Selasa, 05 April 2011


Aku bermimpi Melihat Surga

Sungguh, malam ketiga di Pangkalan Punai aku mimpi
Melihat surga
Ternyata surga tidak megah, hanya sebuah istana kecil di
Tengah hutan
Tak ada bidadari seperti disebut di kitab-kitab suci

Aku meniti jembatan kecil
Seorang wanita berwajah jernih menyambutku
“Indah surga”, katanya
Ia tersenyum, kerling matanya mengajakku menengadah
Seketika aku terkesiap oleh pantulan sinar matahari senja
Menyirami kubah-kubah istana
Mengapa sinar matahari berwarna jingga, perak dan biru?
Sebuah keindahan yang asing

Di istana surga,
Dahan-dahan pohon ara menjalar ke dalam kamar-kamar
Sunyi yang bertingkat-tingkat
Gelas-gelas kristal berdenting dialiri air zam-zam
Menebarkan rasa kesejukan

Bunga petunia ditanam di dalam pot-pot kayu
Pot-pot itu digantungkan pada kusen-kusen jendela tua berwarna biru
Di beranda, lampu-lampu kecil disembunyikan di balik
Tilam, indah sekali
Sinarnya memancarkan kedamaian
Tembus membelah perdu-perdu di halaman

Surga begitu sepi
Tapi aku ingin tetap di sini
Karena kuingat janjimu Tuhan
Kalau aku datang dengan berjalan
Engkau akan menjemputku dengan berlari-lari

Tidak ada komentar: