Jumat, 12 Agustus 2011



Memangnya menyukai seseorang bisa secepat dan semudah itu? Manusia itu kadang terlalu sering mencari di luar jangkauannya, padahal biasanya apa yang dia cari justru yang selama ini selalu ada didekatnya.

Walaupun orang yang kita suka menyukai orang lain, kita tidak bisa berhenti menyukainya. Rasa suka kan memang tidak datang dan pergi semudah itu

Walaupun singkat, aku tidak akan melupakanmu maupun hari ini. Kelak aku pasti akan mengingatnya sebagai kenangan yang indah. Kenangan tidak akan mengubah apa pun.

Di dunia penjelajah waktu, untuk kembali ke masa lalu. Kita berada di masa lalu dan menyaksikan kejadian kedua orang tua kita sebelum kita lahir :
Kalau kita menghilang (ketika ayah ibu kita tidak jadi menikah dan malah menyukai teman kita), itu berarti kita ngak pernah ada. Semua kenangan tentang kita ngak akan ada yang tersisa. Lebih baik mati daripada dilupakan.

Manusia yang belum pernah dia tunjukkan, tidak bisa memilih tempat dia dilahirkan, ke dalam bangsa mana dia dilahirkan, siapa orangtuanya. Bagaimana bisa kamu membenci seseorang atas hal yang tidak bisa dia pilih sendiri?

Membiarkan seseorang dibunuh padahal bisa mencegahnya, bukankah sama saja dengan si pembunuh itu sendiri?

Menjelajah waktu membuatku sadar bahwa mengubah satu hari dapat mengubah beribu-ribu tahun ke depan

Sebaik-baiknya, menebak permulaan dari bentuk peristiwa-peristiwa selanjutnya.

Imajinasi adalah hal yang sehat, dan banyak penemuan ilmiah takkan pernah ada tanpa imajinasi, tapi imajinasi harus diikatkan pada masalah-masalah serius bila ingin menghasilkan sesuatu. Jika dibiarkan mengelana sendiri, imajinasi hanya akan membawa pada ketololan.

Keheningan bukanlah lingkungan alami untuk cerita. Cerita membubuhkan kata. Tanpa kata-kata cerita akan menjadi pucat, sakit, mati. Kemudian, mereka akan menghantuimu.

Manusia menghilang ketika mereka mati. Suara, tawa, kehangatan napas mereka. Daging mereka. Akhirnya juga tulang-tulangnya. Semua kenangan hidup mereka terhapus. Hal ini tidak menyenangkan tapi juga alami. Namun, ada pengecualian pada beberapa orang tentang hal ini. Karena dalam buku-buku yang mereka tulis, mereka tetap hidup. Kita dapat menemukan mereka kembali. Gurauan, nada suara, suara hati mereka. Melalui tulisan, mereka dapat membuatmu marah/membuatmu bahagia. Mereka dapat menghiburmu. Mereka dapat membuatmu bingung. Mereka dapat mengubahmu. Semua dapat terjadi, walau mereka telah meninggal. Seperti lalat-lalat dibatu ambar, seperti mayat yang beku di dalam es, yang menurut hukum alam seharusnya sudah hilang, namun dengan mukjizat tinta di atas kertas, mereka tetap terjaga. Ini semacam keajaiban.

Ketika seseorang bukan apa-apa, ia akan menciptakan sesuatu. Mengisi kekosongan.

Tiada akhir bagi penderitaan manusia, yang ada hanya kekuatan untuk bertahan.

Mungkin lebih baik tidak memiliki cerita sama sekali, daripada memiliki cerita yang selalu berubah.

Kita semua memiliki kesedihan kita sendiri, dan walaupun kontur, bobot serta dimensinya berbeda-beda bagi setiap orang, warna kesedihan adalah sama bagi kita semua.

Keberanian pantang menyerah melawan kesulitan apa pun.

Hidup bisa demikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama.

Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.

Tidak ada komentar: