrasi, serta Daftar Singkatan dan Akronim (boleh pula tidak)
g. Halaman Pendahuluan
3. Halaman Utama (Bagian teks, text
matter)
Berisi INTI dari buku Anda, dibagi
dalam bab, subbab dst. Penomoran halamannya menggunakan 1,2,3 dst
4. Bagian Akhir (End Matter)
Biasanya terdapat daftar pustaka,
daftar istilah, indeks, dst
B. Unsur-Unsur yang Hanya Ditujukan
kepada Editor atau Penerbit (tidak dicantumkan didalam buku yang akan terbit)
1. Naskah Novel
a. Sinopsis/ringkasan cerita
b. Surat Pengantar
Surat Pengantar memang tidak wajib, tetapi ia diperlukan sebagai sarana
untuk menjalin hubungan baik dengan penerbit. Anda juga bisa terlebih dahulu menelepon editor yang
bersangkutan sebelum naskah Anda dikirim
c. Biodata Penulis
d. Segmentasi Naskah
Kepada
siapa naskah yang Anda tulis ditujukan. Keterangan ini akan digunakan oleh
penerbit sebagai bahan pertimbangan bagi tim marketing di penerbit tersebut.
e. Karakter Para Tokoh
2. Naskah Antologi
Kelengkapan
naskahnya tidak jauh berbeda dengan novel. Yang tidak wajib Anda sertakan
hanyalah unsure synopsis dan karakter para tokoh.
3. Naskah Nonfiksi
C. Perlukah Dijilid Rapi?
Langkah-langkah :
1. Print naskah. Agar hemat tinta, tidak
ada salahnya jika diprint dengan kualitas draf. Pada umumnya, naskah dicetak
dari file Ms.Word diatas kertas HVS ukuran kwarto.
2. Hasil printout tadi difotokopi.
3. Satukan naskah tersebut dengan
steples. Boleh dijilid, yang penting naskah tersebut terlihat rapi dan tidak
mudah tercecer.
4. Naskah hasil fotokopi dimasukkan ke
dalam amplop, lalu dikirim ke alamat penerbit. Naskah asli silakan disimpan
sebagai arsip pribadi Anda. Jika suatu saat nanti Anda harus mengirim lagi
naskah ini ke penerbit lain, Anda cukup mengirim hasil fotokopinya.
Kirim Via Pos atau Email?
Jawabannya adalah sangat relative/tergantung. Ada
penerbit yang lebih suka mengirim naskah melalui email. Namun, ada juga yang
memilih diprint. Sebaiknya, Anda bertanya
langsung kepada redaktur atau editor penerbit yang bersangkutan untuk
mengetahui jawaban yang tepat.
Seluruh Naskah Dikirim Utuh?
1. Naskah Novel
Ketika
mengirim naskah novel ke penerbit, sebaiknya Anda mengirim naskah secara utuh.
Seorang editor tidak akan dapat memberikan penilaian apa pun hanya dari
synopsis dan daftar isi karena harus membaca keseluruhan isi novel tersebut.
2. Naskah Antologi
Tidak ada
ketertarikan langsung antara satu tulisan dan lainnya. Kalaupun ada, biasanya
hanya berupa tema umum. Umumnya boleh dikirim dengan cara mencicil. Namun, sebelumnya
Anda harus berkoordinasi terlebih dahulu dan melakukan komunikasi yang intens dengan
penerbit.
3. Naskah Nonfiksi
Biasanya,
seorang pembaca dapat menebak isi sebuah buku nonfiksi hanya dari judul,
synopsis yang terdapat di sampul belakang atau daftar isi. Ketiga unsure ini,
sudah merupakan bekal yang cukup bagi penerbit untuk mempelajari dan
mempertimbangkan sebuah naskah.
Penerbit
mengijinkan penulis mengirim naskah secara tidak utuh. Bahkan, banyak diantara
mereka yang bersedia jika di tahap awal Anda hanya mengirim daftar isi, synopsis,
bahkan outline naskah saja, atau bisa ditambah bab 1 dan 2 agar editor memiliki
gambaran yang lebih jelas. Namun, sebelumnya Anda harus berkoordinasi terlebih
dahulu dan melakukan komunikasi yang intens dengan penerbit.
Saatnya Menunggu
Agar tidak stress dan bosan menunggu, sebaiknya naskah Anda jangan
ditunggu. Waktu
standar yang dibutuhkan untuk proses produksi buku, sejak naskahnya diterima
penerbit hingga ia terbit dan tersedia di pasaran adalah sekitar enam
bulan.Waktunya sangat relatif, bisa lebih cepat atau lambat.
Setelah naskah saya serahkan kepada penerbit, berapa lama saya harus
menunggujawaban dari mereka?. Berapa lama mereka dapat memutuskan naskah saya
akan diterbitkan atau tidak?. Dalam kondisi normal, satu bulan termasuk jangka waktu yang
cepat. Tips agar Anda tidak stress adalah jangan biarkan diri Anda menunggu.
Lupakan saja. Anggap saja naskah Anda sebagai barang hilang. Lantas, silakan
tulis naskah lainnya. Setelah naskah Anda selesai, kirim ke penerbit lagi, lalu
anggap ia sebagai barang hilang juga. Waktu yang cukup wajar untuk menelepon
penerbit untuk menanyakan nasib naskah Anda adalah sekitar satu bulan sejak
Anda mengirimnya. Jika belum mendapatkan kepastian, Anda boleh bertindak tegas
dengan menetapkan jangka waktu tertentu. Dalam mengurus naskah, sebaiknya Anda
hanya berhubungan dengan satu orang, yakni editor yang menangani naskah Anda
karena hanya dia yang paling mengetahui seluk-beluk naskah Anda.
Mengirim ke Lebih dari Satu Penerbit
Sekaligus?
Bolehkah melakukan tindakan seperti
itu?. Setiap orang mempunyai prinsip yang berbeda-beda. Memang secara hukum,
tidak ada larangan untuk mengirim naskah kita kepada lebih dari satu penerbit.
Yang tidak diperbolehkan adalah MENERBITKAN satu naskah pada lebih dari satu
penerbit sekaligus. Namun, mengirim naskah yang sama ke lebih dari satu
penerbit sekaligus sebenarnya tidak etis.
“Misalnya,
saya harus menunggu selama enam bulan dan ternyata naskah saya ditolak. Ketika
naskah itu hendak saya tawarkan ke penerbit lain, tentu isi bukunya sudah tidak
aktual. Sudah banyak yang ketinggalan zaman. Gimana, dong?.”
“Silakan
revisi isi buku Anda, lalu kirim ke penerbit lain.”
Ketika Naskah Dinyatakan Layak Terbit
Langkah-langkah dalam menerbitkan
buku yang umum, secara berurutan
1. Editing
2. Desain
3. Pracetak
4. Pencetakan
5. TERBIT!
Setelah buku saya diputuskan layak
terbit, berapa lamakah saya harus menunggu hingga buku ini benar-benar terbit?.
Jawabannya sangat relatif, tergantung pada banyak faktor dari penerbit.
Biasanya, pada tahap menunggu, penerbit sudah mengirim draft surat perjanjian
penerbitan kepada penulis.
Keterlibatan Penulis dalam Masa
Tunggu
1. Memberi Masukan yang Berkaitan dengan
Fisik Buku
A. Desain Sampul
Anda sebagai penulis rajin memberi masukan. Hubungilah
penerbit untuk bertanya, apakah desain sampul buku Anda sudah jadi atau belum.
Jika sudah jadi, Anda bisa meminta mereka mengirim hasilnya via email dan Anda
bisa mengevaluasinya. Anda dan penerbit bisa berdiskusi untuk mencapai hasil
yang maksimal dan memuaskan kedua pihak jika ada hal yang perlu diperbaiki.
B. Judul Buku
Ada kalanya, penerbit mengubah judul buku yang telah
ditetapkan oleh penulis. Alasannya tentu macam-macam. Dalam hal ini, Anda
sebagai penulis boleh berdiskusi dengan penerbit untuk mencari
alternative-alternatif judul yang lebih baik dan menarik.
C. Sinopsis Sampul Belakang (Back Cover)
Sinopsis yang tercantum disampul belakang buku, berfungsi
untuk merayu calon pembeli dan biasanya dibuat oleh penerbit. Akan lebih baik
lagi jika usulan synopsis sampul belakang ini Anda sertakan sebagai kelengkapan
ketika mengirim naskah buku ke penerbit.
2. Proof Reading
Penerbit akan mencetak satu eksemplar
buku tersebut (dengan printer biasa), lalu diserahkan kepada Anda. Hasil
cetakan ini biasa disebut “cetak coba” atau “proof”. Pada tahap ini, Anda boleh
mengoreksi naskah tersebut, siapa tahu masih ada salah ketik dsb. Setelah yakin
tidak ada kesalahan, silakan serahkan kembali naskah tersebut ke penerbit
dengan memberikan file yang menyatakan kesetujuan kepada penerbit untuk segera
mencetak naskah Anda. Perlu dicatat, pada tahapproof reading ini, Anda tidak boleh lagi melakukan editing. Jika hal ini Anda lakukan, maka
susunan halaman buku kemungkinan bisa berubah, tahap penerbitan buku Anda bisa
mundur. Dan, Anda mungkin harus membayar biaya tambahan kepada penerbit.
Proses mencetak naskah sangat
relatif. Namun, batas waktu yang normal adalah sekitar tiga minggu. Setelah
selesai dicetak, penerbit harus menyerahkan buku tersebut kepada distributor
untuk disebarluaskan ke toko buku dan tempat-tempat lain untuk dijual yang
membutuhkan waktu beberapa hari.
Seputar Duit atau Royalti
Jika
buku kita diterbitkan oleh sebuah penerbit, kita tidak perlu mengeluarkan biaya
apa pun, kecuali tentu saja, biaya ngeprint naskah dari computer, biaya
pengiriman naskah ke penerbit dsb yang jumlahnya tidak seberapa.
Ada dua jenis royalti yang biasanya
digunakan oleh penerbit :
1. Beli Putus
Jika penerbit tertarik dengan naskah
Anda yang sudah Anda tawarkan, mereka akan membelinya dengan harga tertentu,
selanjutnya tidak ada penghasilan lain yang akan Anda dapatkan.
Kelebihan system beli putus : Anda bisa mendapat royalti dengan jumlah besar dalam waktu
yang singkat.
Kelemahan system beli putus : jika ternyata buku Anda best seller, penerbit akan
mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar. Sebab, mereka menikmati
penghasilan yang “seharusnya” menjadi hak penulis. Anda tidak bisa protes apa
pun sebab Anda tidak punya hak lagi untuk menerima pendapatan dari hasil
penjualan buku Anda.
Perlu diketahui, system beli putus
bisa berlaku seumur hidup (hak terbit buku Anda telah dibeli selamanya oleh
penerbit), tetapi bisa juga hanya dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, buku
Anda dibeli Rp.10.000.000,00 untuk jangka waktu kontrak 5 tahun. Setelah masa 5
tahun berakhir, Anda bebas menerbitkan buku tersebut di penerbit lain.
2. Royalti Berkala
Penulis hanya akan dibayar jika
bukunya laku terjual. Jika bukunya tidak laku, itu berarti penulis tidak
mendapat royalti. Biasanya, penerbit akan memberikan uang muka royalti kepada
penulis pada saat buku tersebut terbit untuk pertama kali. Namun, ada juga
penerbit yang tidak memberikan uang muka royalti.
INGAT!
Pemerintah membebankan pajak penghasilan kepada para penulis. Jadi, jumlah
royalti yang Anda terima masih akan dipotong pajak sebesar 15%
Kelemahan system royalti berkala : Anda menerima royalti secara bertahap, tidak sekaligus.
Kelebihan system royalti berkala : jika buku Anda menjadi best seller, Anda akan terus
menerima royalti selama buku tersebut masih dibeli orang, sampai kapan pun.
Bahkan, jika Anda meninggal dunia, sisa royalti Anda akan diterima oleh ahli
waris Anda.
3. Mana yang Lebih Baik?
Sebagian besar penulis, termasuk
penulis yang sudah ternama, lebih menyukai system royalti daripada beli putus
karena untuk jangka panjang, system royalti lebih menguntungkan. Namun, ada
beberapa faktor yang menyebabkan penulis memilih system beli putus, diantaranya
:
1. Penulis butuh uang dalam keadaan
terdesak.
2. Antologi kemanusiaan, misalnya untuk
membantu korban yang terkena musibah
3. Penulis belum terlalu percaya pada
reputasi penerbit. Mungkin penerbit ini masih pendatang baru sehingga kita
belum tahu apakah mereka dapat bersikap professional dan jujur. Tawarkan naskah
Anda dengan system beli putus. Jika penerbit tidak bersedia, cari saja penerbit
lain.
Perjanjian Penerbitan Buku
Biasanya penerbit akan mengirim DRAF
surat perjanjian penerbitan setelah naskah Anda dinyatakan layak terbit. Pada
saat itu, Anda punya waktu yang cukup untuk mempelajarinya. Setelah Anda
menyetujui draf tersebut, penerbit akan mengirim hardcopy surat perjanjian (via
pos) untuk ditandatangani oleh kedua belah pihak.
INGAT!.
Seharusnya penerbit hanya boleh mencetak naskah Anda SETELAH Anda menyatakan
persetujuan terhadap isi perjanjian. Demi efisiensi waktu, biasanya tahap
pencetakan buku tidak harus dilakukan setelah kedua pihak menandatangani surat
perjanjian yang asli. Ini bisa dilakukan belakangan.
Secara teknis, penerbit bisa mengirim
softcopy perjanjian yang asli via email. Anda bisa membalasnya dengan menulis
pernyataan “setuju”. Ini adalah bukti sementara dan menjadi landasan bagi
penerbit untuk mulai mencetak naskah Anda.
Sebelum membubuhkan tanda tangan,
tentu Anda harus memastikan bahwa isi perjanjian tersebut telah lengkap dan
menguntungkan kedua pihak. Anda harus mengetahui poin-poin apa saja yang
SEHARUSNYA diatur dalam surat perjanjian tersebut. Anda harus memastikan bahwa SELURUH
poin tersebut tercantum, jangan sampai ada yang ketinggalan, yaitu :
1. Pernyataan Copyright
Penerbit hanya berwenang atas hak
untuk MENERBITKAN naskah Anda. Oleh karena itu, pastikan bahwa didalam surat
perjanjian terdapat klausa yang menyebutkan bahwa hak cipta naskah tetap berada
ditangan Anda. Pastikan pula bahwa didalam surat tersebut TIDAK tercantum
klausa yang menyebutkan bahwa Anda MENYERAHKAN HAK CIPTA kepada pihak lain.
2. Deadline Penerbitan
Seharusnya ada klausa yang menyatakan
bahwa penerbit akan menerbitkan naskah Anda SELAMBAT-LAMBATNYA sekian bulan
(mis tiga bulan) sejak surat perjanjian ditandatangani dan diikuti oleh klausa
yang menyatakan bahwa penulis berhak menarik naskahnya jika penerbit melakukan
keterlambatan dalam penerbitan (mis hingga 3 bulan lebih buku Anda belum terbit
juga) dan kalau terjadi, Anda bebas menarik naskah Anda dan menawarkannya ke
penerbit lain.
3. Proof Reading
Anda harus memastikan bahwa penerbit
tidak mencetak naskah Anda sebelum Anda menyetujui proof/cetak coba
4. Jumlah Royalti
Perlu diketahui, besarnya royalti
berkaitan erat dengan masa berlaku perjanjian. Misalnya, jumlah 10% tersebut
berlaku untuk penjualan buku Anda sebanyak 20 ribu eksemplar. Seandainya total
eksemplar sebanyak 20 ribu tersebut terjual habis dan penerbit memutuskan untuk
mencetak ulang buku Anda, maka :
a. Jumlah royalti 10% tersebut sudah
tidak berlaku. Artinya, Anda sudah boleh meminta penerbit untuk menambah
besarnya hak royalti Anda
b. Otomatis kontrak kerja sama Anda
dengan penerbit telah berakhir. Jadi, Anda bebas menawarkan buku tersebut ke
penerbit lain
5. Laporan Hasil Penjualan
Harus ada klausa yang menyebutkan
bahwa penerbit wajib melaporkan kepada penulis hasil penjualan setiap misalnya
tiga bulan sekali, diikuti oleh klausa yang menyebutkan penetapan tanggal
pengiriman laporan tersebut. Mis penerbit akan mengirim laporan hasil penjualan
selambat-lambatnya tgl 10 februari, berdasarkan periode laporan yang
bersangkutan
6. Uang Muka Royalti
Penerbit besar umumnya memberikan
uang muka royalti atas buku-buku yang baru saja terbit. Besarnya sangat
bergantung pada kebijakan mereka masing-masing. Ada penerbit yang menerapkan
jumlah rupiah maupun dalam bentuk persentase tertentu. Ada pula penerbit yang
tidak memberikan uang muka royalti, tetapi mereka memberikan 100 eksemplar
gratis kepada penulis. Intinya, tiap penerbit punya kebijakan yang berbeda-beda
dalam hal ini.
7. Buku Gratis
Seorang penulis berhak mendapatkan
beberapa eksemplar buku yang ditulisnya secara gratis. Penerbit harus
mengirimkannya kepada penulis pada saat pertama kali buku tersebut ditersebut
8. Diskon untuk Penulis
Sebagai penulis, Anda dapat membeli
sendiri buku Anda dengan harga khusus ke penerbit, misalnya mendapat potongan
25%. Jika membelinya di toko buku, diskon ini tidak berlaku. Anda dapat
memanfaatkan potongan harga ini untuk menjual sendiri buku Anda dengan harga
normal. Anda akan mendapatkan laba 25% jika potongan yang diberikan oleh
penerbit memang sebesar itu.
9. Revisi untuk Naskah Cetak Ulang
Jika buku Anda habis terjual, penerbit
bisa memutuskan untuk melakukan cetak ulang. Jika hal ini terjadi, penerbit
harus memberitahukannya kepada Anda sebelum proses cetak ulang dilakukan.
Penerbit pun seharusnya memberikan Anda kesempatan untuk melakukan revisi
terhadap isi buku tersebut.
10. Pengalihan Hak Royalti
Pastikan bahwa ada klausa yang
menyebutkan, “Jika penulis meninggal dunia, segala hak dan kewajibannya
berpindah kepada ahli waris atau wakilnya.” Klausa ini akan menjamin hak
royalti Anda akan berpindah kepada ahli waris Anda
11. Masa Berlaku Perjanjian
Jika kondisi tertentu telah terpenuhi
maka perjanjian tersebut telah berakhir dan tidak ada lagi ikatan hukum di
antara kedua pihak. Sering terjadi, masa berlaku perjanjian sudah berakhir,
tetapi masih banyak stok buku yang belum terjual. Pada kondisi seperti ini,
penerbit dapat menerapkan aturan masa tenggang beberapa bulan untuk menjual
sisa stok buku tersebut. Tentu saja Anda dan penerbit bisa bersikap lebih
fleksibel. Mis surat perjanjian penerbitan diperpanjang atau Anda memutuskan
untuk tidak menawarkan buku Anda ke penerbit lain sebelum total eksemplar yang
dicetak penerbit habis terjual. Ini bertujuan untuk menjaga hubungan baik kedua
pihak. Khusus mengenai masa berlaku perjanjian, sebaiknya Anda menolak jika
penerbit menerapkan waktu yang terlalu lama, mis 10 tahun. Dua atau lima tahun
sudah termasuk waktu yang ideal. Jadi, jika suatu saat nanti Anda berubah
pikiran, Anda tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menerbitkan lagi buku
tersebut ke penerbit lain.
Kiat Memilih Penerbit
1. Jangan Mudah Tergiur
Belum tentu penerbit yang menjanjikan
royalti 20% jauh lebih bagus dibanding penerbit yang menawarkan royalti 10%.
Itu semua tergantung dengan jaringan distribusi mereka. Selain itu seleksi
naskah yang serba longgar dan masa tunggu yang super cepat. Jika sebuah
penerbit cukup professional, jujur, berpengalaman, dan punya jaringan
distribusi yang kuat, tentu ini merupakan kondisi yang ideal. Namun, kalau
sebaliknya bagaimana?
