Selasa, 30 April 2013

MENERBITKAN BUKU ITU GAMPANG!





Bagian 1 Penulisan Buku
Penulisan Buku
Salah besar pertama yang harus dibuang adalah pemikiran bahwa penerbitan merupakan dunia yang kejam dan sombong.
Anda dan penerbit adalah mitra kerja.
Jika Anda adalah penulis yang telah memiliki naskah yang siap untuk diterbitkan, itu adalah “harta karun” yang sangat dirindukan oleh para penerbit. Mereka sangat membutuhkan bahan baku dari Anda agar proses produksi di perusahaan mereka dapat terus berlangsung sehingga kelangsungan hidup perusahaan mereka dapat lebih terjamin.
Mengapa Saya Menulis Buku?
Jangan sekali-kali menulis buku hanya karena tren.
Lebih baik menulis buku yang tidak bergantung pada tren, bahkan kalau bisa melawan tren, seperti novel Laskar Pelangi. Akibatnya, bisa saja naskah Anda ditolak mentah-mentah oleh penerbit sebelum disentuh karena sudah tidak tren (kecuali jika Anda bisa menulis naskah buku dalam waktu dua minggu atau empat hari, itu lain perkara)
Jika Anda menerbitkan buku hanya dengan tujuan untuk mendapatkan royalty, lebih baik Anda berhenti saja menulis buku.
Sebab, jumlah penulis yang berhasil kaya raya dari menulis buku masih bisa dihitung dengan jari. Tidak peduli buku Anda laku atau tidak, tidak peduli berapa banyak uang yang Anda hasilkan dari penerbitan buku Anda, hal paling berharga yang akan Anda dapatkan dari buku Anda yang terbit bukanlah honor atau royalty, melainkan kredibilitas yang disandangkan public secara sukarela kepada Anda. Contoh : Jika Anda menulis buku tentang “cara merakit computer”, Anda akan segera mendapat gelar “ahli perakitan computer.”
Tentang Jumlah Halaman
Dalam konteks buku, sebenarnya tidak ada patokan yang pasti mengenai jumlah halaman. Pembatasan halaman biasanya hanya berlaku di media cetak. Sebab, setiap media cetak, seperti Koran, tabloid tentu punya jatah halaman yang terbatas. Kondisi seperti ini tidak berlaku di dunia penerbitan buku. Mereka tidak mengenal istilah “keterbatasan halaman”. Walaupun ada penerbit yang membuat aturan, misalnya naskah novel maksimal 100 halaman. Sebenarnya, ini bukan aturan yang baku. Namun, sebagai penulis pemula, sebaiknya mematuhi aturan yang ada, berbeda denganpenulis yang sudah best seller (Masalah jumlah halaman di dunia penerbitan itu sangat fleksibel, bisa diatur dan dirundingkan. Jika pertimbangan media cetak dalam menentukan jumlah halaman adalah keterbatasan tempat, penerbitan buku punya pertimbangan yang berbeda. Biasanya, pertimbangan jumlah halaman pada penerbit buku lebih berfokus pada hal-hal yang berhubungan dengan harga jual).
Buku Apa yang Harus Saya Tulis?
Mulailah segala sesuatunya dari hal-hal yang paling Anda minati dan kuasai
Jika Anda memang menulis dengan tema yang sesuai minat dan keahlian Anda, yakinlah bahwa ada begitu banyak ide yang akan muncul dipikiran Anda. Anda pun akan paham bagaimana cara mengembangkan ide tersebut, apa saja yang harus dibahas dll. Jangan merasa minder atau menganggap sepele terhadap ide, sekecil atau sesederhana apa pun. Sebab, jika Anda pintar menggarap dan mengemasnya menjadi sebuah naskah yang menarik, insyaallah ide Anda akan menjadi sebuah buku yang luar biasa.
Persiapan Sebelum Memulai
1.   Tentukan Jadwal Menulis
Jika Anda memang benar-benar ingin menjadi penulis buku, singkirkanlah mitos “saya sibuk”. Sesibuk apa pun Anda, cobalah luangkan waktu beberapa menit untuk menulis yang benar-benar sesuai dengan kondisi dan preferensi Anda.
Inti dari masalah seperti ini adalah CINTA. Jika Anda tidak mencintai dunia penulisan buku, kendala waktu dan sebagainya, memang terasa sebagai beban yang amat mengganggu.
2.  Menulislah dengan Passion
Mulislah dengan cara yang paling Anda sukai, yang paling nyaman bagi diri Anda. Anda pun pasti memiliki passion atau gaya bahasa yang unik dalam menulis. Jangan meniru passion orang lain. Be yourself! Setiap orang berbeda dan unik. Ingatlah hal itu baik-baik.
1.      Tulislah Hal-hal yang sesuai dengan Minat dan Keahlian Anda
Misalnya jangan menulis buku mengenai kiat memelihara kuda, padahal ia justru tidak tahu apa pun mengenai kuda.
Jika menulis dengan cara seperti ini maka :
-       Semangat Anda untuk menyelesaikan buku tersebut akan terus terjaga
-       Anda tidak akan kehabisan ide untuk ditulis
-       Anda akan termotivasi untuk menulis naskah yang sebaik mungkin
-       Walaupun banyak kendala, Anda tidak akan peduli karena Anda sedang mengerjakan sesuatu yang sangat Anda sukai dan kuasai
-       Besar kemungkinan buku tersebut akan menjadi sebuah karya yang sangat berkualitas dan komprehensif
2.      Tentukan Siapa Pembaca Buku Anda
Tentukanlah segmen yang tepat untuk buku Anda. Segmen ini harus sangat spesifik. Contoh: “Buku ini ditujukan bagi kalangan muda yang berasal dari kalangan jetset, kurang suka membaca, hobi mejeng di mal, antisinetron, doyan acara music di televise, usia mereka antara 12 antara 22 tahun.” Alhasil, Anda akan lebih focus dan terarah dalam menulis
3.      Pastikan Naskah Anda Layak Jual
Pastikan bahwa tema yang Anda tulis memang benar-benar menarik bagi banyak orang.
Misalnya: Kiat mengatasi tawuran antarsuporter sepak bola di Indonesia. Tema ini bisa diubah menjadi segmennya lebih lebar, yaitu “Pengaruh tawuran antarsuporter sepakbola terhadap perekonomian keluarga Anda dan cara mengatasinya.”
4.      Tentukan Motivasi yang Jelas
Sejak awal Anda harus menentukan motivasi yang spesifik. Jangan jadikan uang atau propularitas sebagai motivasi utama karena uang atau popularitas hanyalah efek samping dari hal-hal yang telah kita lakukan.
5.      Ide Harus Orisinal
Usahakan agar ide penulisan buku Anda benar-benar unik, orisinal dan segar. Menjiplak ide orang lain tidak diperbolehkan, tetapi terinspirasi oleh tulisan tertentu adalah sah-sah saja. Walaupun ide Anda muncul setelah membaca buku lain, yakinkan diri Anda bahwa Anda akan menggarap naskah dengan konsep dan sudut pandang yang benar-benar berbeda.
6.      Kumpulkan Referensi yang Memadai
Buku yang baik dan berkualitas haruslah berisi data pendukung dan referensi yang kuat. Untuk buku jenis nonfiksi, ini adalah keharusan. Untuk buku fiksi, seperti novel memang tidak ada keharusan, namun ada baiknya diberi referensi dan data pendukung agar lebih kualitasnya lebih baik, contoh lascar pelangi.
