Senin, 26 Agustus 2013

LEGENDA DARI JEPANG NHK

Urashima

 

Wawancara dengan Arthur Binard

  • ANN:
    Arthur Binard kembali bersama kita untuk menjelaskan tentang unsur penting dalam proses terjemahan cerita tadi.
    Binard:
    Unsur penting dalam cerita tadi adalah Sang Kura-kura. Saya merasakan ini ketika pertama kali membaca cerita ini. Malah setelah menerjemahkannya saya lebih yakin bahwa kura-kura adalah kunci dalam cerita ini.
     
    Kura-kura itu membuat segala hal jadi mungkin. Ada orang yang ingin makan daging kura-kura, dan ada yang ingin cangkangnya untuk dibuat macam-macam. Tapi saya pikir dalam cerita Urashima ini, kura-kura itulah yang membuat kita bisa berempati dengan Urashima Taro.
    ANN:
    Menurut Binard dalam cerita ini hewan yang pergi bersama Urashima Taro memang harus kura-kura dan tidak bisa dengan hewan laut lain. Kenapa begitu?
    Binard:
    Ya rasanya tidak bisa. Siapa yang misalnya mau naik ke punggung ikan hiu? Saya rasa kura-kura laut itu hewan yang bisa dipercaya, hewan yang aman diduduki. Dalam tradisi oriental, kura-kura adalah lambang panjang umur. Bangau hidup 1000 tahun sama dengan 10.000 tahun bagi kura-kura. Jadi 10.000 tahun adalah masa cerita ini. Urashima pergi ke Istana Naga dan berpesta di dasar laut selama tiga bulan, menurutnya. Ternyata itu adalah 300 tahun.
    ANN:
    Binar juga menyebut tentang akhir cerita ini yang cukup mengejutkan bagi para pembaca.
     
     
    • Sinopsis

      Dahulu kala seorang nelayan bernama Urashima Taro menyelamatkan seekor kura-kura dari perbuatan jahat beberapa anak-anak. Beberapa hari kemudian kura-kura yang sudah beranjak besar itu kembali untuk mengundang si nelayan ke Istana Laut Dalam milik Raja Naga. Taro tiba di istana itu dengan naik di punggung kura-kura. Ia disambut oleh seorang putri cantik. Jauh di dasar laut Taro menikmati hidup yang mewah dan menyenangkan. Tapi semua itu tidak berlangsung lama..

      Analisis oleh Yuko Matsumura dari Universitas Seitoku

      Kisah Urashima atau Urashima Taro pertama kali ditulis pada awal abad ke-8. Cerita ini berkisah tentang seorang nelayan bernama Urashima yang menempuh perjalanan di bawah laut bersama seekor kura-kura yang kemudian menjelma menjadi seorang putrid yang dikenal dengan nama Otohime. Dalam versi aslinya, mereka tidak mengunjungi Istana Naga, melainkan pergi ke sebuah wilayah yang disebut Horai, tempat tinggal para pertapa gunung. Inilah tanah abadi dalam tradisi CIna dan jelas-jelas mencerminkan terjadinya pertukaran dengan budaya Cina.
      Dalam sebuah buku yang ditulis sekitar tahun 1700, seekor kura-kura yang diselamatkan oleh Urashima muncul dalam wujud seorang wanita dan kemudian mereka menjadi suami istri. Ini adalah kisah tentang balas budi. Tapi ketika Urashima membuka sebuah kotak terlarang, tiba-tiba ia menjadi tua dan berubah menjadi seekor bangau, lalu kemudian menjadi dewa, dan dipertemukan kembali dengan sang kura-kura.
      Cerita ini diterbitkan dalam buku-buku teks sekolah di tahun 1910 dan sejak itu diakui sebagai sebuah cerita rakyat standar Jepang. Mungkin karena mempertimbangkan para pembacanya yang masih muda, Urashima tidak lagi menikah dan si kura-kura serta Otohime digambarkan sebagai karakter yang berbeda.
      Kisah tentang dunia di bawah laut dimana waktu mengalir secara berbeda juga ditemui di Eropa. Diduga kisah Urashima mungkin telah menginpsirasi kisah fantasi perjalanan waktu modern.

LEGENDA DARI JEPANG NHK

Kisah Si Penebang Bambu

 

  • ANN:
    Sekarang mari kita tanyakan perasaan Juliet saat menerjemahkan Kisah Si Penebang Bambu ini.
    Juliet:
    Rasanya puas sekali dan menyenangkan. Ini versi singkat dari cerita itu, dan saya tidak ingin orang menganggapnya sebagai cerita yang utuh, tapi walau demikian sudah mengandung semua unsur yang membuat cerita ini begitu menyenangkan.
     
    Yang menarik adalah karena cerita ini masih ada naskahnya. Cerita ini ditulis lebih dari seribu tahun lalu dan kebanyakan cerita rakyat tidak punya versi tertulis yang bisa selalu kita jadikan acuan, sebagai bukti bahwa cerita ini asli. Umumnya cerita semacam ini diturunkan secara lisan dari satu generasi ke generasi lain, entah sebagai cerita pengantar tidur atau lainnya.
    Tapi kita punya versi klasik yang telah diceritakan kembali dalam berbagai terjemahan atau selalu dituturkan karena mereka suka cerita itu dan ingin terus diperbaharui. Namun kita bisa saja selalu mengacu naskah aslinya yang nyaris tidak pernah terdengar.
    ANN:
    Tokoh Putri Kaguya sendiri adalah karakter yang menarik. Ini penjelasan Julie.
    Juliet:
    Ya betul. Dia nyaris sangat modern, punya pemikiran sendiri, pintar dan seperti kebanyakan tokoh utama dalam dongeng-dongeng dia sangat cantik. Tapi biasanya kecantikan selalu dikaitkan dengan kebaikan, seperti Cinderella. Tapi Putri Kaguya ini tidak terlalu baik. Jadi menarik sekali melihat ada macam-macam kepribadian. Sang putri ini sangat baik dalam artian ia selalu berusaha membahagiakan orang tuanya. 
     
     
    • Sinopsis

      Dahulu kala hiduplah seorang penebang kayu. Suatu hari ia menemukan batang bambu yang memancarkan cahaya misterius dan di dalamnya ada seorang gadis mungil. Ia membawa gadis itu pulang dan membesarkannya bersama sang istri seperti layaknya anak sendiri. Dalam beberapa bulan gadis mungil itu tumbuh menjadi seorang wanita muda yang cantik. Lima bangsawan melamarnya namun setiap orang diberi tugas yang nyaris mustahil sambil berjanji akan menikahi siapapun yang bisa berhasil menjalankan tugas itu.

      Analisis oleh Yuko Matsumura dari Universitas Seitoku

      Kisah Penebang Bambu dalam bentuk naratif lengkapnya disebut-sebut sebagai cerita rakyat tertua yang masih bisa ditemui di Jepang. Walaupun cerita rakyat ini diyakini ditulis pada abad ke 9 atau 10, ada sejumlah unsur yang kemungkinan diambil dari cerita rakyat yang lebih tua lagi. Cerita ini sarat dengan unsur yang umum ditemui dalam cerita rakyat di seluruh dunia.
      Cerita ini masuk dalam genre “bayi mungil”. Ceritanya diawali dengan kelahiran seorang anak yang ukuran tubuhnya sangat kecil. Karakter serupa dari cerita rakyat lain misalnya ada pada cerita Momotaro yang dilahirkan dari dalam buah persik serta Urikohime yang muncul dari dalam buah melon.
      Unsur dasar lain dalam cerita rakyat yang bisa ditemui adalah perkawinan antara manusia dan putri dari surga, serta serangkaian permintaan yang diajukan kepada pria yang meminang. Cerita ini juga memiliki elemen fiksi ilmiah yang tidak umum dalam cerita rakyat Jepang, termasuk karakter yang turun ke bumi dari bulan dan kembali lagi ke bulan setelah dijemput oleh sebuah rombongan.
      Cerita-cerita rakyat yang menampilkan anak-anak bambu bisa ditemui di seluruh penjuru Cina dan Asia Tenggara, dan kemungkinan Kisah Si Penebang Bambu juga berasal dari tradisi ini.

LEGENDA DARI JEPANG NHK

  • Legenda dari Jepang
    GUNUNG KACHI_KACHI 
     

    ANN:
    Kita kembali bersama Roger Pulvers. Cerita ini sangat menarik dan sangat berciri Jepang. Pulvers dulu pernah menerjemahkan banyak cerita-cerita Jepang. Tapi bagaimana kesannya saat ini?
    Roger:
    Penerjemahan itu selalu sangat sulit. Kita harus menggambarkan alur cerita itu dengan benar.
     