2. Utamakan Profesionalisme
Pilihlah penerbit yang memenuhi
criteria berikut :
a. Jujur dan Terbuka
Dalam hal ini Anda hanya bisa mengandalkan kejujuran
penerbit. Saling mempercayai adalah modal utama
b. Adil dan Manusiawi
Penerbit yang baik akan membuat surat perjanjian yang adil,
menguntungkan kedua belah pihak, menepati janji mengenai jangka waktu penilaian
naskah sehingga penulis tidak perlu menunggu sesuatu yang tidak pasti. Jika ada
kabar terbaru mengenai naskah, mereka seharusnya langsung memberikan laporan
kepada penulis. Apabila mereka hanya memberikan informasi jika Anda aktif
bertanya, maka kredibilitas penerbit tersebut perlu diragukan
c. Amanah/dapat Dipercaya
Pastikan bahwa penerbit benar-benar mempunyai moral yang baik
dan dapat dipercaya sehingga naskah Anda aman bersama mereka. Pastikan bahwa
penerbit tersebut tidak akan menjual naskah Anda pada pihak
ketiga/menerbitkannya atas nama orang lain
d. Disiplin
Jangan beri toleransi kepada penerbit yang berjanji
menerbitkan naskah Anda dengan jangka waktu lima bulan dari sekarang, tetapi
hingga setahun berlalu belum ada kabar dan alasan keterlambatannya juga tidak
jelas, kecuali jika mereka bisa memberikan alasan yang kuat dan logis
3. Pertimbangkan Masa Depan Penerbit
Anda sebaiknya memperhatikan faktor
“kelangsungan hidup penerbit” dalam menentukan pilihan. Alangkah baiknya jika
BERHATI-HATI. Mencoba mengirim naskah ke penerbit yang masih baru dan belum
jelas reputasinya, Anda dapat meminta mereka untuk membatasi jangka waktu
kontrak perjanjian sesingkat mungkin atau agar naskah Anda dibeli dengan system
beli putus untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan keesokan hari.
4. Pertimbangkan Jaringan Distribusi
Mereka
Lemahnya distribusi bisa menyebabkan
kegagalan penjualan produk apa pun, termasuk buku. Oleh karena itu, pilihlah
penerbit yang telah memiliki jaringan distribusi yang kuat.
5. Pelajari Kebijakan Penerbit dalam Hal
Promosi
Dalam dunia bisnis, promosi adalah
keniscayaan. Jika ingin sukses dalam menjual produk tertentu, Anda harus rajin
mempromosikannya. Anda harus memastikan bahwa penerbit pilihan Anda punya
system promosi yang baik. Jika nanti Anda memutuskan untuk mempromosikan
sendiri buku Anda, pastikan bahwa penerbit bersedia memberikan dukungan
sepenuhnya, setidaknya mereka bersedia memberikan dana untuk membiayai kegiatan
promosi tersebut.
Bagian
III Menerbitkan Sendiri (self publishing)
Seberapa Tinggi Nilai Jual Buku Anda?
Jika Anda menawarkan naskah ke
penerbit, tentu penerbit tersebutlah yang harus mempertimbangkan apakah buku
Anda punyai nilai jual atau tidak. Satu
hal yang harus diingat, “buku berkualitas” tidak identik dengan “buku laris”.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan sebuah buku menarik dimata pembaca,
antara lain :
Ø Tema yang tidak ketinggalan zaman
Ø Judul yang menarik
Ø Nilai manfaat buku tersebut
Ø Nama penulisnya
Ø Nama penerbitnya
Ø Desain sampul yang eye cathing
Ø Harga yang bersaing
Ø Ukuran fisik buku
Ø Komentar orang lain yang tercantum di
sampul buku tersebut (biasa disebut endorsement)
Ø Bidang keilmuannya
Ø Aktualitasnya dll
Jika Anda memiliki 1
faktor kelemahan, cobalah tingkatkan daya tarik buku Anda dengan cara
menonjolkan faktor-faktor lainnya. Buatlah desain yang menarik dll. Kualitas
buku baru diketahui oleh pembaca setelah mereka membacanya.Kendala sebesar apa pun tidak akan menjadi masalah, selama tekad dan
motivasi kita sangat kuat.
Proses Penerbitan Buku
A. Konsep Produksi
Bahan baku (naskah)->Proses
Penerbitan (penerbit)->Proses Cetak (percetakan)->Barang Jadi (buku)
Aktivitas penerbitan buku adalah
proses pengolahan naskah menjadi bacaan yang siap diterbitkan. Di dalamnya ada
PROSES PRODUKSI NASKAH. Sedangkan tugas percetakan hanyalah MEMPERBANYAK naskah
buku tersebut, seperti mesin fotokopi. Perbedaannya hanya dalam hal teknologi.
B. Langkah-Langkah Penerbitan Buku
1. Menyediakan naskah
Walaupun Anda menempuh jalur self publishing dan bebas menerbitkan buku apa saja yang Anda
inginkan, sebaiknya Anda juga perlu meyakinkan diri sendiri bahwa buku yang
akan Anda terbitkan itu bagus dari segi tampilan fisik, kualitas bahasa, isi
dan kualitas naskah serta nilai jualnya. Akan lebih baik lagi jika isi buku
tersebut membawa manfaat bagi masyarakat.Citra
diri Anda dimata masyarakat akan lebih banyak ditentukan oleh seberapa bagus
buku yang Anda tulis, bukan dari seberapa banyak uang yang Anda hasilkan dari
penjualan buku tersebut.
2.
Proses Produksi
Tahap-tahap untuk
menerbitkan buku :
2.a. Proses Penerbitan
Aktivitas yang dibutuhkan
adalah editing dan perancangan konsep buku. Konsep buku ini mencakup beberapa
hal :
1) Judul Buku
2) Perancangan Sampul
Editor adalah orang yang merancang konsepnya secara umum. Ia
harus menentukan gambar seperti apa yang akan ditampilkan di sampul buku, teks
apa saja yang akan tampil di sampul depan dan belakang.
3) Konsep Nilai Jual
Editor juga punya tugas merancang konsep yang matang agar
buku tersebut memiliki nilai jual yang lebih baik. Dalam hal ini, editor
mungkin memutuskan untuk meminta kata pengantar dari seorang tokoh
terkenal/meminta bantuan seorang penulis senior untuk menjadi editor ahli.
4) Format Fisik
Secara fisik, berapa ukuran buku tersebut? Dll
2.b. Proses Pracetak
Proses
ini bisa disebut sebagai pekerjaan untuk mempersiapkan naskah sebelum dibawa ke
percetakan, lebih banyak menangani masalah tata letak dan penampilan fisik buku
1) Setting Layout
Pada proses ini, naskah dimasukkan
kedalam desain tertentu. Selain mengatur tata letak, desainer juga memilih
jenis huruf, meletakkan foto dan ilustrasi ditempat yang sesuai dst. Agar
proses setting layout ini benar-benar sesuai dengan yang diharapkan, desiner
harus sering berkoordinasi dengan editor dan editor harus sering berkoordinasi
dengan penulis.
2) Pembuatan Gambar Sampul
Gambar sampul biasanya terdiri dari
foto, kartun, lukisan abstrak atau objek-objek lain yang biasanya diletakkan di
sampul buku. Janganlah sembarangan memilih gambar untuk sampul buku. Jangan
menentukan gambar sampul hanya berdasarkan selera Anda atau illustrator. Yang
paling utama dipertimbangkan adalah kesesuaian gambar sampul tersebut dengan
isi buku Anda dan segmen pembacanya.
3) Desain Sampul
Desain sampul merupakan pekerjaan
yang mencakup penggabungan semua unsur yang akan dimasukkan kedalam sampul
sebuah buku, baik sampul depan maupun belakang. Jadi, gambar sampul disatukan
dengan judul buku, nama penulis, dan unsur-unsur lain yang muncul di sampul
depan. Selain itu, desainer juga memilih warna yang sesuai dengan tema dan
segmen pasar buku tersebut.
4) Proof Reading dan Cek Desain
Setelah buku Anda selesai didesain,
Anda harus memeriksanya terlebih dahulu, apakah masih ada bagian-bagian yang
salah sebelum dibawa ke percetakan.
Berikut adalah hal-hal yang perlu
diteliti secara seksama:


2.c. Proses Cetak
Saatnya
naskah diperbanyak atau dicetak.
3. Proses Distribusi dan Promosi
Setelah buku dicetak sebanyak sejumlah eksemplar yang diinginkan, lantas
didistribusikan agar mudah ditemukan oleh para pembaca dan dipromosikan untuk
meningkatkan penjualannya.
Kiat Memilih Percetakan
v Bertanyalah kepada orang-orang yang
telah punya pengalaman dalam urusan cetak mencetak. Orang yang dimaksud bukan
karyawan percetakan, tetapi orang independen yang TIDAK mengarahkan Anda pada
nama percetakan tertentu karena mereka punya kepentingan bisnis.
v Hubungilah semua percetakan terpilih
tersebut. Minta mereka membuat surat penawaran kepada Anda.Tidak selamanya barang murah identik dengan kualitas jelek.Langkah
yang cukup aman, silakan survey langsung ke percetakan. Datangilah kantor
mereka, lihat apakah mereka punya mesin cetak besar yang mampu mencetak buku
dengan kualitas yang baik. Pilihlah percetakan yang benar-benar sudah
berpengalaman dalam mencetak buku, bukan mereka yang masih mencoba-coba.
Serahkan naskah Anda pada penerbit buku yang punya percetakan sendiri.
Kiat dan Saran Seputar Percetakan
Dalam memilih percetakan, sebaiknya
Anda menempuh satu diantara 2 alternatif ini :
1. Anda menangani SEMUA urusan pracetak,
mulai dari desain buku dst. Dengan cara ini, pihak percetakan nantinya hanya
bertugas untuk memperbanyak atau mencetak buku tersebut.
2. Menyewa jasa konsultan percetakan.
Satu hal yang perlu diingat, jangan sampai konsultan yang Anda sewa, menipu
Anda dengan menetapkan harga yang sangat tinggi. Sejak awal kerja sama,
pastikanlah bahwa ia menawarkan harga yang wajar. Untuk itu, sebelumnya Anda
harus sudah melakukan survey mengenai berapa kisaran harga yang wajar. Untuk
itu, sebelumnya Anda harus sudah melakukan survei mengenai berapa kisaran harga
yang wajar.
Seputar Perizinan, ISBN dan Nama
Penerbit
A. Perizinan
Hanya ada IZIN USAHA. Dalam mengurus
sebuah izin perusahaan, pemilik usaha harus mendaftarkan jenis usaha apa saja
yang akan mereka jalankan yang hanya perlu diurus sekali. Setelah itu, jika
hendak menerbitkan buku, pihak perusahaan tidak perlu lagi meminta izin untuk
menerbitkan buku tersebut.
B. Masalah ISBN(International Standar Book Number)
Ini merupakan nomor khas (terdiri
dari 13 digit) yang menjadi identitas sebuah buku. ISBN tidak ada hubungannya
dengan perizinan apa pun. Ia hanya berkaitan dengan masalah PENDAFTARAN dan
ADMINISTRASI agar sebuah buku memiliki identitas yang jelas dan mudah dilacak.
Untuk itu, Anda bebas memutuskan apakah buku Anda akan diberi ISBN atau tidak.
ISBN berlaku internasional, namun setiap Negara punya lembaga tertentu yang
ditunjuk untuk mengelolanya. Di Indonesia, lembaga yang mengelola ISBN adalah
Perpustakaan Nasional.
C. Pemberian Nama Penerbitan
Nama Penerbitannya TERSERAH ANDA. Tidak
ada aturan apa pun mengenai pemberian nama penerbitan ini. Yang ada hanyalah
kiat tertentu yang bertujuan agar nama tersebut terlihat keren dan syukur bisa
meningkatkan nilai jual buku tersebut. Yang paling penting, jangan sampai Anda
membuat nama dan logo yang sudah dimiliki penerbit lain sebab hal itu bisa
menjadi masalah di kemudian hari karena sudah mempunyai hak cipta dan
dilindungi secara hukum.
BAB IV
alternatiF-alternatif lain
Alternatif-alternatif Lain dalam
Menerbitkan Buku
Kesalahan
baru muncul ketika penerbit HANYA menerapkan system royalti berkala, mis 10%,
tetapi mereka meminta sejumlah uang kepada Anda. Jika hal ini terjadi, mereka
memang penipu. Jika Anda ikut mendanai sebuah penerbitan buku, seharusnya Anda
tidak hanya berhak atas royalti sebesar 10%. Anda juga berhak atas pembagian
keuntungan penjualan buku (diluar royalti) karena Anda adalah salah seorang
pemodal. Atau bisa juga penerbit sepakat bahwa Anda akan mendapat pembagian
royalti sejumlah, mis 35%
BAB V
hal-hal Umum
Ada beberapa langkah yang dapat
ditempuh untuk mendistribusikan buku-buku Anda :
1. Menjalin kerja sama dengan
distributor
2. Terjun langsung sebagai distributor.
Anda harus memiliki jaringan yang kuat disejumlah kota/punya jaringan dalam
bentuk lain, jangan ragu-ragu untuk memanfaatkannya
3.
Direct selling
4. Berjualan secara online
5. Menitipkan buku Anda di toko buku dll
Satu hal yang perlu diingat, jangan
bersedia jika sebuah distributor menawarkan diri sebagai distributor tunggal.
Jika nanti peredaran buku Anda macet, barulah terasa tidak enak, tidak bisa
melakukan apa pun karena sudah terikat kerja sama eksklusif dengan distributor
tersebut. Upayakanlah bentuk kerja sama yang inklusif, bekerja sama dengan
sebanyak mungkin distributor.
Promosi Perlu Untukmu
Ada satu hal yang nyaris pasti :
keberhasilan sebuah buku biasanya ditunjang oleh sistem promosi yang baik.
Promosi bagi sebuah buku adalah keniscayaan. Sebaiknya penulis juga ikut turun
tangan untuk mempromosikan buku Anda.
Contoh promosi yang membutuhkan biaya
yang cukup besar :
1. Resensi buku di media cetak.
Biasanya, jika ada resensi pesanan dari penulis/penerbit, pihak majalah, koran/tabloid
minta dikirimi beberapa eksemplar buku atau uang. Jangan sungkan-sungkan
meminta bantuan penerbit untuk menyediakan buku atau uang tersebut.
2. Peluncuran buku. Ditandai dengan
sebuah acara talkshow yang dihadiri oleh penulis buku dan beberapa tokoh
terkenal seperti artis, pejabat dll. Didalam acara ini, para pembicara mengulas
isi buku tersebut. Penulis bisa bercerita tentang latar belakang dan proses
penulisan bukunya. Penulis bisa bernegosiasi dengan penerbit mengenai biayanya
atau kedua pihak mencari sponsor dari perusahaan lain.
3. Diskusi tematis. Mis buku Anda adalah
sebuah novel yang bertema persahabatan antara dua remaja. Maka, Anda bisa
menyelenggarakan diskusi dengan tema “fenomena persahabatan di kalangan
remaja.” Bisa juga acaranya dikonsep seperti 2 acara yang digabung menjadi 1.
Mis, “Seminar Sehari Fenomena Persahabatan di Kalangan Remaja dan peluncuran
novel Dia Sahabatku karya Joko
Sembodo.”
4. Kegiatan Pelatihan. Mis, Anda
mengadakan kegiatan pelatihan penulisan buku dengan biaya pendaftaran 50 ribu.
Setiap peserta akan mendapatkan “gratis” satu eksemplar buku Anda. Meskipun
bukan benar-benar gratis karena harga tersebut sudah tercakup dalam biaya 50
ribu.
5. Bedah buku, yaitu kegiatan yang
isinya berupa pembahasan terhadap isi buku Anda.
Merencanakan Promosi Sejak Awal
Hal-hal yang perlu Anda persiapkan
ketika masih dalam proses penulisan buku :
1. Tema yang Menarik
2. Tentukan segmen pembaca yang jelas
3. Kenali Diri Anda
4. Dongkrak Nilai Jual Buku Anda
1. Pembuatan Jual yang Menarik
2. Endorsement/komentar dari tokoh
tertentu yang dimuat di sampul belakang buku.
3. Kata pengantar dari tokoh terkenal
dan berkompeten di bidangnya.
4. Desain sampul yang menarik
Khusus untuk poin 2 dan 3
diatas, Anda bisa mendapatkannya dengan mendatangi tokoh yang hendak Anda
mintai kata pengantar. Sampaikan keinginan Anda dengan baik dan jelas. Lantas,
bertanyalah secara sopan tentang imbalan apa yang mereka inginkan. Jika
kesulitas menemui tokoh tersebut, bisa meminta tolong penerbit. Terkadang
penerbit juga punya inisiatif sendiri untuk mencari kata pengantar/penulis dan
penerbit saling bekerja sama.
Promosi: Buku Fiksi vs Nonfiksi
Yang paling dilihat dalam novel
adalah nama penulis. Saran : sebaiknya mengirim cerpen ke koran, majalah dll.
Menulis Buku yang Mirip
Sebelum menulis buku, coba lakukan
riset kecil-kecilan terhadap buku-buku sejenis dengan buku yang hendak Anda
tulis. Bacalah buku-buku tersebut. Pelajari apa saja keunggulan dan kelemahan
mereka. Mungkin, Anda bisa membahas hal-hal yang belum dibahas pada buku-buku
lainnya. Anda bisa membahas masalah yang sama dari sudut pandang yang berbeda.
Dengan demikian, walaupun tema buku Anda mirip dengan buku-buku lain,
diharapkan pembaca akan melihat ada keunggulan tertentu dari buku Anda sehingga
mereka tergerak untuk membelinya.
Kiat Menulis Buku Best Seller
Kiat 1. Tulislah Buku
yang Temanya Diminati/disukai Masyarakat
Tema apa yang disukai oleh masyarakat
Ada 6 unsur yang menyebabkan suatu
hal/peristiwa layak disebut berita
- Magnitude, seberapa luas pengaruh
suatu peristiwa bagi khalayak. Contoh : berita kenaikan harga BBM tentu lebih
berpengaruh bagi masyarakat dibanding berita tentang hilangnya sepatu si Ali.
- Significance, seberapa penting arti
suatu peristiwa bagi khalayak. Pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Bogor tentu
lebih penting bagi masyarakat dibanding peresmian sebuah hotel di Bogor.
- Actuality, tingkat “hangatnya” suatu
peristiwa artinya temanya tidak pernah basi, dapat dipastikan buku tersebut,
Insyaallah akan terus diterbitkan dan dibaca oleh masyarakat hingga kapan pun.
- Proximity, kedekatan peristiwa
terhadap khalayak. Contoh: bagi warga Sumatera Barat, gempa di Bukit Tinggi
tentu lebih menarik dibanding gempa di Nabire, Papua. Dalam konteks penulisan
buku, tulislah naskah yang temanya benar-benar dekat dengan keseharian
masyarakat
- Prominence, akrabnya peristiwa terhadap
khalayak. Contoh: bagi kalangan remaja, berita tentang Naysilla Mirdad tentu
lebih menarik dibanding berita tentang Bob Sadino.Dalam konteks penulisan buku,
tulislah naskah yang temanya benar-benar akrab dengan kehidupan masyarakat
- Human Interest, kemampuan suatu
peristiwa untuk menyentuh perasaan kemanusiaan kita. Contoh: peristiwa bencana
tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004
lalu. Tulislah buku yang temanya yang memiliki nilai kemanusiaan tinggi.
Kiat 2 Menulislah dengan All Out
Buku best seller adalah buku yang
ditulis secara “all out”, “mati-matian”, penuh dedikasi, bahkan mungkin sampai
“berdarah-darah”, biasanya akan menghasilkan buku yang sangat bagus dari segi
kualitas.
Kiat 3 Menulislah dengan Niat yang
Mulia
Ditujukan untuk apa atau siapa
Kiat 4 Primosi yang Gencar dan
Efektif
Kiat 5 Konteks
Anda bekerja sama dengan percetakan
atau penerbit, harus benar-benar serius dalam mengerjakan konteks sebuah buku.
Buatlah judul yang menarik, desain yang bagus, synopsis yang membuat penasaran,
strategi pemasaran yang jitu bahkan bentuk buku yang unik jika perlu
http://jonru.multiply.com
http://jonru.multiply.com
Lembaga sekolah menulis online http://smo.belajarmenulis.com
www.bisnis.penulislepas.com(peluang bisnis
untuk penulis)
situs/blog pribadi
Mailing List (milis)
contoh :
nama milis: penulis lepas
alamat situs : http://groups.yahoo.com/group/penulislepas