Minggu, 04 Maret 2012

ALAT MUSIK TRADISIONAL JEPANG !!

TAIKO

Kata taiko (太鼓) berarti “drum besar” dalam bahasa Jepang. Di luar Jepang, kata ini digunakan untuk merujuk kepada berbagai jenis drum Jepang (和太鼓, ‘wa-daiko’, “drum Jepang”, dalam bahasa Jepang) dan kepada bentuk seni yang relatif belakangan dalam bentuk ansambel menabuh drum (kadang-kadang lebih khusus disebut, “kumi-daiko” (組太鼓).
Nagado-daiko (長胴太鼓, taiko yang berbadan panjang) terdiri atas dua potong kulit sapi yang dibentangkan di atas sebuah kerangka kayu (biasanya diukir dari satu potong kayu, kini sering dibuat dari sisa-sisa sebuah gentong kayu) dan diregangkan. Kepala dari tsukeshime-daiko (付締め太鼓, seringkali disingkat menjadi, “shime-daiko” atau “shime” saja) dibentangkan di atas cincin-cincin besi dan dijepit di sekitar badan yang lebih kecil. Tali tsukeshime-daiko ditarik hingga ketat sebelum digunakan setiap kalinya. Okedo-daiko (桶胴太鼓, taiko berbadan gentong, seringkali disingkat menjadi “okedo” atau “oke”) dapat dipasang di atas sebuah dudukan dan dimainkan seperti taiko lainnya, tapi biasanya digantungkan melintang ke bahu sehingga si pemain drum dapat berjalan dan sekaligus juga memainkannya. Taiko Jepang lainnya mencakup uchiwa-daiko (内輪太鼓、 taiko kipas), hira-daiko (平太鼓, taiko datar), o-daiko (大太鼓, taiko besar), dan serangkaian instrumen tabuh lainnya dalam ansambel tradisional Jepang noh, gagaku, dan kabuki.
Drum okedo-daiko merentang dari yang kecil dan mudah dibawa, hingga drum yang paling besar dari semua drum Jepang. Berbeda dengan nagado, drum ini dapat dibuat dalam berbagai ukuran, namun TIDAK dalam segala ukuran mengingat konstruksi kayu stavenya. Wilayah Aomori terkenal akan festival Nebuta. Di sini okedo besar dimainkan oleh banyak orang sambil dibawa dengan kereta sepanjang jalan. Okedo mempunyai penopang betta-nya sendiri yang diciptakan oleh Hayashi Eitetsu.
Selain itu, seperti nagado-daiko, okedo mempunyai suara pinggiran, yang disebut “ka.” Namun, ketika memainkan pinggiran sebuah okedo, penting bagi pemain untuk memukul hanya bagian yang palin luar dari cincin metalnya dan bukan pinggiran dari tubuh drum itu sendiri. Kayu tipis dan ringan dari okedo khususnya mudah penyok dan akan cepat menurun kondisinya bila dipukul.
Penggunaan taiko dalam perang
Di Jepang pada masa feodal, taiko sering digunakan untuk memotivasi pasukan, menolong menentukan langkah barisan, dan mengatur perintah atau pengumuman. Menjelang atau pada saat memasuki pertempuran, taiko yaku (penabuh drum) bertanggung jawab untuk menentukan langkah barisan, biasanya dengan enam langkah untuk setiap pukulan drum (ketukan-2-3-4-5-6, ketukan-2-3-4-5-6).
Menurut salah satu catatan sejarah (Gunji Yoshu), sembilan rangkai dari lima ketukan berarti memanggil sekutu ke medan tempur, sementara sembilan rangkai dari tiga ketukan, yang dipercepat tiga atau empat kalinya, adalah panggilan untuk maju dan mengejar lawan.

Lainnya

Bachi
pemukul kayu yang digunakan untuk memainkan drum taiko.

Ji
juga disebut Jiuchi, adalah irama dasar yang digunakan untuk mendukung irama utama, atau O-uchi. Sebagian dari irama yang lebih lazim untuk ji adalah don doko, don ko, atau don go (pola mengayun). Jikata adalah pemain yang memainkan irama ji.

Oroshi
dicirikan oleh serangkaian pukulan pada taiko. Pemain mulai dengan lambat dengan banyak ma. Pelan-pelan ma (waktu) antara masing-masing pukulan menjadi semakin singkat, hingga penabuh melakukan pukulan yang cepat

Shamisen atau samisen (
三味線, Shamisen atau samisen ?) adalah alat musik dawai asal Jepang yang memiliki tiga senar, dan dipetik menggunakan sejenis pick yang disebut bachi.
Di dunia musik Jepang abad modern (kinsei hōgaku) seperti genre jiuta dan sōkyoku (sankyoku), shamisen dikenal sebagai san-gen (三弦, 三絃, san-gen? tiga senar), sedangkan di daerah Okinawa dikenal dengan sebutan sanshin (三線, sanshin?).
Bentuk
Badan shamisen (disebut dō) dibuat dari kayu, berbentuk segiempat dengan keempat sudut yang sedikit melengkung. Bagian depan dan belakang dilapisi kulit hewan yang berfungsi memperkeras suara senar. Kulit pelapis shamisen adalah kulit bagian perut kucing betina yang belum pernah kawin. Sedangkan shamisen kualitas biasa dibuat dari kulit bagian punggung dari anjing. Shamisen yang dibuat kulit imitasi memiliki kualitas suara yang tidak bagus sehingga kurang populer.
Panjang shamisen hampir sama dengan gitar tapi leher (sao) lebih langsing dan tanpa fret. Leher shamisen ada yang terdiri dari 3 bagian agar mudah dibawa-bawa dan disimpan. Leher shamisen yang utuh dan tidak bisa dilepas-lepas disebut leher nobezao.
Sutra merupakan bahan baku senar untuk shamisen. Tsugaru-jamisen yang berasal dari daerah Tsugaru ada yang memakai senar dari serat nilon atau tetoron. Senar secara berurutan dari kiri ke kanan (dari senar yang paling tebal) disebut sebagai ichi no ito (senar pertama), ni no ito (senar kedua), dan san no ito (senar ketiga).
Jenis
Secara garis besar, shamisen terdiri dari 3 jenis berdasarkan ukuran leher: Hosozao (leher sempit), Nakazao (leher sedang), dan Futozao (leher besar). Selain itu, jenis shamisen dikelompokkan berdasarkan nama kesenian:
* Nagauta shamisen, berleher langsing, dipetik dengan pick besar dari gading gajah, dan dipakai pada pertunjukan kabuki
* Gidayū shamisen, berleher besar dan tebal, dan digunakan sebagai pengiring jōruri
* Tokiwazu-bushi shamisen, berleher sedang
* Kiyomoto shamisen, berleher sedang.
* Jiuta shamisen, berleher sedang, dipetik dengan pick yang disebut Tsuyamabachi dari bahan gading gajah. Shamisen jenis ini sering disebut sankyoku, dimainkan bersama koto, kokyū, dan shakuhachi.
* Shinnai shamisen, berleher sedang, dipetik dengan menggunakan kuku jari.
* Yanagawa shamisen (Kyō-shamisen), berleher lebih langsing dari Hosozao, merupakan model shamisen yang paling tua
* Tsugaru-jamisen, berleher lebar dan tebal, digunakan untuk lagu daerah yang disebut Tsugaru-minyō, dan dipetik menggunakan bachi yang berukuran lebih kecil dan dibuat dari tempurung kura-kura.