    Cerita-cerita ini mungkin sudah berusia ratusan tahun dan diceritakan oleh orang tua kepada anak, atau beredar di kalangan kelompok-kelompok tertentu. Jadi dalam narasinya ada alur yang bisa memikat hati pendengarnya. Jadi hal terpenting dalam penerjemahan adalah bagaimana supaya terdengar alami. Agar orang yang mendengarkan cerita ini dalam bahasanya sendiri akan mendapatkan perasaan yang sama dengan orang Jepang yang mendengar cerita ini dalam bahasa Jepang.
    ANN:
    Cerita ini diterjemahkan lagi dari bahasa Inggris ke bahasa Anda. Saya pikir semua penerjemah serial cerita ini bisa berbagi perasaan dan pemikiran. Lalu kita bisa tanyai mereka tentang kesulitan menerjemahkan budaya Jepang kepada dunia agar mudah dipahami.
    Roger:
    Cerita ini dan banyak cerita-cerita rakyat lainnya cenderung disampaikan apa adanya, penuh imajinasi, menarik dan saya pikir bisa dipahami oleh siapapun.
    Cerita-cerita rakyat ini, khususnya yang satu ini memiliki nilai universal. Ada pesan moral yakni menangnya kebaikan atas kejahatan. Ini pola yang ditemui dalam cerita-cerita rakyat kita baik di Afrika maupun Amerika Latin atau dimanapun. Saya pikir polanya semua sama.
     
    • Sinopsis

      Berabad-abad lalu, seorang kakek sedang bekerja di ladang, ketika muncul seekor tanuki atau anjing rakun tua yang menjarah hasil panenannya. Jadi sang kakek pun memasang jebakan untuk menangkap dan membawa hewan itu pulang. Tapi hewan yang licik itu ternyata membawa masalah. Karena merasa sedih atas nasib si kakek, seekor kelinci putih muncul dan berjanji untuk membalaskan dendam pada tanuki. Rencana kelinci itu dimulai dengan menipu tanuki untuk bersama-sama pergi ke Gunung Kachi-kachi.

      Analisis oleh Yuko Matsumura dari Universitas Seitoku

      Kisah Gunung Kachi-kachi sering disebut-sebut dalam teks-teks dari jaman Edo (1603-1868) dan kemungkinan sudah ada saat itu.
      Bagian pertama cerita Gunung Kachi-kachi menggambarkan seekor tanuki atau anjing rakun yang lepas dari tangkapan lalu membunuh seorang nenek. Bagian kedua menceritakan bagaimana kelinci membalas dendam atas pembunuhan itu.
      Beberapa versi mungkin hanya menceritakan satu bagian dari cerita itu. Latar cerita yang berada di antara sebuah ladang dan gunung, mungkin berakar dari konflik-konlik territorial antara manusia dan hewan di dunia nyata. Konflik itu benar-benar urusan hidup dan mati.
      Kelinci membunuh tanuki karena tanuki membunuh si nenek. Ini dianggap sebagai hal setimpal dan menunjukkan bahwa nyawa manusia dianggap sama dengan hewan.
      Orang Jepang sekarang menganggap kelinci itu mahluk yang lucu, tapi dalam cerita-cerita rakyat Amerika Utara dan Afrika, kelinci digambarkan sebagai pencuri yang licik yang mengganggu kedamaian. Kelinci digambarkan sebagai hewan bermuka dua yang penipu, dan dalam kisah Gunung Kachi-kachi juga ditemukan adanya gambaran itu.
     

Selasa, 20 Agustus 2013




BENTŌ
(弁当atauべんとう)


1.  PENGERTIAN BENTŌ
Bentō (弁当 atau べんとう ?) atau o-bentō adalah istilah bahasa Jepang untuk bekal makanan berupa nasi berikut lauk-pauknya yang dikemas praktis dan bisa dibawa dan dimakan di tempat lain. Seperti halnya nasi bungkus, bentō bisa dimakan sebagai makan siang, makan malam, atau bekal piknik.
Bentō biasanya dikemas untuk porsi satu orang, walaupun dalam arti luas bisa berarti makanan bekal untuk kelompok atau keluarga. Bento dibeli atau disiapkan sendiri di rumah. Ketika dibeli, bentō sudah dilengkapi dengan sumpit sekali pakai, berikut penyedap rasa yang disesuaikan dengan lauk, seperti kecap asin atau saus uster dalam kemasan mini.
Ciri khas bentō adalah pengaturan jenis lauk dan warna agar sedap dipandang serta mengundang selera. Kemasan bento selalu memiliki tutup, dan wadah bentō bisa berupa kotak atau nampan segi empat dari plastik, kotak roti, atau kotak kayu kerajinan tangan yang dipernis. Ibu rumah tangga di Jepang dianggap perlu terampil menyiapkan bentō, walaupun bentō bisa dibeli di mana-mana.
Bentō biasanya banyak dijual di dalam gerbong kereta api ataupun di stasiun subway. Tempat lainnya untuk membeli obento adalah section khusus makanan di berbagai department store. Harga satu paket obento berkisar antara ¥800 – ¥1,500 yang biasanya terdiri atas sepotong daging (ikan atau ayam), beberapa variasi snack kecil, nasi putih dan acar sayuran khas Jepang. Obento Sushi juga merupakan varian lainnya yang bisa Anda beli dengan harga relatif murah.
2.  SEJARAH BENTŌ
Bentō pertama kali dibuat pada akhir zaman Kamakura, tepatnya pada abad 14 ketika masyarakat Jepang mengetahui cara memasak nasi kering yang dikenal dengan nama hoshii. Hoshii adalah nasi yang dapat dimakan setelah dimasak dengan air yang kemudian dimasukkan ke dalam kantong kecil. Tapi, istilah bentō digunakan pada abad 16 ketika Oda Nobunaga (1534-1582) memberi makan orang-orang yang ada di istananya satu persatu. Bentō berkembang di Jepang pada zaman Edo (1603-1867) yang damai. Para pelancong membawa bentō yang isinya onigiri (nasi kepal) di dalam kotak anyaman bambu. Pada waktu itu, bentō biasanya dimakan di antara maku (babak) pada pertunjukan kabuki dan noh. Bentō jenis ini disebut makuuchi bentō yang sangat populer saat itu.
Dewasa ini, anak-anak pergi ke sekolah membawa bentō. Para karyawan juga membawa bentō ke kantor. Pada zaman Meiji (1868-1912), ekibentō (bentō stasiun/ perbekalan yang dijual di stasiun) atau yang lebih dikenal dengan sebutan ekiben dijual untuk pertama kali. Ekiben pertama isinya onigiri dan aprikot yang dijual di stasiun Utsunomiya, perfektur Tochigi. Saat ini, ekiben masih populer dan isinya pun bermacam-macam. Sejak zaman Taisho (1912-1926), bentōō alumunium yang mudah dibersihkan. Kecendrungan orangtua yang ingin anaknya makan makanan yang higienis pun membuat orang tua mewajibkan anaknya membawa bentō ke sekolah. Penemuan mikrowave di tahun 1980-an juga menyebabkan bentō semakin mudah ditemukan di toserba-toserba.   semakin memasyarakat di Jepang, terlebih lagi sejak munculnya kotak bent
3.  CARA MEMBUAT BENTŌ
Dalam membuat bentō makanan harus dimasak dengan baik agar rasa dan warnanya tidak berubah. Makanan-makanan yang mudah basi sebaiknya tidak dijadikan bentō, begitu juga makanan yang mengandung banyak cairan karena dapat mengkontaminasi makanan lain. Hal lain yang mesti diperhatikan dalam pembuatan bentō ini adalah cara penyusunan makanan dalam kotak bentō. Bentō harus disusun sedemikian rupa agar sedap dipandang mata dan komposisi warna makanan pun harus dapat menimbulkan nafsu makan ketika tutup kotak bentō pertama kali dibuka. Ini sesuai dengan salah satu ungkapan yang berbunyi, “Nihon Ryouri wa Me Me Taberu”. Artinya, “Makanan Jepang dimakan dengan Mata”. Bentō umumnya terdiri atas nasi, lauk, sayuran dan sejenis acar. Perbandingan nasi, lauk, sayuran dan acar untuk bentō itu adalah 4:3:2:1. Namun, semua makanan pada dasarnya dapat dijadikan bentō.

4.  JENIS-JENIS BENTŌ
Banyak sekali jenis bentō, hal itu tergantung dari isinya, tempat bentō itu dijual dan waktu bentō itu dimakan. Di antaranya yang paling terkenal adalah:
a)   Chuka Bentō
  Chuka Bentō adalah bentō yang isinya masakan China yang berfungsi sebagai peransang selera. Bentō ini muncul sejak China mulai membuat masakan dingin dan juga dikenal sebagai makanan kecil tengah malam.
b)   Kamaneshi Bentō
   Kamaneshi Bentō adalah bentō yang dijual di stasiun-stasiun di perfektur Nagano. Kotak bentō ini terbuat dari tanah liat dan merupakan salah satu souvenir unik dari perfektur Nagano.
c)    Makunouchi Bentō
Makunouchi Bentō adalah bentō yang dimakan di antara maku (babak) pada pertunjukan kabuki dan noh yang isinya nasi, asinan umeboshi, salmon bakar dan telur gulung.
d)   Noriben
   Noriben adalah bentō paling sederhana yang isinya nasi yang dilumuri kecap bercampur rumput laut.
e)    Sake Bentō
   Sake Bentō adalah bentō yang makanan utamanya irisan salmon bakar.
f)    Shidashi Bentō
  Shidashi Bentō adalah bentō yang dibuat di restoran yang dipesan pada waktu makan siang. Bentō ini biasanya dimakan pada acara yang dihadiri oleh banyak orang seperti pesta atau upacara kematian. Bentō ini isinya makanan tradisional Jepang seperti tempura, nasi dan sejenis acar. Shidashi Bentō ini juga ada yang dikemas dengan gaya Eropa.
g)   Shushizume
   Sushizume adalah bentō yang isinya sushi sesuai dengan makna katanya.
h)   Hayaben
   Hayaben adalah bentō pembuka, yaitu bentō yang dimakan pada saat makan siang yang dilanjutkan dengan makanan lain sesudahnya.
i)     Hokaben
    Hokaben adalah sejenis bentō yang dijual toko waralaba ‘Hokka Hokka Tei’.
j)     Reito Mikan
   Reito Mikan adalah bentō yang dijual di atas kereta api yang isinya jeruk China dingin. Reito Mikan ini adalah bentō berisi makanan penutup yang dijual di kereta api.
k)   Hinomaru Bentō
      Hinomaru Bentō adalah nama yang diberikan untuk bentō berisi nasi putih yang di tengah-tengahnya ada umemoshi. Nama Hinomaru Bentō ini diambil dari nama bendera Jepang yang berwarna putih dengan lingkaran merah di tengah-tengahnya. Bentō ini populer setelah perang dunia II karena Jepang kekurangan makanan dan bentō berfungsi sebagai propaganda hidup hemat pada masa itu.




Perbedaan Hiragana,Katakana,dan Kanji


Sebelumnya, sudahkan anda membuka daftar huruf Hiragana, dan Katakana yang sudah saya tulis di posting sebelumnya, bagi yang belum sempat membaca, silahkan di baca dulu ya..

Pada postingan kali ini saya akan menjelaskan perbedaan fungsi dari ketiga huruf tersebut, berikut perbedaan nya ;

Suara-suara yang ada pada bahasa Jepang dituliskan menggunakan hiragana dan katakana.

Keduanya secara kolektif disebut kana.

Setiap huruf hiragana memiliki pasangannya pada katakana, sebagaimana huruf kecil pada bahasa Indonesia memiliki padanan huruf besarnya. Jumlah hiragana dan katakana masing-masing tidak sampai 50. Semuanya sebetulnya adalah huruf China yang disederhanakan dan diadopsi untuk keperluan fonetis.

Huruf China, disebut kanji oleh orang Jepang, juga digunakan secara ekstensif pada bahasa tertulis. Sebagian besar kata (nomina, verba, adjektiva) ditulis menggunakan kanji.
Secara historis ada lebih dari 40.000 kanji, namun 2.000 huruf sudah mencakup lebih dari 95% kanji yang digunakan di bahasa Jepang modern.

Tidak ada spasi di bahasa Jepang, jadi kanji diperlukan untuk mengetahui batas kata dalam suatu kalimat.

Kanji juga berguna untuk membedakan homofon, yang muncul cukup sering karena jumlah suara di bahasa Jepang terbatas.

Hiragana terutama digunakan untuk keperluan tata bahasa. Kita akan melihat fungsi tersebut saat mempelajari partikel. Kata-kata yang kanjinya susah atau jarang dipakai, istilah percakapan, dan onomatop juga ditulis dengan hiragana.
Hiragana juga sering menggantikan kanji untuk pelajar bahasa Jepang pemula dan anak-anak.