Proses Kreatif Penulisan Buku
1.      Tentukan Ide
2.      Tentukan Jenis Buku Anda
Apakah buku Anda berupa wacana dan analisis ilmiah mengenai bisnis online?. Sejak awal, Anda harus benar-benar membuat keputusan yang tepat. Sebab, setiap jenis buku akan berdampak pada kiat dan format penulisan yang berbeda-beda
3.      Tentukan Motivasi
4.      Tentukan Segmen Pembaca
5.      Tetapkan Asumsi-asumsi terhadap Segmen yang Terpilih
Dari tema para pebisnis di kota besar yang sudah familiar dengan internet, tetapi selama ini belum pernah merambah dunia online karena belum menyadari potensi bisnis di sana dapat kita asumsikan bahwa mereka
1.      Sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman bisnis yang banyak sehingga kita tidak perlu lagi menulis bab khusus mengenai pengenalan bisnis
2.      Sudah mengenal internet. Setidaknya, mereka memiliki alamat email dan berlangganan internet dari provider tertentu. Oleh karena itu, kita tidak perlu lagi menulis bab khusus mengenai pengenalan internet.
Dengan asumsi-asumsi seperti itu, kita bisa mempunyai gambaran mengenai unsur apa saja yang sebaiknya ditulis, dan apa saja yang sebaiknya tidak ditulis.
6.      Kembangkan Ide Anda
Menerapkan konsep 5W+1H, yakni what,who, when, where, why, How
7.      Pelajari Buku yang Mirip
Melakukan penelitian terhadap buku-buku sejenis. Datangilah toko buku, pelajarilah buku-buku yang mirip dengan buku yang Anda buat. Simak bagaimana konsep penulisannya, sudut pandang mana yang digunakan, bagaimana kelengkapan isinya, apa saja kelebihan dan kekurangannya dsb. Setelah ketemu, mulailah menyusun konsep buku Anda yang benar-benar berbeda dari buku-buku tersebut. Anda bisa menulis buku dengan penjelasan analisis yang lebih komprehensif
8.      Susunlah Outline Naskah
Anda bisa menggarap outline ini sebagai kerangka karangan. Pemakaian kerangka karangan sebenarnya sangat relatif, tergantung pada preferensi kita masing-masing. Jika kita merasa terbantu oleh alat bantu yang bernama kerangka karangan itu, ya silakan dipakai. Jika sebaliknya, maka jangan dipakai.
9.      Kembangkan Outline Menjadi Tulisan
Ini adalah inti dari proses penulisan buku.
Pengembangan Outline Menjadi Naskah Buku
1.      Terapkan Kiat Menulis Bebas
Agar dapat menulis, Anda perlu menerapkan rahasia terbesar dalam proses menulis apa pun, Otak kanan dulu, baru otak Kiri. Mulailah menulis dengan penuh kebebasan. Jangan hiraukan teori apa pun. Tuangkan semua ide Anda secara bebas, sesuka Anda. Jangan pikirkan apa pun kecuali satu hal, “Pokoknya tulisan harus selesai!”
Setelah tulisan selesai, silakan istirahatkan otak kanan Anda. Biarkan otak kiri bekerja. Lalu, mulailah berpikir. Ketika menggunakan otak kiri inilah, Anda bebas mengedit dan merevisi tulisan Anda. Permaklah ia sehingga lebih bagus dan berkualitas.
PANTANGAN TERBESAR!. Jangan biarkan otak kiri Anda ikut terlibat ketika otak kanan Anda masih sibuk bekerja. Dengan kata lain, jangan mengedit atau merevisi tulisan Anda sebelum ia benar-benar selesai.
2.      Fokus pada Outline dan Sudut Pandang
Tulislah hanya hal-hal yang berkaitan dengan poin-poin yang tertulis di outline yang sudah tersusun secara rapi dan sistematis. Jangan melebar kemana-kemana.
3.      Menulislah secara Bertahap
Naskah draf awal barangkali hanya berisi tulisan kasar, belum dilengkapi data dan referensi pendukung. Misalnya, Anda mungkin hendak menambahkan kutipan dari seorang tokoh, missal pada naskah bisnis online Anda. Anda lupa-lupa ingat kalimat yang pernah dia ucapkan. Maka, di tahap awal penulisan, Anda cukup menulis seperti ini “bla…bla…bla…” demikian ujar Anne Ahira pada artikel yang berjudul … dimuat di…(tolong nanti cari datanya, ya).
Pada tahap awal penulisan, singkirkanlah semua hal yang bisa menyebabkan Anda berhenti dalam menulis.
4.      Revisi dan Pengayaan Data atau Referensi
Endapkan dulu naskah itu sekitar satu atau dua hari. Ini adalah salah satu cara efektif untuk membuat Anda lebih obyektif dalam menilai diri sendiri. Setelah masa pengendapan selesai, telitilah naskah Anda dengan seksama. Baca lagi dari awal.
5.      Foto, Ilustrasi, Bagan, Tabel
Sebenarnya unsure-unsur ini bisa disediakan oleh penulis, tetapi bisa juga oleh penerbit.
6.      Tidak Harus Berurutan
Menulis secara acak adalah salah satu kiat jitu dalam mempercepat proses penulisan buku. Jangan sampai Anda terjebak untuk menulis naskah secara berurutan, dari mulai kata pengantar, pendahuluan, bab 1 dst. Dalam hal ini, yang paling penting untuk Anda lakukan adalah membuat catatan kecil semacam things to do, jika perlu. Buatlah catatan untuk bab apa saja yang sudah selesai ditulis, bab apa saja yang masih menggantung dsb.
Penyusunan Jenis Buku Khusus
1.      Novel
Kebebasan berkreasi lebih menonjol di dalam penulisan novel. Untuk pemberian judul bab misalnya, Anda bebas menamai setiap bab dengan apa saja yang Anda inginkan. Yang penting, penamaan tersebut masih wajar dan sesuai dengan konteks naskah tersebut.
Bagian-bagian pada bab Proses Kreatif Penulisan Novel
A.    Penentuan Ide
B.     Penentuan Jenis Buku
Novel jenis apakah yang akan Anda tulis?. Apakah drama, action, misteri atau apa?
C.     Penentuan Motivasi
D.    Penentuan Segmen Pembaca
Apakah Anda ingin menulis novel untuk remaja, anak, atau dewasa?. Saat penulisan novel, Anda harus menetapkan segmen yang spesifik sejak awal.
E.     Pengembangan Ide
Apa pun yang Anda ceritakan, pastikan bahwa ide tersebut masih berkaitan dengan tema novel secara keseluruhan.
F.      Pelajari Buku yang Mirip
G.    Penyusunan Kerangka Karangan
H.    Pengembangan Outline Menjadi Tulisan
2.      Buku Antologi
Antologi adalah jenis buku yang berisi berbagai macam tulisan dari banyak penulis. Ada buku antologi yang berisi 20 tulisan dan ditulis oleh 20 tulisan. Unsur kesamaan pada buku ini menyangkut profesi, nasib, dan tempat tinggal para penulisnya. Untuk buku jenis antologi ini, biasanya ada seorang penulis yang bertindak sebagai penyusun dan disebut panitia. Dia yang bertugas mengumpulkan naskah, memilih tim penyeleksi naskah, dan berhubungan dengan penerbit untuk urusan penerbitan buku tersebut.
3.      Buku Bersama
Pada buku bersama, pembaca tidak akan tahu bab satu ditulis oleh siapa, bab dua diambil dari ide siapa dst. Bagi pembaca, buku bersama ini tidak ada bedanya dengan buku yang ditulis oleh satu penulis saja. Buku bersama boleh dibilang sebagai karya kolaborasi/pekerjaan tim. Proses penulisannya berdasarkan pada kesepakatan antarpenulis. Ada pembagian tugas, hak dan kewajiban yang jelas.
4.      Buku Kumpulan Tulisan
Buku Kumpulan Tulisan adalah karya personal. Biasanya buku ini adalah tulisan-tulisan yang diikutsertakan biasanya adalah naskah-naskah yang sudah pernah dimuat diberbagai media. Anda tinggal mengumpulkannya, lalu mengemasnya menjadi sebuah buku. Kita harus memastikan bahwa tulisan-tulisan tersebut memiliki tema, segmen bahkan jenis dan kualitas tulisan yang sama.
Bagian II Mengirim Naskah ke Penerbit
Mengirim Naskah Itu Mudah!
Penulis buku haruslah cinta buku dan menjadi pengamat setia dunia perbukuan. Rajinlah mengamati buku-buku yang beredar di pasaran. Langkah selanjutnya, cobalah untuk focus.Coba amati, penerbit mana saja yang biasa menerbitkan buju sejenis dengan buku yang akan Anda tulis. Setelah ketemu, carilah buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit tersebut, baik membelinya, meminjam dari perpustakaan dll untuk mempelajari buku tersebut. Catatlah nomor telepon yang tertera disitu dan hubungi atau bisa juga melalui email. Langsung saja kirim naskah Anda setelah mendengar penjelasan teknis dari editor.
Pelajari Karakter Penerbit
Jika Anda ingin mengirim naskah ke sebuah penerbit adalah naskah seperti apa yang biasanya dikerjakan oleh penerbit tersebut. Setiap penerbit tentu punya karakter, visi dan misi yang berbeda-beda. Ada penerbit yang lebih suka novel bertema ringan, bahasanya sopan dll. Sangat penting bagi penulis untuk mengetahui hal-hal tersebut sebelum mengirim naskah.
Ada banyak cara untuk mengetahui karakter, selera, misi dan visi penerbit, seperti :
-       Bacalah buku-buku yang mereka terbitkan. Dari sana, Anda akan mendapat gambaran yang memadai
-       Bertanya kepada penulis atau siapa saja yang sudah mengenal karakter banyak penerbit.
-       Cobalah rajin membaca informasi di milis-milis penulisan sebab terkadang di luar dugaan, ada penerbit-penerbit yang secara terbuka menceritakan preferensi dan karakter mereka
Memburu Data Penerbit di Pameran Buku
Pertama, datangilah meja resepsionis. Mereka biasanya memiliki daftar nama dan alamat penerbit yang dikeluarkan oleh IKAPI setempat dan Anda bisa memintanya secara gratis.
Kedua, datangilah setiap stan penerbit atau toko buku. Mintalah kartu nama mereka
Ketiga, mintalah catalog buku penerbit
Keempat, jika beruntung, Anda bisa mendapat brosur dari penerbit tertentu yang berisi syarat dan ketentuan penerimaan naskah
Kelima, jika beruntung, Anda bisa bertemu langsung dengan editor dari penerbit tersebut di sana.
Keenam, distributor buku pun sering bergabung di pameran buku. Jadi, bagi Anda yang ingin menerbitkan buku secara self publishing, bisa menjadi peluang bagus untuk mencari mitra yang akan mendistribusikan buku Anda
Bergabung di Komunitas Menulis
Para penerbit pun sering memanfaatkan komunitas penulis untuk mencari naskah, meneliti selera pasar, atau mendengarkan komentar pembaca terhadap buku-buku terbitan mereka. Jadi, jangan sia-siakan kehadiran komunitas penulis di sekitar Anda. Segeralah bergabung dan nikmati kehidupan yang lebih menyenangkan.
Tentang Penolakan dan Peluang Penulis Pemula
Pertimbangan utama dari penerbit adalah unsure peluang potensi pasar, bukan nama penulis atau yang lain. Bagi penerbit pada umumnya, nilai jual adalah hal yang paling menarik. Anda mungkin masih sangat pemula. Namun, jika naskah Anda punya nilai jual yang tinggi, penerbit akan sangat tertarik untuk menerbitkannya.
Jika naskah Anda ditolak karena memang belum bagus dari segi kualitas, Anda harus belajar lebih banyak cara menulis yang baik. Jangan pernah putus asa. Orang nomor 1 di Microsoft Corporation-Bill Gates-pernah berkata. “Orang lain hanya melihat 1 kesuksesan saya. Mereka tidak melihat 99 kegagalan saya dimasa lalu.”
            Salah satu kunci untuk menjadi orang sukses adalah berani gagal. Jika Anda masih dibayang-bayangi oleh perasaan takut gagal, berhentilah bermimpi menjadi orang sukses.
Kuadran Nilai Naskah
Naskah seperti apa yang diterbitkan?
1.      Tema tak populer, penulis populer
2.      Tema populer, penulis populer
3.      Tema populer, penulis tak populer
4.      Tema tak populer, penulis tak populer
-1. Masih ada harapan sebab walau tema bukunya tidak menarik, nilai jualnya masih bisa terangkat oleh “nama besar” penulis
-2. Kondisi yang paling diimpikan oleh penerbit mana pun
-3. Lebih kurang sama dengan kudran 1. Penulis pemula dapat bermain-main dengan leluasa. Nama Anda memang belum dikenal. Oleh karena itu, tingkatkanlah nilai jual buku Anda dengan cara menulis naskah dengan tema yang menarik dan diminati oleh banyak orang.
-4. Jangan dipilih
Kelengkapan Naskah
Unsur-unsur yang Akan Dicantumkan di dalam Buku Setelah Terbit
1.      Halaman sampul (cover)
2.      Bagian depan buku (Preliminaries)
Halaman-halaman yang terletak diantara sampul depan dan halaman utama, biasanya diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil, yakni i, ii, iii dst
a.       Halaman Persembahan (tidak harus dicantumkan)
Silakan Anda tulis kepada siapa buku yang Anda tujukan. Bahasanya tidak perlu kaku, santai saja
b.      Halaman Ucapan Terima Kasih (tidak harus dicantumkan)
c.       Halaman Kata Pengantar (tidak harus dicantumkan)
d.      Halaman Prakata/sambutan dari Anda sebagai penulis buku (tidak harus dicantumkan)
e.       Halaman Daftar Isi (harus dicantumkan)
f.       Halaman Daftar Tabel, Daftar Ilustrasi, serta Daftar Singkatan dan Akronim (boleh pula tidak)
g.      Halaman Pendahuluan
3.      Halaman Utama (Bagian teks, text matter)
Berisi INTI dari buku Anda, dibagi dalam bab, subbab dst. Penomoran halamannya menggunakan 1,2,3 dst
4.      Bagian Akhir (End Matter)
Biasanya terdapat daftar pustaka, daftar istilah, indeks, dst
B. Unsur-Unsur yang Hanya Ditujukan kepada Editor atau Penerbit (tidak dicantumkan didalam buku yang akan terbit)
1. Naskah Novel
a. Sinopsis/ringkasan cerita
b. Surat Pengantar
Surat Pengantar memang tidak wajib, tetapi ia diperlukan sebagai sarana untuk menjalin hubungan baik dengan penerbit. Anda juga bisa terlebih dahulu menelepon editor yang bersangkutan sebelum naskah Anda dikirim
c. Biodata Penulis
d. Segmentasi Naskah
            Kepada siapa naskah yang Anda tulis ditujukan. Keterangan ini akan digunakan oleh penerbit sebagai bahan pertimbangan bagi tim marketing di penerbit tersebut.
e. Karakter Para Tokoh
2. Naskah Antologi
            Kelengkapan naskahnya tidak jauh berbeda dengan novel. Yang tidak wajib Anda sertakan hanyalah unsure synopsis dan karakter para tokoh.
3.      Naskah Nonfiksi
C. Perlukah Dijilid Rapi?
Langkah-langkah :
1.      Print naskah. Agar hemat tinta, tidak ada salahnya jika diprint dengan kualitas draf. Pada umumnya, naskah dicetak dari file Ms.Word diatas kertas HVS ukuran kwarto.
2.      Hasil printout tadi difotokopi.
3.      Satukan naskah tersebut dengan steples. Boleh dijilid, yang penting naskah tersebut terlihat rapi dan tidak mudah tercecer.
4.      Naskah hasil fotokopi dimasukkan ke dalam amplop, lalu dikirim ke alamat penerbit. Naskah asli silakan disimpan sebagai arsip pribadi Anda. Jika suatu saat nanti Anda harus mengirim lagi naskah ini ke penerbit lain, Anda cukup mengirim hasil fotokopinya.
Kirim Via Pos atau Email?
Jawabannya adalah sangat relative/tergantung. Ada penerbit yang lebih suka mengirim naskah melalui email. Namun, ada juga yang memilih diprint. Sebaiknya, Anda bertanya langsung kepada redaktur atau editor penerbit yang bersangkutan untuk mengetahui jawaban yang tepat.
Seluruh Naskah Dikirim Utuh?
1. Naskah Novel
Ketika mengirim naskah novel ke penerbit, sebaiknya Anda mengirim naskah secara utuh. Seorang editor tidak akan dapat memberikan penilaian apa pun hanya dari synopsis dan daftar isi karena harus membaca keseluruhan isi novel tersebut.
2. Naskah Antologi
Tidak ada ketertarikan langsung antara satu tulisan dan lainnya. Kalaupun ada, biasanya hanya berupa tema umum. Umumnya boleh dikirim dengan cara mencicil. Namun, sebelumnya Anda harus berkoordinasi terlebih dahulu dan melakukan komunikasi yang intens dengan penerbit.
3. Naskah Nonfiksi
Biasanya, seorang pembaca dapat menebak isi sebuah buku nonfiksi hanya dari judul, synopsis yang terdapat di sampul belakang atau daftar isi. Ketiga unsure ini, sudah merupakan bekal yang cukup bagi penerbit untuk mempelajari dan mempertimbangkan sebuah naskah.
Penerbit mengijinkan penulis mengirim naskah secara tidak utuh. Bahkan, banyak diantara mereka yang bersedia jika di tahap awal Anda hanya mengirim daftar isi, synopsis, bahkan outline naskah saja, atau bisa ditambah bab 1 dan 2 agar editor memiliki gambaran yang lebih jelas. Namun, sebelumnya Anda harus berkoordinasi terlebih dahulu dan melakukan komunikasi yang intens dengan penerbit.
Saatnya Menunggu
Agar tidak stress dan bosan menunggu, sebaiknya naskah Anda jangan ditunggu. Waktu standar yang dibutuhkan untuk proses produksi buku, sejak naskahnya diterima penerbit hingga ia terbit dan tersedia di pasaran adalah sekitar enam bulan.Waktunya sangat relatif, bisa lebih cepat atau lambat.
Setelah naskah saya serahkan kepada penerbit, berapa lama saya harus menunggujawaban dari mereka?. Berapa lama mereka dapat memutuskan naskah saya akan diterbitkan atau tidak?. Dalam kondisi normal, satu bulan termasuk jangka waktu yang cepat. Tips agar Anda tidak stress adalah jangan biarkan diri Anda menunggu. Lupakan saja. Anggap saja naskah Anda sebagai barang hilang. Lantas, silakan tulis naskah lainnya. Setelah naskah Anda selesai, kirim ke penerbit lagi, lalu anggap ia sebagai barang hilang juga. Waktu yang cukup wajar untuk menelepon penerbit untuk menanyakan nasib naskah Anda adalah sekitar satu bulan sejak Anda mengirimnya. Jika belum mendapatkan kepastian, Anda boleh bertindak tegas dengan menetapkan jangka waktu tertentu. Dalam mengurus naskah, sebaiknya Anda hanya berhubungan dengan satu orang, yakni editor yang menangani naskah Anda karena hanya dia yang paling mengetahui seluk-beluk naskah Anda.
Mengirim ke Lebih dari Satu Penerbit Sekaligus?
Bolehkah melakukan tindakan seperti itu?. Setiap orang mempunyai prinsip yang berbeda-beda. Memang secara hukum, tidak ada larangan untuk mengirim naskah kita kepada lebih dari satu penerbit. Yang tidak diperbolehkan adalah MENERBITKAN satu naskah pada lebih dari satu penerbit sekaligus. Namun, mengirim naskah yang sama ke lebih dari satu penerbit sekaligus sebenarnya tidak etis.
          “Misalnya, saya harus menunggu selama enam bulan dan ternyata naskah saya ditolak. Ketika naskah itu hendak saya tawarkan ke penerbit lain, tentu isi bukunya sudah tidak aktual. Sudah banyak yang ketinggalan zaman. Gimana, dong?.”
          “Silakan revisi isi buku Anda, lalu kirim ke penerbit lain.”
Ketika Naskah Dinyatakan Layak Terbit
Langkah-langkah dalam menerbitkan buku yang umum, secara berurutan
1.      Editing
2.      Desain
3.      Pracetak
4.      Pencetakan
5.      TERBIT!
Setelah buku saya diputuskan layak terbit, berapa lamakah saya harus menunggu hingga buku ini benar-benar terbit?. Jawabannya sangat relatif, tergantung pada banyak faktor dari penerbit. Biasanya, pada tahap menunggu, penerbit sudah mengirim draft surat perjanjian penerbitan kepada penulis.
Keterlibatan Penulis dalam Masa Tunggu
1.      Memberi Masukan yang Berkaitan dengan Fisik Buku
A.    Desain Sampul
Anda sebagai penulis rajin memberi masukan. Hubungilah penerbit untuk bertanya, apakah desain sampul buku Anda sudah jadi atau belum. Jika sudah jadi, Anda bisa meminta mereka mengirim hasilnya via email dan Anda bisa mengevaluasinya. Anda dan penerbit bisa berdiskusi untuk mencapai hasil yang maksimal dan memuaskan kedua pihak jika ada hal yang perlu diperbaiki.
B.     Judul Buku
Ada kalanya, penerbit mengubah judul buku yang telah ditetapkan oleh penulis. Alasannya tentu macam-macam. Dalam hal ini, Anda sebagai penulis boleh berdiskusi dengan penerbit untuk mencari alternative-alternatif judul yang lebih baik dan menarik.
C.     Sinopsis Sampul Belakang (Back Cover)
Sinopsis yang tercantum disampul belakang buku, berfungsi untuk merayu calon pembeli dan biasanya dibuat oleh penerbit. Akan lebih baik lagi jika usulan synopsis sampul belakang ini Anda sertakan sebagai kelengkapan ketika mengirim naskah buku ke penerbit.
2.      Proof Reading
Penerbit akan mencetak satu eksemplar buku tersebut (dengan printer biasa), lalu diserahkan kepada Anda. Hasil cetakan ini biasa disebut “cetak coba” atau “proof”. Pada tahap ini, Anda boleh mengoreksi naskah tersebut, siapa tahu masih ada salah ketik dsb. Setelah yakin tidak ada kesalahan, silakan serahkan kembali naskah tersebut ke penerbit dengan memberikan file yang menyatakan kesetujuan kepada penerbit untuk segera mencetak naskah Anda. Perlu dicatat, pada tahapproof reading ini, Anda tidak boleh lagi melakukan editing. Jika hal ini Anda lakukan, maka susunan halaman buku kemungkinan bisa berubah, tahap penerbitan buku Anda bisa mundur. Dan, Anda mungkin harus membayar biaya tambahan kepada penerbit.
Proses mencetak naskah sangat relatif. Namun, batas waktu yang normal adalah sekitar tiga minggu. Setelah selesai dicetak, penerbit harus menyerahkan buku tersebut kepada distributor untuk disebarluaskan ke toko buku dan tempat-tempat lain untuk dijual yang membutuhkan waktu beberapa hari.
Seputar Duit atau Royalti
            Jika buku kita diterbitkan oleh sebuah penerbit, kita tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun, kecuali tentu saja, biaya ngeprint naskah dari computer, biaya pengiriman naskah ke penerbit dsb yang jumlahnya tidak seberapa.
Ada dua jenis royalti yang biasanya digunakan oleh penerbit :
1.      Beli Putus
Jika penerbit tertarik dengan naskah Anda yang sudah Anda tawarkan, mereka akan membelinya dengan harga tertentu, selanjutnya tidak ada penghasilan lain yang akan Anda dapatkan.
Kelebihan system beli putus : Anda bisa mendapat royalti dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat.
Kelemahan system beli putus : jika ternyata buku Anda best seller, penerbit akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar. Sebab, mereka menikmati penghasilan yang “seharusnya” menjadi hak penulis. Anda tidak bisa protes apa pun sebab Anda tidak punya hak lagi untuk menerima pendapatan dari hasil penjualan buku Anda.
Perlu diketahui, system beli putus bisa berlaku seumur hidup (hak terbit buku Anda telah dibeli selamanya oleh penerbit), tetapi bisa juga hanya dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, buku Anda dibeli Rp.10.000.000,00 untuk jangka waktu kontrak 5 tahun. Setelah masa 5 tahun berakhir, Anda bebas menerbitkan buku tersebut di penerbit lain.
2.      Royalti Berkala
Penulis hanya akan dibayar jika bukunya laku terjual. Jika bukunya tidak laku, itu berarti penulis tidak mendapat royalti. Biasanya, penerbit akan memberikan uang muka royalti kepada penulis pada saat buku tersebut terbit untuk pertama kali. Namun, ada juga penerbit yang tidak memberikan uang muka royalti.
INGAT! Pemerintah membebankan pajak penghasilan kepada para penulis. Jadi, jumlah royalti yang Anda terima masih akan dipotong pajak sebesar 15%
Kelemahan system royalti berkala : Anda menerima royalti secara bertahap, tidak sekaligus.
Kelebihan system royalti berkala : jika buku Anda menjadi best seller, Anda akan terus menerima royalti selama buku tersebut masih dibeli orang, sampai kapan pun. Bahkan, jika Anda meninggal dunia, sisa royalti Anda akan diterima oleh ahli waris Anda.
3.      Mana yang Lebih Baik?
Sebagian besar penulis, termasuk penulis yang sudah ternama, lebih menyukai system royalti daripada beli putus karena untuk jangka panjang, system royalti lebih menguntungkan. Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan penulis memilih system beli putus, diantaranya :
1.      Penulis butuh uang dalam keadaan terdesak.
2.      Antologi kemanusiaan, misalnya untuk membantu korban yang terkena musibah
3.      Penulis belum terlalu percaya pada reputasi penerbit. Mungkin penerbit ini masih pendatang baru sehingga kita belum tahu apakah mereka dapat bersikap professional dan jujur. Tawarkan naskah Anda dengan system beli putus. Jika penerbit tidak bersedia, cari saja penerbit lain.
Perjanjian Penerbitan Buku
Biasanya penerbit akan mengirim DRAF surat perjanjian penerbitan setelah naskah Anda dinyatakan layak terbit. Pada saat itu, Anda punya waktu yang cukup untuk mempelajarinya. Setelah Anda menyetujui draf tersebut, penerbit akan mengirim hardcopy surat perjanjian (via pos) untuk ditandatangani oleh kedua belah pihak.
INGAT!. Seharusnya penerbit hanya boleh mencetak naskah Anda SETELAH Anda menyatakan persetujuan terhadap isi perjanjian. Demi efisiensi waktu, biasanya tahap pencetakan buku tidak harus dilakukan setelah kedua pihak menandatangani surat perjanjian yang asli. Ini bisa dilakukan belakangan.
Secara teknis, penerbit bisa mengirim softcopy perjanjian yang asli via email. Anda bisa membalasnya dengan menulis pernyataan “setuju”. Ini adalah bukti sementara dan menjadi landasan bagi penerbit untuk mulai mencetak naskah Anda.
Sebelum membubuhkan tanda tangan, tentu Anda harus memastikan bahwa isi perjanjian tersebut telah lengkap dan menguntungkan kedua pihak. Anda harus mengetahui poin-poin apa saja yang SEHARUSNYA diatur dalam surat perjanjian tersebut. Anda harus memastikan bahwa SELURUH poin tersebut tercantum, jangan sampai ada yang ketinggalan, yaitu :
1.      Pernyataan Copyright
Penerbit hanya berwenang atas hak untuk MENERBITKAN naskah Anda. Oleh karena itu, pastikan bahwa didalam surat perjanjian terdapat klausa yang menyebutkan bahwa hak cipta naskah tetap berada ditangan Anda. Pastikan pula bahwa didalam surat tersebut TIDAK tercantum klausa yang menyebutkan bahwa Anda MENYERAHKAN HAK CIPTA kepada pihak lain.
2.      Deadline Penerbitan
Seharusnya ada klausa yang menyatakan bahwa penerbit akan menerbitkan naskah Anda SELAMBAT-LAMBATNYA sekian bulan (mis tiga bulan) sejak surat perjanjian ditandatangani dan diikuti oleh klausa yang menyatakan bahwa penulis berhak menarik naskahnya jika penerbit melakukan keterlambatan dalam penerbitan (mis hingga 3 bulan lebih buku Anda belum terbit juga) dan kalau terjadi, Anda bebas menarik naskah Anda dan menawarkannya ke penerbit lain.
3.      Proof Reading
Anda harus memastikan bahwa penerbit tidak mencetak naskah Anda sebelum Anda menyetujui proof/cetak coba
4.      Jumlah Royalti
Perlu diketahui, besarnya royalti berkaitan erat dengan masa berlaku perjanjian. Misalnya, jumlah 10% tersebut berlaku untuk penjualan buku Anda sebanyak 20 ribu eksemplar. Seandainya total eksemplar sebanyak 20 ribu tersebut terjual habis dan penerbit memutuskan untuk mencetak ulang buku Anda, maka :
a.       Jumlah royalti 10% tersebut sudah tidak berlaku. Artinya, Anda sudah boleh meminta penerbit untuk menambah besarnya hak royalti Anda
b.      Otomatis kontrak kerja sama Anda dengan penerbit telah berakhir. Jadi, Anda bebas menawarkan buku tersebut ke penerbit lain
5.      Laporan Hasil Penjualan
Harus ada klausa yang menyebutkan bahwa penerbit wajib melaporkan kepada penulis hasil penjualan setiap misalnya tiga bulan sekali, diikuti oleh klausa yang menyebutkan penetapan tanggal pengiriman laporan tersebut. Mis penerbit akan mengirim laporan hasil penjualan selambat-lambatnya tgl 10 februari, berdasarkan periode laporan yang bersangkutan
6.      Uang Muka Royalti
Penerbit besar umumnya memberikan uang muka royalti atas buku-buku yang baru saja terbit. Besarnya sangat bergantung pada kebijakan mereka masing-masing. Ada penerbit yang menerapkan jumlah rupiah maupun dalam bentuk persentase tertentu. Ada pula penerbit yang tidak memberikan uang muka royalti, tetapi mereka memberikan 100 eksemplar gratis kepada penulis. Intinya, tiap penerbit punya kebijakan yang berbeda-beda dalam hal ini.
7.      Buku Gratis
Seorang penulis berhak mendapatkan beberapa eksemplar buku yang ditulisnya secara gratis. Penerbit harus mengirimkannya kepada penulis pada saat pertama kali buku tersebut ditersebut
8.      Diskon untuk Penulis
Sebagai penulis, Anda dapat membeli sendiri buku Anda dengan harga khusus ke penerbit, misalnya mendapat potongan 25%. Jika membelinya di toko buku, diskon ini tidak berlaku. Anda dapat memanfaatkan potongan harga ini untuk menjual sendiri buku Anda dengan harga normal. Anda akan mendapatkan laba 25% jika potongan yang diberikan oleh penerbit memang sebesar itu.
9.      Revisi untuk Naskah Cetak Ulang
Jika buku Anda habis terjual, penerbit bisa memutuskan untuk melakukan cetak ulang. Jika hal ini terjadi, penerbit harus memberitahukannya kepada Anda sebelum proses cetak ulang dilakukan. Penerbit pun seharusnya memberikan Anda kesempatan untuk melakukan revisi terhadap isi buku tersebut.
10.  Pengalihan Hak Royalti
Pastikan bahwa ada klausa yang menyebutkan, “Jika penulis meninggal dunia, segala hak dan kewajibannya berpindah kepada ahli waris atau wakilnya.” Klausa ini akan menjamin hak royalti Anda akan berpindah kepada ahli waris Anda
11.  Masa Berlaku Perjanjian
Jika kondisi tertentu telah terpenuhi maka perjanjian tersebut telah berakhir dan tidak ada lagi ikatan hukum di antara kedua pihak. Sering terjadi, masa berlaku perjanjian sudah berakhir, tetapi masih banyak stok buku yang belum terjual. Pada kondisi seperti ini, penerbit dapat menerapkan aturan masa tenggang beberapa bulan untuk menjual sisa stok buku tersebut. Tentu saja Anda dan penerbit bisa bersikap lebih fleksibel. Mis surat perjanjian penerbitan diperpanjang atau Anda memutuskan untuk tidak menawarkan buku Anda ke penerbit lain sebelum total eksemplar yang dicetak penerbit habis terjual. Ini bertujuan untuk menjaga hubungan baik kedua pihak. Khusus mengenai masa berlaku perjanjian, sebaiknya Anda menolak jika penerbit menerapkan waktu yang terlalu lama, mis 10 tahun. Dua atau lima tahun sudah termasuk waktu yang ideal. Jadi, jika suatu saat nanti Anda berubah pikiran, Anda tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menerbitkan lagi buku tersebut ke penerbit lain.
Kiat Memilih Penerbit
1.      Jangan Mudah Tergiur
Belum tentu penerbit yang menjanjikan royalti 20% jauh lebih bagus dibanding penerbit yang menawarkan royalti 10%. Itu semua tergantung dengan jaringan distribusi mereka. Selain itu seleksi naskah yang serba longgar dan masa tunggu yang super cepat. Jika sebuah penerbit cukup professional, jujur, berpengalaman, dan punya jaringan distribusi yang kuat, tentu ini merupakan kondisi yang ideal. Namun, kalau sebaliknya bagaimana?
2.      Utamakan Profesionalisme
Pilihlah penerbit yang memenuhi criteria berikut :
a.       Jujur dan Terbuka
Dalam hal ini Anda hanya bisa mengandalkan kejujuran penerbit. Saling mempercayai adalah modal utama
b.      Adil dan Manusiawi
Penerbit yang baik akan membuat surat perjanjian yang adil, menguntungkan kedua belah pihak, menepati janji mengenai jangka waktu penilaian naskah sehingga penulis tidak perlu menunggu sesuatu yang tidak pasti. Jika ada kabar terbaru mengenai naskah, mereka seharusnya langsung memberikan laporan kepada penulis. Apabila mereka hanya memberikan informasi jika Anda aktif bertanya, maka kredibilitas penerbit tersebut perlu diragukan
c.       Amanah/dapat Dipercaya
Pastikan bahwa penerbit benar-benar mempunyai moral yang baik dan dapat dipercaya sehingga naskah Anda aman bersama mereka. Pastikan bahwa penerbit tersebut tidak akan menjual naskah Anda pada pihak ketiga/menerbitkannya atas nama orang lain
d.      Disiplin
Jangan beri toleransi kepada penerbit yang berjanji menerbitkan naskah Anda dengan jangka waktu lima bulan dari sekarang, tetapi hingga setahun berlalu belum ada kabar dan alasan keterlambatannya juga tidak jelas, kecuali jika mereka bisa memberikan alasan yang kuat dan logis
3.      Pertimbangkan Masa Depan Penerbit
Anda sebaiknya memperhatikan faktor “kelangsungan hidup penerbit” dalam menentukan pilihan. Alangkah baiknya jika BERHATI-HATI. Mencoba mengirim naskah ke penerbit yang masih baru dan belum jelas reputasinya, Anda dapat meminta mereka untuk membatasi jangka waktu kontrak perjanjian sesingkat mungkin atau agar naskah Anda dibeli dengan system beli putus untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan keesokan hari.
4.      Pertimbangkan Jaringan Distribusi Mereka
Lemahnya distribusi bisa menyebabkan kegagalan penjualan produk apa pun, termasuk buku. Oleh karena itu, pilihlah penerbit yang telah memiliki jaringan distribusi yang kuat.
5.      Pelajari Kebijakan Penerbit dalam Hal Promosi
Dalam dunia bisnis, promosi adalah keniscayaan. Jika ingin sukses dalam menjual produk tertentu, Anda harus rajin mempromosikannya. Anda harus memastikan bahwa penerbit pilihan Anda punya system promosi yang baik. Jika nanti Anda memutuskan untuk mempromosikan sendiri buku Anda, pastikan bahwa penerbit bersedia memberikan dukungan sepenuhnya, setidaknya mereka bersedia memberikan dana untuk membiayai kegiatan promosi tersebut.
Bagian III Menerbitkan Sendiri (self publishing)
Seberapa Tinggi Nilai Jual Buku Anda?
Jika Anda menawarkan naskah ke penerbit, tentu penerbit tersebutlah yang harus mempertimbangkan apakah buku Anda punyai nilai jual atau tidak. Satu hal yang harus diingat, “buku berkualitas” tidak identik dengan “buku laris”.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan sebuah buku menarik dimata pembaca, antara lain :
Ø  Tema yang tidak ketinggalan zaman
Ø  Judul yang menarik
Ø  Nilai manfaat buku tersebut
Ø  Nama penulisnya
Ø  Nama penerbitnya
Ø  Desain sampul yang eye cathing
Ø  Harga yang bersaing
Ø  Ukuran fisik buku
Ø  Komentar orang lain yang tercantum di sampul buku tersebut (biasa disebut endorsement)
Ø  Bidang keilmuannya
Ø  Aktualitasnya dll
Jika Anda memiliki 1 faktor kelemahan, cobalah tingkatkan daya tarik buku Anda dengan cara menonjolkan faktor-faktor lainnya. Buatlah desain yang menarik dll. Kualitas buku baru diketahui oleh pembaca setelah mereka membacanya.Kendala sebesar apa pun tidak akan menjadi masalah, selama tekad dan motivasi kita sangat kuat.
Proses Penerbitan Buku
A.    Konsep Produksi
Bahan baku (naskah)->Proses Penerbitan (penerbit)->Proses Cetak (percetakan)->Barang Jadi (buku)
Aktivitas penerbitan buku adalah proses pengolahan naskah menjadi bacaan yang siap diterbitkan. Di dalamnya ada PROSES PRODUKSI NASKAH. Sedangkan tugas percetakan hanyalah MEMPERBANYAK naskah buku tersebut, seperti mesin fotokopi. Perbedaannya hanya dalam hal teknologi.
B.     Langkah-Langkah Penerbitan Buku
1.      Menyediakan naskah
Walaupun Anda menempuh jalur self publishing dan bebas menerbitkan buku apa saja yang Anda inginkan, sebaiknya Anda juga perlu meyakinkan diri sendiri bahwa buku yang akan Anda terbitkan itu bagus dari segi tampilan fisik, kualitas bahasa, isi dan kualitas naskah serta nilai jualnya. Akan lebih baik lagi jika isi buku tersebut membawa manfaat bagi masyarakat.Citra diri Anda dimata masyarakat akan lebih banyak ditentukan oleh seberapa bagus buku yang Anda tulis, bukan dari seberapa banyak uang yang Anda hasilkan dari penjualan buku tersebut.
2.      Proses Produksi
Tahap-tahap untuk menerbitkan buku :
2.a. Proses Penerbitan
Aktivitas yang dibutuhkan adalah editing dan perancangan konsep buku. Konsep buku ini mencakup beberapa hal :
1)      Judul Buku
2)      Perancangan Sampul
Editor adalah orang yang merancang konsepnya secara umum. Ia harus menentukan gambar seperti apa yang akan ditampilkan di sampul buku, teks apa saja yang akan tampil di sampul depan dan belakang.
3)      Konsep Nilai Jual
Editor juga punya tugas merancang konsep yang matang agar buku tersebut memiliki nilai jual yang lebih baik. Dalam hal ini, editor mungkin memutuskan untuk meminta kata pengantar dari seorang tokoh terkenal/meminta bantuan seorang penulis senior untuk menjadi editor ahli.
4)      Format Fisik
Secara fisik, berapa ukuran buku tersebut? Dll
2.b. Proses Pracetak
            Proses ini bisa disebut sebagai pekerjaan untuk mempersiapkan naskah sebelum dibawa ke percetakan, lebih banyak menangani masalah tata letak dan penampilan fisik buku
1)      Setting Layout
Pada proses ini, naskah dimasukkan kedalam desain tertentu. Selain mengatur tata letak, desainer juga memilih jenis huruf, meletakkan foto dan ilustrasi ditempat yang sesuai dst. Agar proses setting layout ini benar-benar sesuai dengan yang diharapkan, desiner harus sering berkoordinasi dengan editor dan editor harus sering berkoordinasi dengan penulis.
2)      Pembuatan Gambar Sampul
Gambar sampul biasanya terdiri dari foto, kartun, lukisan abstrak atau objek-objek lain yang biasanya diletakkan di sampul buku. Janganlah sembarangan memilih gambar untuk sampul buku. Jangan menentukan gambar sampul hanya berdasarkan selera Anda atau illustrator. Yang paling utama dipertimbangkan adalah kesesuaian gambar sampul tersebut dengan isi buku Anda dan segmen pembacanya.
3)      Desain Sampul
Desain sampul merupakan pekerjaan yang mencakup penggabungan semua unsur yang akan dimasukkan kedalam sampul sebuah buku, baik sampul depan maupun belakang. Jadi, gambar sampul disatukan dengan judul buku, nama penulis, dan unsur-unsur lain yang muncul di sampul depan. Selain itu, desainer juga memilih warna yang sesuai dengan tema dan segmen pasar buku tersebut.
4)      Proof Reading dan Cek Desain
Setelah buku Anda selesai didesain, Anda harus memeriksanya terlebih dahulu, apakah masih ada bagian-bagian yang salah sebelum dibawa ke percetakan.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diteliti secara seksama:
*      Cek desain atau meneliti apakah masih ada kesalahan dalam setting layout/DESAIN naskah. Mungkin masih ada kolom yang miring dll.
*      Proof Reading mencakup pemeriksaan terhadap ISI naskah.
2.c. Proses Cetak
            Saatnya naskah diperbanyak atau dicetak.
3.      Proses Distribusi dan Promosi
Setelah buku dicetak sebanyak sejumlah eksemplar yang diinginkan, lantas didistribusikan agar mudah ditemukan oleh para pembaca dan dipromosikan untuk meningkatkan penjualannya.
Kiat Memilih Percetakan
v  Bertanyalah kepada orang-orang yang telah punya pengalaman dalam urusan cetak mencetak. Orang yang dimaksud bukan karyawan percetakan, tetapi orang independen yang TIDAK mengarahkan Anda pada nama percetakan tertentu karena mereka punya kepentingan bisnis.
v  Hubungilah semua percetakan terpilih tersebut. Minta mereka membuat surat penawaran kepada Anda.Tidak selamanya barang murah identik dengan kualitas jelek.Langkah yang cukup aman, silakan survey langsung ke percetakan. Datangilah kantor mereka, lihat apakah mereka punya mesin cetak besar yang mampu mencetak buku dengan kualitas yang baik. Pilihlah percetakan yang benar-benar sudah berpengalaman dalam mencetak buku, bukan mereka yang masih mencoba-coba. Serahkan naskah Anda pada penerbit buku yang punya percetakan sendiri.
Kiat dan Saran Seputar Percetakan
Dalam memilih percetakan, sebaiknya Anda menempuh satu diantara 2 alternatif ini :
1.      Anda menangani SEMUA urusan pracetak, mulai dari desain buku dst. Dengan cara ini, pihak percetakan nantinya hanya bertugas untuk memperbanyak atau mencetak buku tersebut.
2.      Menyewa jasa konsultan percetakan. Satu hal yang perlu diingat, jangan sampai konsultan yang Anda sewa, menipu Anda dengan menetapkan harga yang sangat tinggi. Sejak awal kerja sama, pastikanlah bahwa ia menawarkan harga yang wajar. Untuk itu, sebelumnya Anda harus sudah melakukan survey mengenai berapa kisaran harga yang wajar. Untuk itu, sebelumnya Anda harus sudah melakukan survei mengenai berapa kisaran harga yang wajar.
Seputar Perizinan, ISBN dan Nama Penerbit
A.    Perizinan
Hanya ada IZIN USAHA. Dalam mengurus sebuah izin perusahaan, pemilik usaha harus mendaftarkan jenis usaha apa saja yang akan mereka jalankan yang hanya perlu diurus sekali. Setelah itu, jika hendak menerbitkan buku, pihak perusahaan tidak perlu lagi meminta izin untuk menerbitkan buku tersebut.
B.     Masalah ISBN(International Standar Book Number)
Ini merupakan nomor khas (terdiri dari 13 digit) yang menjadi identitas sebuah buku. ISBN tidak ada hubungannya dengan perizinan apa pun. Ia hanya berkaitan dengan masalah PENDAFTARAN dan ADMINISTRASI agar sebuah buku memiliki identitas yang jelas dan mudah dilacak. Untuk itu, Anda bebas memutuskan apakah buku Anda akan diberi ISBN atau tidak. ISBN berlaku internasional, namun setiap Negara punya lembaga tertentu yang ditunjuk untuk mengelolanya. Di Indonesia, lembaga yang mengelola ISBN adalah Perpustakaan Nasional.
C.     Pemberian Nama Penerbitan
Nama Penerbitannya TERSERAH ANDA. Tidak ada aturan apa pun mengenai pemberian nama penerbitan ini. Yang ada hanyalah kiat tertentu yang bertujuan agar nama tersebut terlihat keren dan syukur bisa meningkatkan nilai jual buku tersebut. Yang paling penting, jangan sampai Anda membuat nama dan logo yang sudah dimiliki penerbit lain sebab hal itu bisa menjadi masalah di kemudian hari karena sudah mempunyai hak cipta dan dilindungi secara hukum.
BAB IV alternatiF-alternatif lain
Alternatif-alternatif Lain dalam Menerbitkan Buku
            Kesalahan baru muncul ketika penerbit HANYA menerapkan system royalti berkala, mis 10%, tetapi mereka meminta sejumlah uang kepada Anda. Jika hal ini terjadi, mereka memang penipu. Jika Anda ikut mendanai sebuah penerbitan buku, seharusnya Anda tidak hanya berhak atas royalti sebesar 10%. Anda juga berhak atas pembagian keuntungan penjualan buku (diluar royalti) karena Anda adalah salah seorang pemodal. Atau bisa juga penerbit sepakat bahwa Anda akan mendapat pembagian royalti sejumlah, mis 35%
BAB V hal-hal Umum
Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mendistribusikan buku-buku Anda :
1.      Menjalin kerja sama dengan distributor
2.      Terjun langsung sebagai distributor. Anda harus memiliki jaringan yang kuat disejumlah kota/punya jaringan dalam bentuk lain, jangan ragu-ragu untuk memanfaatkannya
3.      Direct selling
4.      Berjualan secara online
5.      Menitipkan buku Anda di toko buku dll
Satu hal yang perlu diingat, jangan bersedia jika sebuah distributor menawarkan diri sebagai distributor tunggal. Jika nanti peredaran buku Anda macet, barulah terasa tidak enak, tidak bisa melakukan apa pun karena sudah terikat kerja sama eksklusif dengan distributor tersebut. Upayakanlah bentuk kerja sama yang inklusif, bekerja sama dengan sebanyak mungkin distributor.
Promosi Perlu Untukmu
Ada satu hal yang nyaris pasti : keberhasilan sebuah buku biasanya ditunjang oleh sistem promosi yang baik. Promosi bagi sebuah buku adalah keniscayaan. Sebaiknya penulis juga ikut turun tangan untuk mempromosikan buku Anda.
Contoh promosi yang membutuhkan biaya yang cukup besar :
1.      Resensi buku di media cetak. Biasanya, jika ada resensi pesanan dari penulis/penerbit, pihak majalah, koran/tabloid minta dikirimi beberapa eksemplar buku atau uang. Jangan sungkan-sungkan meminta bantuan penerbit untuk menyediakan buku atau uang tersebut.
2.      Peluncuran buku. Ditandai dengan sebuah acara talkshow yang dihadiri oleh penulis buku dan beberapa tokoh terkenal seperti artis, pejabat dll. Didalam acara ini, para pembicara mengulas isi buku tersebut. Penulis bisa bercerita tentang latar belakang dan proses penulisan bukunya. Penulis bisa bernegosiasi dengan penerbit mengenai biayanya atau kedua pihak mencari sponsor dari perusahaan lain.
3.      Diskusi tematis. Mis buku Anda adalah sebuah novel yang bertema persahabatan antara dua remaja. Maka, Anda bisa menyelenggarakan diskusi dengan tema “fenomena persahabatan di kalangan remaja.” Bisa juga acaranya dikonsep seperti 2 acara yang digabung menjadi 1. Mis, “Seminar Sehari Fenomena Persahabatan di Kalangan Remaja dan peluncuran novel Dia Sahabatku karya Joko Sembodo.”
4.      Kegiatan Pelatihan. Mis, Anda mengadakan kegiatan pelatihan penulisan buku dengan biaya pendaftaran 50 ribu. Setiap peserta akan mendapatkan “gratis” satu eksemplar buku Anda. Meskipun bukan benar-benar gratis karena harga tersebut sudah tercakup dalam biaya 50 ribu.
5.      Bedah buku, yaitu kegiatan yang isinya berupa pembahasan terhadap isi buku Anda.
Merencanakan Promosi Sejak Awal
Hal-hal yang perlu Anda persiapkan ketika masih dalam proses penulisan buku :
1.      Tema yang Menarik
2.      Tentukan segmen pembaca yang jelas
3.      Kenali Diri Anda
4.      Dongkrak Nilai Jual Buku Anda
1.      Pembuatan Jual yang Menarik
2.      Endorsement/komentar dari tokoh tertentu yang dimuat di sampul belakang buku.
3.      Kata pengantar dari tokoh terkenal dan berkompeten di bidangnya.
4.      Desain sampul yang menarik
Khusus untuk poin 2 dan 3 diatas, Anda bisa mendapatkannya dengan mendatangi tokoh yang hendak Anda mintai kata pengantar. Sampaikan keinginan Anda dengan baik dan jelas. Lantas, bertanyalah secara sopan tentang imbalan apa yang mereka inginkan. Jika kesulitas menemui tokoh tersebut, bisa meminta tolong penerbit. Terkadang penerbit juga punya inisiatif sendiri untuk mencari kata pengantar/penulis dan penerbit saling bekerja sama.
Promosi: Buku Fiksi vs Nonfiksi
Yang paling dilihat dalam novel adalah nama penulis. Saran : sebaiknya mengirim cerpen ke koran, majalah dll.
Menulis Buku yang Mirip
Sebelum menulis buku, coba lakukan riset kecil-kecilan terhadap buku-buku sejenis dengan buku yang hendak Anda tulis. Bacalah buku-buku tersebut. Pelajari apa saja keunggulan dan kelemahan mereka. Mungkin, Anda bisa membahas hal-hal yang belum dibahas pada buku-buku lainnya. Anda bisa membahas masalah yang sama dari sudut pandang yang berbeda. Dengan demikian, walaupun tema buku Anda mirip dengan buku-buku lain, diharapkan pembaca akan melihat ada keunggulan tertentu dari buku Anda sehingga mereka tergerak untuk membelinya.
Kiat Menulis Buku Best Seller
Kiat 1. Tulislah Buku yang Temanya Diminati/disukai Masyarakat
Tema apa yang disukai oleh masyarakat
Ada 6 unsur yang menyebabkan suatu hal/peristiwa layak disebut berita
-       Magnitude, seberapa luas pengaruh suatu peristiwa bagi khalayak. Contoh : berita kenaikan harga BBM tentu lebih berpengaruh bagi masyarakat dibanding berita tentang hilangnya sepatu si Ali.
-       Significance, seberapa penting arti suatu peristiwa bagi khalayak. Pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Bogor tentu lebih penting bagi masyarakat dibanding peresmian sebuah hotel di Bogor.
-       Actuality, tingkat “hangatnya” suatu peristiwa artinya temanya tidak pernah basi, dapat dipastikan buku tersebut, Insyaallah akan terus diterbitkan dan dibaca oleh masyarakat hingga kapan pun.
-       Proximity, kedekatan peristiwa terhadap khalayak. Contoh: bagi warga Sumatera Barat, gempa di Bukit Tinggi tentu lebih menarik dibanding gempa di Nabire, Papua. Dalam konteks penulisan buku, tulislah naskah yang temanya benar-benar dekat dengan keseharian masyarakat
-       Prominence, akrabnya peristiwa terhadap khalayak. Contoh: bagi kalangan remaja, berita tentang Naysilla Mirdad tentu lebih menarik dibanding berita tentang Bob Sadino.Dalam konteks penulisan buku, tulislah naskah yang temanya benar-benar akrab dengan kehidupan masyarakat
-       Human Interest, kemampuan suatu peristiwa untuk menyentuh perasaan kemanusiaan kita. Contoh: peristiwa bencana tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004  lalu. Tulislah buku yang temanya yang memiliki nilai kemanusiaan tinggi.
Kiat 2 Menulislah dengan All Out
Buku best seller adalah buku yang ditulis secara “all out”, “mati-matian”, penuh dedikasi, bahkan mungkin sampai “berdarah-darah”, biasanya akan menghasilkan buku yang sangat bagus dari segi kualitas.
Kiat 3 Menulislah dengan Niat yang Mulia
Ditujukan untuk apa atau siapa
Kiat 4 Primosi yang Gencar dan Efektif
Kiat 5 Konteks
Anda bekerja sama dengan percetakan atau penerbit, harus benar-benar serius dalam mengerjakan konteks sebuah buku. Buatlah judul yang menarik, desain yang bagus, synopsis yang membuat penasaran, strategi pemasaran yang jitu bahkan bentuk buku yang unik jika perlu



http://jonru.multiply.com
Lembaga sekolah menulis online http://smo.belajarmenulis.com
situs/blog pribadi
Mailing List (milis)
contoh :
nama milis: penulis lepas
alamat situs : http://groups.yahoo.com/group/penulislepas