Jumat, 20 Mei 2011


Budaya di Jepang, jam karet sangat tidak dihargai di sana. Jangan harap ada kata maaf bila kita telat.

Warung kecil di dekat stasiun Akihabara. Disana terdapat sebuah restoran kecil yang menyajikan masakan khusus.

Bunga chrysan thenum menandakan bahwa musim gugur telah menjelang. Hanya dimusim gugur, beberapa pedagang ubi bakar di sekitar jalan yang biasa disebut yakiimo.

Di Jepang, mandi air panas adalah hal yang biasa, bahkan termasuk tradisi yang selalu dilestarikan.

Shinjuku merupakan pusat bisnis, sekaligus pusat pemerintahan. Hampir semua kantor pemerintah terletak di kawasan Shinjuku. Seperti kawasan metropolitan dunia lainnya, di Shinjuku sudah tentu juga terdapat kawasan hiburan malam yang beragam, dari yang tua sampai anak-anak muda

Di Jepang, seseorang mencium kekasihnya adalah hal biasa dan selalu ditunggu oleh wanita manapun yang ingin mendapat ciuman pertama.

Awal april adalah awal musim semi dan awal berbunganya sakura. Sejak dulu musim semi adalah kebanggaan Jepang. Oleh sebab itu, Jepang tetap menggunakannya sebagai tahun ajaran baru. Sekolah di jepang tentu berbeda dengan di Indonesia. Bahwa di Jepang, yang namanya perpeloncoan ditiadakan. Tentu saja di sana tetap ada system adik kelas dan kakak kelas. Biasanya, kakak kelas/senior bisa ditemui saat kegiatan bukatsu. Di Jepang, kegiatan bukatsu seakan sudah menjadi kegiatan wajib. Kegiatan ini memiliki nilai tambah diakhir kelulusan kita. Oleh sebab itu, tidak ada seorang siswa pun yang tidak mengikutinya. Kegiatan bukatsu juga dijadikan ajang mengeceng, istilah lainnya mencari pacar/mencari sosok orang yang kira-kira bisa kita sukai.

Di Jepang, siapa pun yang mengatakan suka, tidak peduli laki-laki/perempuan duluan tidak masalah.

Preman di Jepang bukanlah preman seperti di Indonesia. Mereka kebanyakan terdiri dari anak-anak sekolah yang jenuh dengan aturan yang mengikat mereka untuk menjadi pelajar teladan. Hobi mereka tentu saja berkumpul dan kadang menekan orang. Katakan saja sebagai pelampiasan diri terhadap aturan orang tua yang terlalu ketat. Mereka bukan pengangguran, hanya saja mereka tidak suka terikat dengan aturan. Mereka tidak begitu saja membuat kejahatan seperti preman di Indonesia, mereka hanya suka bertindak seenaknya dan berkumpul dipub-pub anak muda yang banyak terdapat di Shinjuku. Mereka tidak begitu menakutkan, tetapi mereka memiliki solidaritas yang tinggi.

Festival kembang api di Nagoya ramai. Banyak juga perempuan yang memakai yukata dan ada beberapa diantaranya memakai kimono dan sandal bakiak. Banyak juga para pedagang yang menggelar dagangannya, persis seperti kaki lima. Pedagangnya tidak berjualan di sembarangan jalan, tapi justru teratur dan rapi. Ada yang menjual makanan dan ada yang menggelar permainan dengan hadiah yang beragam.

Kuil-kuil di Nagoya terkenal, bahkan sering merupakan objek wisata menarik di Jepang.

Sifat orang Jepang, mereka tidak suka orang lain ikut campur urusan mereka.

Kalau di Jepang, kamu harus lebih banyak meminta maaf, walaupun tidak bersalah.

Kalau kita menggantungkan keinginan di salah satu bagian kuil, maka keinginan kita akan dipertimbangkan Dewa.

Di Jepang, mandi sama-sama tidak akan membayakan karena bukan pemandian campur.

Pandangan orang Jepang yang meremehkan tentang Negara lain di Asia. Mereka bersikap seperti itu karena latar belakang sejarah. Hebatnya Jepang. Masyarakatnya sangat mencintai negaranya dan menganggap negaranya yang terbaik. Mungkin itulah alasan Jepang menjajah sebagian Asia dahulu ya…akibat kepercayaan diri yang besar itu
Shibuya terletak di Yamanote Line, jalur kereta melingkar yang berada tepat di jantung Tokyo, sebuah dareah ramai yang menjadi pusat tongkrongan kawula muda Jepang. Tatanan kotanya yang modern, juga para pengunjungnya yang sebagian besar kaum muda dengan gaya modern, menjadikan daerah ini benar-benar terasa American style. Kalian dapat menemukan bermacam-macam merek dagang makanan ala America di sana. Bahkan disana juga ada beberapa tempat makan yang khas Italia ataupun Asia, tentu saja di sana juga ada tempat makanan Indonesia dan Eropa.
Tepat di depan pintu keluar Yamanote Line, ada taman yang sering disebut Hachikoen. Di taman tersebut ada patung anjing (Hachiko). Di taman inilah biasanya orang Jepang membuat janji bertemu. Hingga tak aneh jika setiap hari taman ini ramai sekali orang yang sedang menanti janji mereka. Di setiap hari Sabtu dan Minggu, para pemusik jalanan menggelar konser untuk menarik perhatian, tanpa memungut biaya dan pengunjung pun selalu berkerumun untuk ikut bernyanyi, berjoget dan bergoyang seiring dengan lantunan lagu. Jalan dari taman Hachikoen, menjadi pusat pembelanjaan 109 untuk hari Minggu ditutup. Hal ini memberikan keleluasaan bagi para pemusik jalanan untuk menggelar konser mereka, selain seni akrobatik yang juga sering dipertontonkan. Semua itu menambah ramainya suasana Shibuya pada hari Minggu.
Disisi lain, di lorong jalan menuju HMV, pusat perbelanjaan musik, baik aksesoris lucu dan murah, pakaian-pakaian impor dari Amerika yang biasa dijajakan oleh orang kulit hitam, pakaian impor Cina yang murah, aksesoris murah dari Israel, arloji dari Italia, dan barang-barang lainnya. Toko elektronik yang tergelar di sepanjang lorong, juga menambah ramainya suasana. Mereka memajang dagangan elektronik yang berwarna-warni, mulai dari ponsel murah seharga satu yen, sampai model terbaru dan canggih ada di Shibuya tersebut. Tempat tersebut benar-benar padat dengan pengunjung dan ramai luar biasa.
Shibuya ini dilewati lima jalur kereta Inokashira Line dan Denentoshi Line yang menghubungkan Shibuya dengan pinggiran Tokyo, masing-masing daerah Kijijoji dan Chuorinkan. Hanzomon Line Subway, Ginza Line Subway, dan Yamanote Line adalah jalur kereta melingkar yang menghubungkan daerah-daerah ramai Tokyo, seperti stasiun Shinjuku, Ikebukuro Akihabara (pusat elektronik terbesar di dunia), stasiun Tokyo dan Hamamatsucho dan sembilan belas stasiun ramai lainnya.
Musim semi bunga-bunga sakura mulai bermekaran yang konon hanya memiliki waktu dua minggu sebelum menghilang dari pandangan.
SMP Akihabara. Seragamnya terdiri dari tiga. Musim panas, semi sekaligus gugur, dingin. Seragam bagus, kemeja berwarna putih dengan pita dikerahnya, dan jas berwarna abu-abu, serta rok kotak-kotak (sejengkal di atas lutut). Seragam musim dingin -> kemeja lengan panjang, sweter warna navy blue, rok kotak-kotak, berwarna senada
Bagi orang Jepang, SMU favorit merupakan tujuan utama karena kualitasnya yang bergengsi. Sementara di Indonesia justru karena murahnya. SMU favorit di Indonesia justru diduduki oleh SMU Negeri, sedangkan SMU di Jepang lebih banyak diduduki SMU swasta.
Membuat teman menunggu terlalu lama tidak baik di Jepang, dimana perasaan seseorang sebaiknya dijaga.
Pendidikan di Jepang sedemikian ketat hingga membuat kejenuhan pada diri siswa. Kadang pelarian paling menyenangkan adalah “menggencet” orang lain, menunjukkan bahwa kamu berkuasa atas orang lain itu adalah hal yang menyenangkan, dan tidak bisa dipungkiri itu pun terjadi di Indonesia.

Kira-kira struktur rumah-rumah orang Jepang, seperti film Doraemon. Rumah di Jepang kebanyakan bertingkat, itu untuk menghemat lahan. Soalnya tanah di Jepang sangat mahal. Orang Jepang memang arsitek, yang cukup ulung. Mereka dapat mengubah rumah yang luasnya tidak seberapa itu, menjadi tempat yang nyaman. Segalanya terlihat praktis.

Peletakan nama keluarga kalau orang Jepang, mendahulukan nama keluarganya, baru namanya.

Jepang Negara sibuk dan pusat industri di Asia. Yang paling hebat adalah kebersihannya.

Tokyo benar-benar “wah” dalam artian luar biasa. Kota Tokyo padat, bahkan jauh lebih padat dari Jakarta. Mobil-mobil yang berseliweran di jalan bagus-bagus. Bahkan ada beberapa mobil yang tidak pernah terlihat di Indonesia. Jepang adalah Negara tempat membuat mobil. Negara penghasil barang elektronik dunia, dan Negara maju di Asia, selain Eropa.

Orang Jepang hanya meminta waktu cuti kerja hanya sedikit, sedangkan kepeluan yang akan mereka jalani memerlukan waktu lebih lama dari waktu cutinya.

KOSAKATA BAHASA JEPANG

Dare => siapa?
Omae wa dare? => kamu siapa?
Dake ike! => keluarlah
Kono okubyomono => pengecut
Dou itashimashite => sama-sama
Daijoubu? => tidak apa-apa?
Nani yatterunda ?. Omaera jimoto no hito janaishi, nihonjin nimo mattaku nitenai. Warui ishi wa nai to omou ga, omaera dareda? =>
sebenarnya apa yang kalian lakukan di hutan ini? Kalian sepertinya bukan orang daerah ini, kalian bahkan tidak tampak seperti orang Jepang. Aku tahu kalian tidak bermaksud jahat, tapi siapa kalian?
Watashitachi wa nihonjin janai desu => Kami memang bukan orang Jepang
Watashitachi michi ni mayotteiru gaijin desu. Kaeru basho ya tabemono ga nai desu => Kami orang asing dan sedang tersesat. Kami tidak punya tempat tinggal dan kehabisan makanan
Sunao na ko dane. Omae no me wo mitewakaru => Dari matamu aku tahu kamu tidak berbohong
Chotto, Samurai-sama koko wa doko? => Tunggu sebentar, Tuan Samurai, ini di mana?
Jaa, ikimashou => Baiklah, ikut aku
Doko e ikimasuka => Ke mana?
Kizuita ko ga naoru made, shibaraku omaera no kaeru basho ya tabemono ore ni makase ora wa omaera ni koui o uketa =>
Aku akan memberi tempat tinggal sementara dan makanan sampai anak yang terluka itu pulih. Toh aku berutang budi pada kalian. Anggap saja aku sedang membalasnya.
Watashitachi no iru basho, nai sho ni shitemoraemasuka =>
Tapi kalau bisa, kami tidak ingin keberadaan kami diketahui orang lain
Watashitachi wa gaijin, dakara nanika ga attara abunai to omoimasu =>
Kami orang asing, kami takut nanti terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
Wakatta => Aku mengerti
Shinpai suru sugi to omowanai =>
Apa kamu tidak berpikir kekhawatiranmu ini berlebihan?
Omae ni urayamashii… Eriku =>
Kau membuatku kagum, Eriku
Asoka => disana
Nandesuka => ada apa
Demo yokatta. Mitsuketa bakari no subarashii Samurai ga shinjau to omotta =>
Syukurlah. Katanya dia hampir saja kehilangan salah satu samurai hebat yang baru dia temukan
Gomenkudasai => permisi
Ohayo gozaimasu => hai, apa kabar
Konnichi wa => selamat pagi
Sayonara => selamat tinggal
Ayasuminasai => selamat tidur
Memperkenalkan diri dalam bahasa jepang
Watashi wa Natsuka Desu dozo yoroshiku => perkenalkan, nama saya Natsuka
Oniki => kakak
Koto-gakko => setingkat SMA
Kursus :
Tingkat A => kelemahan dalam bahasa, membaca tulisan kanji dan materi pelajaran
Di kelas anak-anak Tingkat C => khusus mengikuti kursus itu agar diterima di SMU favoritnya

Ojisan => paman
Uncu => adik papa yang paling bungsu
Domo arigathou gozaimasu => terima kasih
Otochan => paman
Obasan => bibi
Chichi => ayah
Senpei => guru muda
Nyugaku-shiken koto-gakko=> ujian masuk SMU
Bukatsu => sama dengan kegiatan ekstrakulikuler yang biasa diberikan di luar jam pelajaran sekolah
Chu-gakko => setingkat SMP
Hitoe => kimono untuk cowok, khusus musim panas
Yukata => sejenis kimono praktis yang terbuat dari bahan katun
Kingyosukui => memancing ikan dengan jala kertas
Wanabe => lempar gelang
Mizu => yoyo
Daiko => permainan tabuh gendering yang biasanya dimainkan pada natsumatsuri/perayaan musim panas
Bon-odori => tarian yang mengiringi daiko
Takoyaki => daging gurita dicampur tepung
Kachan => ibu
Tochan => ayah
Kegiatan tea ceremony => duduk melipat kaki selama berjam-jam dengan pakaian kimono nan ketat dan tata krama yang super ekstra
Hideo => guru
Gomennasai => maafkan
Assassin => pembunuh
Watashi wa ai siteru => aku cinta padamu
Nani => apa