Walaupun katakana melambangkan suara-suara yang sama dengan hiragana, katakana umumnya dipakai untuk menuliskan kata-kata modern yang diimpor dari negara-negara barat. Ini karena kata-kata tersebut tidak memiliki kanji.

Tiap huruf hiragana (dan berarti juga katakana) sudah melambangkan suatu suku kata, kecuali huruf hiragana 「ん」 (dan katakana 「ン」). Sebagai contoh, huruf 「り」melambangkan suku kata "ri" dan huruf 「さ」 melambangkan suku kata "sa". Ini bisa dibandingkan dengan bahasa Indonesia, yang perlu menggabungkan huruf konsonan dan vokal untuk membentuk suku kata tersebut.

Sistem seperti hiragana membuat pengucapan menjadi jelas dan tidak ambigu. Namun, kesulitannya terdapat pada intonasi.
Membedakan suara tinggi dan rendah adalah hal yang penting bagi bahasa Jepang lisan.

Sebagai contoh, homofon bisa memiliki tinggi rendah suara yang berbeda sehingga jika diucapkan bunyinya berbeda walaupun bentuk tertulisnya sama.
Halangan terbesar untuk berbicara dengan benar dan alami adalah masalah intonasi.
Banyak murid yang berbicara tanpa memperhatikan intonasi sehingga terdengar tidak alami (terkenal di Jepang sebagai logat luar negeri). Akan menyulitkan jika kamu berusaha menghafal intonasi tiap kata, apalagi karena intonasi bisa berubah bergantung konteks dan logat wilayah. Penjelasan mengenai hal ini sudah saya tulis di Belajar Bahasa Jepang Melalui Buku dan Kamus.

Satu-satunya cara yang praktis untuk menguasainya adalah dengan latihan meniru orang Jepang berbicara lewat acara anime, drama, dan media-media lainnya.




Sumpit adalah alat makan yang berasal dari Asia Timur, berbentuk dua batang kayu sama panjang yang dipegang di antara jari-jari salah satu tangan. Sumpit digunakan untuk menjepit dan memindahkan makanan dari wadah, dari piring satu ke piring lain atau memasukkan makanan ke dalam mulut. Sumpit bisa dibuat dari bahan seperti bambu, logam, gading dan plastik yang permukaannya sudah dihaluskan atau dilapis dengan bahan pelapis seperti pernis atau cat supaya tidak melukai mulut dan terlihat bagus.
Sumpit digunakan di banyak negara di seluruh dunia untuk menikmati makanan khas Asia Timur. Di beberapa negara Asia Tenggara, sumpit merupakan alat makan utama yang sama pentingnya seperti sendok dan garpu. Di Indonesia, pilihan sendok-garpu atau sumpit disediakan di rumah makan yang menyediakan masakan Tionghoa, masakan Korea, masakan Jepang, masakan Vietnam, masakan Thailand hingga penjual bakso atau mi pangsit di pinggir jalan.


Libur hari raya Nasional

1 Januari: Hari pertama tahun baru – Merayakan tahun baru
Januari minggu ke 2 hari Senin: Hari orang dewasa – 成人の日 (Seijin no hi) Coming of Age Day – Menyadarkan kalau sudah menjadi orang dewasa(umur 20 tahun),dan bertanggung jawab menjadi anggota masyarakat.
11 Februari: Hari berdirinya Negara Jepang -Membangun Negara dan memperdalamkan jiwa cinta terhadap negara
20 Maret (tergantung tahun) :  Hari waktu yang sama lamanya dengan waktu malam hari di musim Semi -  Menghargai kemurnian alam,dan pentingnya mahluk hidup.
29 April : Hari peringatan zaman Showa – Melalui hari-hari yang menggemparkan, mengingatkan kembali pencapaian pembangunan masa Showa dan membangun masa depan Negara.
3 Mei :   Hari berdirinya UUD -    Peringatan berdirinya UUD diJepang, mengharapkan kemajuan Negara.
4 Mei :   Hari penghijauan -    Bersyukur atas anugrah kemurnian yang diberikan.
5 Mei :   Hari anak -    Bersyukur atas pertumbuhan anak dan mengharapkan kesejahteraan anak,rasa terima kasih diberikan untuk Ibu.
Juli, minggu ke 3 hari Senin :   Hari kelautan – Bersyukur atas kekayaan alam dan merharapkan kemakmuran lautan Jepang.
September,minggu ke 3 hari Senin : Hari penghormatan orang lanjut usia -  Menghormati dan mencintai orang lanjut usia yang telah melewati beberapa tahun dan membangun lingkungan sosial dan juga mengharapkan panjang umur.
23 September (tergantung tahun) :    Waktu siang dan malam sama lamanya,pada musim gugur – Menghormati nenek moyang,berdoa untuk orang yang telah meninggal
Oktober,minggu ke 2 hari Senin : Hari Olahraga – 体育の日 (Taiiku no hi) – Merayakan olahraga,meningkatkan kesehatan badan.
3 November : Hari kebudayaan -  文化の日 (Bunka no hi) -  Mencintai perdamaian dan kebebasan, memajukan kebudayaan
23 Desember : Hari ulang tahun Kaisar – 天皇誕生日 (Tennō tanjobi) – Merayakan hari ulang tahun Kaisar.
Selain ada libur resmi, ada juga libur tidak resmi yang bukan tanggal merah tetapi sekolah dan sebagian kantor diliburkan.
Libur Tidak Resmi
Selain hari libur resmi yang ditetapkan pemerintah, Jepang juga memiliki tradisi liburan tidak resmi. (Sumber: Wikipredia)
•    Libur Golden Week: Golden Week adalah pekan di akhir bulan April dan awal bulan Mei yang secara kebetulan ada 4 hari libur resmi yang hampir berurutan (29 April, 3 Mei, 4 Mei, dan 5 Mei). Sebagian besar kantor-kantor memutuskan untuk meliburkan pegawainya selama periode Golden Week.
•    Libur Obon: Libur Obon (盆休み Obon yasumi) adalah hari-hari libur tidak resmi sebelum dan sesudah tanggal 15 Agustus. Walaupun perayaan Obon tidak merupakan hari libur resmi, perusahaan dan pemilik usaha sering meliburkan diri selama beberapa hari (13-16 Agustus) atau hingga satu minggu. Libur Obon digunakan untuk berziarah ke makam dan berkumpul dengan sanak keluarga di kampung halaman. Kantor pemerintah tetap buka seperti biasa, walaupun sebagian besar pegawai meminta cuti untuk merayakan Obon.
•    Libur Tahun Baru Jepang: Libur Tahun Baru Jepang (お正月 Oshogatsu yasumi) adalah kesempatan pulang ke kampung halaman dan berkumpul dengan sanak keluarga untuk merayakan hari Tahun Baru. Liburan tahun baru lamanya berbeda-beda tergantung pada kebijaksanaan masing-masing kantor. Kantor-kantor pemerintahan dan swasta biasanya tutup sejak menjelang akhir tahun (29 Desember atau 30 Desember) hingga beberapa hari sesudah Tahun Baru.
•    Hanami (花見?, melihat bunga) atau ohanami adalah tradisi Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan telah tibanya musim semi. Selain itu, hanami juga berarti piknik dengan menggelar tikar untuk pesta makan-makan di bawah pohon sakura.
•    Pohon sakura mekar di Jepang dari akhir Maret hingga awal April (kecuali di Okinawa dan Hokkaido). Prakiraan pergerakan mekarnya bunga sakura disebut garis depan bunga sakura (sakurazensen). Prakiraan ini dikeluarkan oleh direktorat meteorologi dan berbagai badan yang berurusan dengan cuaca. Saat melakukan hanami adalah ketika semua pohon sakura yang ada di suatu tempat bunganya sudah mekar semua.
Aliran

Perasaan ini mengalir begitu saja
Lalu lintas pertemuanku dengannya terus berseliweran dalam benak
Membuatku memikirkan banyak hal
Menghadirkan sejuta kenangan disela kebersamaan
Melihat keggigihannya, perlahan-lahan kekaguman mulai muncul dihati
Potret wajahnya selalu terbayang
Harapan untuk bertemu dengannya tak pernah sirna
Meskipun aku tidak tahu berapa persen kemungkinan itu terkabul
Dikala down, memikirkannya, membuat semangatku berkobar
Ia adalah sosok yang memiliki aura positif untuk bangkit dari kekalahan
Apa yang kualami ini?
Apakah hanya kekaguman semata
Ataukah benih-benih cinta mulai bersemi didalam diriku?
Entahlah...
Hingga saat ini, aku masih bingung dengan rentetan peristiwa
Biarlah waktu yang menjawabnya