* Shanshin asal Kepulauan Ryūkyū, digunakan di prefektur Okinawa dan bagian paling ujung prefektur Kagoshima. Shanshin dibuat dari kulit ular sanca asal Indonesia, leher shamisen dipernis dengan urushi, serta dipetik tidak memakai bachi, melainkan dengan pick dari tanduk kerbau.
* Gottan, asal Prefektur Kagoshima, dibuat seluruhnya dari kayu dan tidak memakai kulit hewan.
Sejarah
Dalam penggolongan alat musik, shamisen termasuk alat musik petik serupa lute dengan leher (neck) yang disambung ke badan. Di seluruh dunia terdapat banyak sekali berjenis-jenis alat musik serupa lute, mulai dari gitar, sitar, hingga ukulele. Kebudayaan Mesir kuno mengenal alat petik bersenar tiga yang di Persia berkembang menjadi setaru atau sitar (“se” berarti “tiga” dan “taru” berarti “senar”). Di Tiongkok, alat musik serupa sitar yang dibuat dengan pelapis kulit ular disebut sanshen (sanxian). Perdagangan antara Kerajaan Ryūkyū dan Fuzhou memperkenalkan alat musik sanshen yang kemudian di Okinawa disebut sanshin.
Di akhir abad ke-16, sanshin yang dibawa kapal dagang asal Ryūkyū diperkenalkan ke penduduk kota Sakai. Shamisen tertua yang masih ada sekarang adalah shamisen bernama Yodo hasil karya pengrajin di Kyoto. Shamisen ini khusus dibuat atas perintah Toyotomi Hideyoshi untuk dihadiahkan kepada sang istri Yodo-dono. Shamisen Yodo mempunyai bentuk yang tidak jauh berbeda dengan shamisen yang ada sekarang.
Perkembangan sanshin asal luar negeri menjadi shamisen tidak lepas dari peran pemusik tunanetra asal perkumpulan tunanetra Tōdōza. Sanshin yang dimainkan dengan pick berbentuk kuku dari tanduk kerbau berkembang menjadi shamisen yang dipetik dengan bachi yang digunakan untuk memetik alat musik biwa. Bunyi shamisen yang lebih garing ternyata lebih disenangi orang dibandingkan bunyi biwa yang terkesan berat dan serius.
Salah satu pemusik tunanetra bernama Ishimura Kengyō berjasa mengembangkan teknik permainan hingga shamisen digemari rakyat banyak. Di awal zaman Edo, Ishimura Kengyō mempelopori genre musik yang menggunakan shamisen dan dikenal sebagai Jiuta. Secara garis besar musik shamisen dibagi menjadi dua jenis, Utaimono (pengiring lagu) dan Katarimono (pengiring cerita).
imi Ga Yo (bahasa Jepang: 君が代; bahasa Indonesia: Semoga Kekuasaan Yang Mulia Berlanjut Selama 1.000 Tahun) adalah judul lagu kebangsaan Jepang Bunyi Klik di sini.
Lagu ini ditulis dalam sebuah metrum Jepang waka. Ada yang berpendapat bahwa lagu sebenarnya puisi cinta.
Asli (huruf Latin)
Kimi ga yo ha
Chiyo ni,
Yachiyo ni
Sazare ishi no,
Ihaho to narite,
Koke no musu made.
Terjemahan Indonesia
Semoga kekuasaan Yang Mulia,
Berlanjut selama seribu (tahun),
8000 generasi,
Sampai kerikil,
Berubah menjadi batu karang,
Yang diselimuti lumut. 

Senjata Legendaris Jepang

1. Tombogiri

adalah Salah satu dari tiga tombak legendaris yang diciptakan oleh pembuat senjata terkenal, Masazane.
Dikatakan tombak ini di pegang dan digunakan oleh oleh Honda Tadakatsu. Tombak namanya berasal dari mitos bahwa ada capung mendarat pada mata pisau dan langsung dipotong dua. Jadi Tonbo (Jepang untuk "capung") dan giri (Jepang untuk "memotong"), menerjemahkan nama tombak ini sebagai "Dragonfly Cutter / Cutting Spear / Pemotong Capung

2. Kusanagi no Tsurugi

adalah pedang legendaris Jepang yang penting bagi sejarah Jepang dan sama pentingnya seperti sejarah pedang Excalibur bagi orang-orang britania, dan merupakan salah satu dari tiga Regalia Kekaisaran Jepang. Ini pada awalnya disebut Ama-no-Murakumo-no-Tsurugi ( "Sword of the Gathering Clouds of Heaven") tapi namanya kemudian diubah menjadi lebih populer Kusanagi-no-Tsurugi ( "Grass Cutting Sword").

3. Ame no nuhoko

atau disebut "heavenly jewelled spear" adalah nama yang diberikan kepada naginata yang dalam mitologi Jepang digunakan untuk meningkatkan massa tanah purba, Onōgoro-shima, dari lautan. Menurut Kojiki, para dewa Izanagi dan Izanami bertanggung jawab untuk menciptakan tanah pertama. Untuk membantu mereka melakukan hal ini, mereka diberi naginata dihiasi dengan permata, bernama Ame-no-nuboko. Kedua dewa kemudian pergi ke jembatan antara langit dan bumi, Ame-no-ukihashi ( "floating bridge of heaven"), dan bergejolak di bawah laut dengan naginata. Ketika tetes air asin jatuh dari ujung, mereka dibentuk menjadi pulau pertama, Onōgoro-shima. Izanagi dan Izanami kemudian turun dari jembatan dari surga dan membuat rumah mereka di pulau itu.

7 Pedang Legendaris

1. ]Pedang Zulfikar
Zulfiqar adalah pedang terkenal dalam sejarah Islam yang dimiliki oleh Imam Ali, dengan banyak pendapat, Muhammad (SAW) disajikan Zulfiqar ke Ali muda di Pertempuran Uhud. Selama pertempuran, Ali melanda salah satu musuh paling sengit, melanggar baik helm dan perisai. Muhammad (SAW) mengatakan “Tidak ada pahlawan tetapi Ali dan tidak ada pedang kecuali Zulfiqar”. Dengan catatan sejarah yang paling, Ali menggunakan pedang di Pertempuran untuk memotong lawan sengit Mekah dan perisai dalam dua bagian. lawan itu Amr bin Abdawud, yang kekuatannya sering dibandingkan dengan seribu orang. Tidak ada yang berani melawan dia kecuali Ali, yang membunuhnya dengan satu pukulan yang kuat. Meskipun Amr memakai baju besi yang kuat dan membawa senjata ampuh, ia dikatakan telah tidak cocok dengan Ali dan pedangnya. pedang adalah salah satu simbol tertua dan paling terkenal dari Islam. pedang ini juga digunakan dalam Pertempuran Karbala oleh Imam Husain, dan sebagai hasilnya, itu terlihat sebagai simbol kehormatan dan mati syahid. Dan sekarang diyakini oleh Syiah untuk berada dalam kepemilikan Imam Mahdi.

2. Flaming Sword

Sebuah pedang berapi adalah pedang bersinar dengan api oleh beberapa kekuatan supranatural. Flaming pedang telah ada dalam legenda dan mitos selama ribuan tahun. Menurut Alkitab, seorang kerub dengan pedang berapi ditempatkan oleh Allah di gerbang surga setelah Adam dan Hawa dibuang dari itu (Kejadian 03:24).

“Dia ditempatkan di sebelah timur taman Eden kerub,
dan sebuah pedang berapi yang ternyata segala, untuk menjaga
cara pohon kehidupan “Kejadian 3:24.

Ortodoks Timur tradisi Kristen mengatakan bahwa dari waktu Yesus lahir, pedang berapi telah dihapus dari Taman Eden, sehingga memungkinkan bagi manusia untuk kembali masuk surga.

3. Excalibur
Excalibur adalah pedang Raja Arthur yang legendaris, kadang-kadang dihubungkan dengan kekuatan magis atau berhubungan dengan kedaulatan yang sah Britania Raya. Kadang Excalibur dan Pedang di Stone (bukti keturunan Arthur) dikatakan senjata yang sama, tetapi di sebagian besar versi mereka dianggap terpisah. Pedang dikaitkan dengan legenda Arthur. Dalam Welsh, pedang disebut Caledfwlch.

Ada dua pedang yang muncul dalam legenda-legenda Arthur: Pedang di Batu, yang hanya bisa memegang Arthur, sehingga membuktikan kerajaan yang sah, dan pedang yang diberikan kepadanya oleh Lady Danau. Dalam beberapa versi hanya ada satu pedang, sementara di lain, Pedang di Batu rusak dan kemudian Arthur menerima Excalibur dari Lady of Lake. Memiliki asal-usul ajaib, pedang itu tidak bisa dipecahkan dan sarungnya melindungi raja dari bahaya fisik. Morgan Le Fay, setengah-adik Arthur, mencuri pedang. Saat itu sembuh tapi sarung hilang, maka memungkinkan Raja Arthur untuk terluka parah dalam Pertempuran Camlann. Arthur perintah salah satu kesatria untuk melemparkan kembali pedang di danau terpesona, dan ketika melakukannya, tangan muncul dari air untuk menangkapnya, membawanya di bawah air dari tempat itu pertama kali muncul.

4. Shamshir-e-Zomorrodnegar
Shamshir-e Zomorrodnegar “Pedang zamrud bertabur” adalah pedang dalam legenda Persia Amir Arsalan. Ibu penyihir dari setan bertanduk mengerikan yang disebut-zereh Fulad pesona digunakan untuk membuat tubuh Fulad-zereh’s kebal semua senjata kecuali pukulan pedang khusus yang disebut Shamshir-e Zomorrodnegar.

pisau ini awalnya milik Raja Salomo, dan hati-hati dijaga oleh Fulad-zereh, bukan hanya karena itu adalah senjata yang berharga, dan memang satu-satunya senjata yang bisa membahayakan setan, tetapi juga karena memakai itu adalah pesona terhadap sihir. Sebuah luka yang diakibatkan oleh pedang ini hanya bisa diobati dengan ramuan khusus yang dibuat dari sejumlah bahan, termasuk otak Fulad-zereh’s.

5. Kusangi-no-Tsurugi
Kusanagi-no-Tsurugi (adalah pedang Jepang legendaris sebagai hal penting bagi sejarah Jepang sebagai Excalibur adalah Britania, dan merupakan salah satu dari tiga Imperial tanda kerajaan Jepang. Ini pada awalnya disebut Ama-no-Murakumo-no-Tsurugi (“Pedang dari Gathering Awan Surga “) tapi namanya kemudian diubah menjadi lebih populer Kusanagi-no-Tsurugi (” Grass Cutting Pedang “).

Hal ini ditemukan dari tubuh ular raksasa. Pada masa pemerintahan Kaisar XII, pedang berbakat untuk Yamato Takeru, yang memimpin menjadi padang rumput terbuka sebagai perangkap oleh panglima perang. Rencananya adalah menyalakan rumput dan membakar Yamato sampai mati. Dalam keputusasaan, Yamato memulai memotong rumput dengan pedang dan dengan takjub menemukan bahwa ia bisa mengendalikan angin. Menggunakan kekuatan ini, Yamato diperluas api ke arah musuh-musuhnya, mengalahkan mereka. Itu terjadi setelah insiden yang bernama pedang Yamato sebagai ” Pedang gunting rumput”. Yamato kemudian tewas dalam pertempuran dengan raksasa ketika ia mengabaikan nasihat istrinya untuk mengambil pedang gunting rumput bersamanya.

6. Glory of Ten Powers
Glory of Ten Powers adalah pedang legendaris Cina, dikatakan diciptakan di Tibet oleh suami dan istri penyihir Bon tradisi kuno. Cinta dari pasangan saat membuat pedang magis menyebabkan semangat besar yang masuk ke senjata. pedang yang diperoleh kekuatan untuk melindungi pemakai menggunakan kekuatan sihir nya. Dikatakan pedang di ambil dan dibakar oleh musuh-musuh keluarga dan pedang dibuat menjadi jimat ajaib. Said dalam karya tahun 1930-an Tang Hao yang harus dimiliki oleh Hua Tuo, dokter Cina terkenal yang hidup pada Zaman Tiga. sastra Cina dipenuhi dengan referensi jimat ini hanya sebagai karya bahasa Inggris sering menyebutkan Excalibur.

7. Pedang William Wallace
Walaupun ada sisi yang berbeda untuk setiap cerita, ada satu kebenaran yang mendasari tentang cerita-cerita pahlawan Skotlandia William Wallace. Dia adalah orang yang perbuatan besar yang menggunakan pedang besar. abad ke-13 kami menyerahkan dua pedang besar kemungkinan pedang yang menakutkan pahlawan pasti sudah berkeinginan untuk digunakan. Dengan pisau yang 40-inci seimbang oleh seorang penjaga baja solid lintas dan memukul-mukul baja berat, pedang ini memiliki potensi besar dalam tangan seorang pendekar terampil. kulit membungkus ricasso memungkinkan seseorang untuk mengisi pada pisau yang menawarkan keseimbangan yang lebih baik ketika bertarung di jarak dekat sedangkan kedua penjaga dan memukul mereka menawarkan diri sebagai gagah poin mencolok saat membutuhkan.

Tidak ada komentar: