Senin, 03 November 2014

EVENT MENULIS PENERBIT ELLUNAR - DL 29 NOV 14 - TEMA “TRANSPORTASI UMUM” & “BULAN” - CERMIN/FLASH - FIKSI/NONFIKSI

Bismillahirrahmanirrahim.

Hai, fellow authors!

Sesuai janji, 22 Oktober 2014 Penerbit Ellunar mengundang teman-teman semua untuk menghadirkan inspirasinya dalam lomba menulis cerita mini (cermin) atau cerita sekilas (flash) dengan dua tema yang berbeda. Kedua tema ini boleh disusun menjadi kisah nyata atau fiksi. Genre keduanya juga bebas, boleh misteri, komedi, fantasi, romance, sci-fi, adventure, atau yang lainnya.

Tema yang pertama tentang Transportasi Umum. Mengapa transportasi umum? Karena event perdana dari kami diselenggarakan sebagai peluncuran Penerbit Ellunar yang bekerjasama dengan Sugu (Perancang Peta Angkot Bandung).

Tema Transportasi Umum ini bisa kamu kembangkan sesukamu. Tidak harus soal angkot (angkutan kota), kamu bisa bahas tentang bis, taksi, becak, atau transportasi umum lain yang khas dari kotamu. Mulai dari kejadian aneh bersama teman-temanmu, berdesak-desakan dengan gebetan kamu, kesasar karena malas bertanya, sampai marah-marah karena transportasi umum itu lama sekali mengumpulkan penumpang. Rancang ceritamu semenarik dan seunik mungkin!


Sumber gambar : http://youthunitedgii.com/foto_berita/17aaa.jpg

Tema yang kedua tentang Bulan/Moon/Lunar. Bulan mungkin tak seistimewa matahari, tak punya pengaruh banyak dengan ada atau tidaknya dia di atas langit, seringkali lupa kita syukuri kehadirannya, dan tak pernah terlihat lebih terang dari gemerlapnya lampu-lampu kota. Di sini kamu bisa singgung bulan hanya sekilas sebatas latar atau pendamping cerita, tidak harus keberadaannya dalam ceritamu menjadi sorot utama.

Namun mungkin juga, sesekali kita bersyukur akan kehadiran bulan yang menemani perayaan api unggun dengan lembut. Menyapanya setiap malam kemudian bercengkrama tentang hari siangmu. Mulai merasa lebih dingin tanpa kehadirannya di senjamu. Di sini kamu bisa taruh bulan sebagai inti cerita, karakter dalam cerita, penyebab terjadinya cerita, atau yang lainnya yang membuat bulan menjadi sorot utama dalam ceritamu.

Silakan berkreasi sebebas mungkin untuk ide, alur, plot, dan ending yang mengesankan!


Sumber gambar : http://www.iberita.com/wp-content/uploads/2014/08/Supermoon.jpg



SYARAT DAN KETENTUAN UNTUK KEDUA TEMA

1. Deadline lomba : 29 November 2014

2. Like Page Penerbit Ellunar Official di : https://www.facebook.com/pages/Penerbit-Ellunar-Official/708482189227424?ref=hl dan
Like Page Sugu Peta Angkot Bandung di : https://www.facebook.com/suguindonesia

3. Untuk sosialisasi lomba, share notes ini lalu tag minimal 25 orang temanmu yang menyukai dunia kepenulisan termasuk FB Penerbit Ellunar.

4. Panjang naskah 2-3 halaman A4 (sudah termasuk judul di awal naskah dan biodata narasi di akhir naskah yang berisi nama/nama pena, akun FB, asal kota, dll)

5. Font dan layout : Times New Roman 12, margin default/normal/2.54cm kanan-kiri-atas-bawah, align text justify/rata kanan-kiri, dan spasi 1,5

6. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan simpan rapi naskahmu dalam Ms. Word (doc/docx)

7. Kirim naskahmu dalam attachment (badan email dibiarkan kosong) ke alamat email : ellunar.publisher@gmail.com dengan subjek email yang sama dengan nama file : Tema_Judul_Nama peserta

Contoh nama file dan subjek email untuk setiap tema :
1. Transportasi Umum_Pilih Angkot atau Aku_Lunar
2. Bulan_Gerhana Siang Hari_Lunar

8. Karya tidak boleh melanggar undang-undang hak cipta—karya sendiri, bukan saduran, bajakan, atau plagiat—dan tidak menyinggung unsur SARA atau pornografi. Karya juga belum pernah dipublikasikan di media cetak, elektronik, online, dan tidak sedang diikutsertakan dalam event lain. Peserta sepenuhnya bertanggung-jawab atas naskah yang dikirimkannya.

9. Lomba ini GRATIS tanpa batasan usia dan boleh diikuti oleh seluruh warga Indonesia.

10.  Peserta boleh mengirim lebih dari 1 karya dan boleh ikut keduanya. Jika peserta mengirim lebih dari 1 karya dan/atau ikut kedua tema, peserta harus mengirim dalam email yang terpisah. Jadi, 1 email hanya berisi 1 karya.

11.  Baca baik-baik ya semua syaratnya. Kalau nanti ditemukan ada peserta yang tidak mengikuti seluruh syarat dan ketentuan dari kami, akan dianggap gugur.


PENGUMUMAN

Pengumuman pemenang akan diumumkan pada 13 Desember 2014 di FB Penerbit Ellunar, Penerbit Ellunar Official, dan website www.ellunarpublisher.weebly.com

PENGHARGAAN

- 30 karya terbaik dari masing-masing tema akan dibukukan dalam antologi, mendapatkan potongan harga 15% dari harga buku antologi tersebut untuk setiap pembelian bukunya, dan e-sertifikat.
- Kontributor 30 karya terbaik dari setiap tema (selain 3 pemenang utama) akan mendapatkan voucher penerbitan Rp50.000.

3 Pemenang Utama dari Tema Transportasi Umum :

Juara 1 : Peta Angkot Bandung, Tote Bag (tas jinjing) dari Peta Angkot Bandung, dan Piagam Penghargaan yang akan dikirimkan langsung ke rumahmu di manapun di seluruh Indonesia. Tidak hanya dibukukan bersama kontributor lainnya, naskah juara 1 akan dipublikasikan dalam website www.petaangkotbandung.com dan akan mendapatkan voucher penerbitan dari Ellunar sebesar Rp200.000



(Bagaimana jika pemenang bukan orang Bandung? Untuk apa punya Peta Angkot Bandung? Tentu saja, minimal, untuk pemenang tersebut saat jalan-jalan ke kota Bandung :). Peta ini didesain tidak hanya untuk orang Bandung, tapi juga untuk backpacker dengan informasi lengkap mengenai pasar, pusat perbelanjaan, tempat ibadah, rumah sakit, dll di dalamnya!)

Juara 2 : Voucher penerbitan sebesar Rp150.000 dan e-sertifikat

Juara 3 : Voucher penerbitan sebesar Rp100.000 dan e-sertifikat


3 Pemenang Utama dari Tema Bulan :

Juara 1 : Piagam Penghargaan dan 1 buah buku catatan hard-cover spesial dari Penerbit Ellunar yang akan dikirim ke rumahmu di manapun di seluruh Indonesia serta voucher penerbitan sebesar Rp200.000

Juara 2 : Voucher penerbitan sebesar Rp150.000 dan e-sertifikat

Juara 3 : Voucher penerbitan sebesar Rp100.000 dan e-sertifikat


Catatan :

- E-sertifikat akan dikirim ke email peserta yang terpilih menjadi kontributor sesuai dengan nama yang tertera di biodata peserta di akhir naskahnya.
- Voucher penerbitan berlaku sampai 3 bulan setelah pengumuman. Voucher ini tidak bisa diuangkan, diakumulasikan, dipindahtangankan, atau ditukar dengan barang apapun. Info penggunaan voucher : http://ellunarpublisher.weebly.com/kirim-naskah.html
- Keputusan tim Penerbit Ellunar tidak dapat diganggu-gugat.

FYI, kamu bisa buka link ini kalau mau “nonton” informasi event menulis ini versi presentasinya : http://prezi.com/aihh11jm-xbr/event-menulis-penerbit-ellunar-dl-29-nov-14-tema-transportasi-umum-bulan-cerminflash-fiksinonfiksi/

Terakhir, budayakanlah penulis cergas pasti pembaca cerdas! Baca baik-baik seluruh informasi di atas sebelum bertanya ya, fellow authors.
Kami tunggu karya terbaikmu! Selamat berkarya!

Regards,
Ellunar

Alhamdulillahi rabbil al amin.

LOMBA


YUK, MENULIS UNTUK BERBAGI (Berhadiah buku/qur'an/dll)
Silahkan menulis tentang:
1. Artikel Islam
2. Kisah Nyata
3. Biografi
4. Tips Keluarga
5. Dunia Pendidikan
6. Faedah Kajian
7. Dll.

Silakan pilih tema bebas di atas, minimal 4 paragraph saja.
Buatkan judul, sertakan nama lengkap penulis, link akun Facebook, dan WA.
Peserta boleh mengirim lebih dari 1 tulisan. Yang penting original.
Kirim ke inbox akun 'Kusnandar Putra'.
Atau ke WA : +6282393134148
Akhi, tidak ada batas akhir. Tiap hari buka dan tiap bulan bagi-bagi buku (Di luar area Makassar + ongkir).
Peserta bebas: Muslim dan Muslimah
Hadiah buku/qur'an/dll setiap bulannya akan diberikan kepada: tulisan terbaik dan tulisan dengan jumlah pembaca terbanyak di web:
http://www.penulismuslim(dot)com
Kusnandar Putra
Founder Penulis Muslim

Senin, 08 September 2014

XT SQUARE bersama Minazuki, Nechan, Indar, Sayuri









Senin, 30 Juni 2014

CORAT_CORET




 

Dalam doa, aku berucap

Ya Allah jadikanlah hambaMu ini berada dekat denganMu dengan selalu mengingatMu

Biarkan hambaMu selalu mengucap syukur atas segala karunia yang Kau berikan selama ini

Buanglah semua sifat negatif yang selama ini menguasai diriku

Jauhkanlah hamba dari segala marabahaya dan kesesatan di dunia

Berikanlah hamba kesempatan untuk menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtua dengan membalas jasa mereka

Berikanlah hamba kesempatan untuk bisa berkumpul kembali dengan keluargaku, mbah mi, keluarga besar komunitas Atsuki dan juga teman-temanku di Jayapura di akhirat kelak

Berikanlah hamba pendamping hidup yang lebih baik dariku, baik dari agamanya maupun perilakunya agar menjadi panutan bagi anak-anakku nanti sekaligus buatku



Dinding bersekat itu telah lama tertimbun  kenangan masa lalu diantara perjumpaanku dengan mereka

Sekelebat bayangan itu masih terus menghantuiku

Genggaman tanganku tak bisa meraih wujudnya

Mengabur dalam ingatan

Perihnya luka ini hanya mampu tersimpan rapi dihati

Menangis dalam diam

Melantunkan sebuah doa dan harapan diantara nyanyian kehidupan yang disiarkan melalui rentetan berderaknya hujan di tengah malam kubersujud


THIS LOVE

Apakah ini yang dinamakan cinta?
Setiap detik yang berlalu
Aku ingin selalu
Melihatnya tertawa
Ingin selalu berada di sampingnya
Ingin menemuinya
Ingin membagi segala keluh kesah dengannya
Aliran darahku tidak bisa berhenti berdesir setiap kali memikirkannya
Hati ini selalu berharap
Hal itu akan terwujud
Aku selalu dan akan tetap menyukainya selamanya
To : seseorang yang mengisi relung hatiku sekaligus cinta pertamaku


Kemenangan

Ribuan cahaya dari uluran tangan kami timbul tenggelam diantara riuh rendah ucapan Minal Aidzin Wal Aidzin
Angin pun turut memeriahkan acara syawalan ini
Menerbangkan musim panas menjadi dingin
Warna putih mendominasi hati suci lahir bathin
Tak sabar menanti bulan ramadhan tiba lagi
Peristiwa bersejarah ini diakhiri dengan kemenangan
Dimana semua umat muslim maupun non muslim saling memaafkan
Memerangi kebencian dan kesalahan
Membuat cahaya bintang menyelimuti tubuh kami
Mengantarkan kami pada kedamaian

Kutukan Dewa Megure


Liburan panjang telah menanti. Selama tiga minggu, Hikoboshi melampiaskan kesendiriannya berlibur ke rumah neneknya. Awal bulan Ramadhan memang selalu ditunggu oleh sebagian besar umat Islam di seluruh penjuru negeri. Dan, menikmati hamparan sawah merupakan hal menyenangkan yang akan dilakukannya, ditengah hiruk pikuknya jalanan kota Semarang. Tanpa harus memusingkan masalah dirinya yang masih menggantung. Pikirannya mengelana ke masa lalu. Dan, inilah saat yang ditunggunya. Bertemu dengan Orihime, kekasihnya.

            “Nak, kenapa melamun di tengah sawah?. Masuklah dulu. Kami menyiapkan makanan dan minuman untukmu. Udara di sini begitu dingin” kata Nenek Kei mengagetkan Hikoboshi dengan menepuk pelan bahunya, menoleh menatap walinya sekilas, lantas membalikkan wajahnya kembali.

            “Terima kasih. Tapi, aku sedang menunggu seseorang. Kabar yang kudengar dia sedang dalam perjalanan menuju kemari. Sudah lama aku menantikannya, dan tidak mungkin kutunda lagi, Nek.” Hikoboshi berkata lirih. Pikirannya seperti menerawang.

Bintang Vega yang merupakan bintang tercerah dalam rasi bintang Lyra sebagai Orihime (Shokujo) dan Bintang Altair yang berada di rasi bintang Aquila dikisahkan sebagai Hikoboshi (Kengyū). Hikoboshi rajin bekerja sehingga diizinkan Raja Langit untuk menikahi Orihime. Hikoboshi tinggal dipisahkan sungai Amanogawa (galaksi Bima Sakti) dan hanya diizinkan bertemu setahun sekali di malam hari ke-7 bulan ke-7. Kalau kebetulan hujan turun, sungai Amanogawa menjadi meluap dan Orihime tidak bisa menyeberangi sungai untuk bertemu suami. Sekawanan burung kasasagi terbang menghampiri Hikoboshi dan Orihime yang sedang bersedih dan berbaris membentuk jembatan yang melintasi sungai Amanogawa supaya Hikoboshi dan Orihime bisa menyeberang dan bertemu dan kereta denliner juga dilibatkan agar mereka bisa menyebrangi dunia.

            Kereta denliner melaju dengan kecepatan sedang, tepat setelah Nenek Kei berjalan menuju ke dalam rumah. Rel kereta denliner perlahan-lahan menghilang, hingga berhenti menurunkan penumpang, sebelum kereta kembali melaju ke atas, meninggalkan Orihime yang tengah berdiri di tepi jalan, menghadap ke sebuah rumah tua di depannya. Perlahan, berjalan mendekati Hikoboshi mendengarkan lagu Yui sambil sesekali kepalanya bergoyang-goyang riang.

            “Ada apa kamu memanggilku?. Bukankah kamu sudah tahu kalau aku tidak bisa menemuimu setiap hari?. Kita sedang dihukum. Dan, hari ini bukanlah tanggal tujuh bulan tujuh. Itu saja, aku hanya diberi ijin satu jam untuk mengobrol. Jadi, apa yang ingin kamu sampaikan?.” Orihime berkata cepat, tanpa memberi kesempatan dirinya untuk menarik napas.

            Hikoboshi lantas melepas aerphonenya dan beranjak dari duduknya. “Kamu sudah datang?. Duduklah.” Ia menepuk-nepuk tempat di sebelahnya seraya melayangkan senyuman tipis, sebelum mendaratkan tubuhnya kembali. “Kita sebenarnya bisa menghapus peraturan yang dibuat Dewa Megure. Aku punya ide bagus” lanjutnya lagi setelah Orihime duduk.

            Kemarahan tiba-tiba menggelegak di dalam hati Orihime. Bangkit berdiri, sepasang matanya membulat. “Kamu pikir semudah itu?. Kedua orang tuaku sedang ditawan. Dan, dengan melanggar peraturan, itu akan semakin sulit bagi kita untuk membebaskan mereka.”

            “Aku tahu itu. Kekuatanku sudah diambil olehnya. Tapi, dengan penyatuan kesucian hati umat manusia di bulan ramadhan ini, sudah cukup bagiku untuk melawan dewa Megure karena yang kubutuhkan ketulusan dari mereka.”

            Alis Orihime saling bertaut heran. “Bagaimana caranya?.”

            “Tunggulah sampai satu bulan ke depan. Setelah saat itu tiba, kita bereskan masalah ini bersama dan membebaskan kedua orang tua kita” ujar Hikoboshi menggebu-gebu. Tatapan kedua matanya membara.

            “Aku masih belum mengerti” lanjut Orihime tak acuh. Tampak, ia tak begitu bersemangat menanggapi ide temannya. Baginya, melakukan rencana itu merupakan hal yang mustahil.

            Sambil berkacak pinggang, Orihime hanya menatap Hikoboshi datar. “Entahlah. Idemu itu selalu konyol. Kau masih ingat bagaimana kekuatan Ayah bertambah menjadi kuat berkat onigiri yang dimakannya?.”

            “Aku tahu. Tapi, sekuat apa pun dia, pasti ada kelemahannya. Dan, aku sudah menemukan titik kecil lubang itu.” Hikoboshi berhenti sejenak, mengamati reaksi Orihime. “Kita bisa mengalahkannya disaat suara takbir berkumandang. Dengan bantuan para lebah, kita bisa mengumpulkan kumpulan cahaya ketulusan dari orang-orang pada saat shalat Idul Fitri nanti.”

            “Waktuku sudah mau habis. Aku harus pergi.”

            “Tunggu!. Jangan pergi sekarang!.” Bersamaan dengan itu, pendar-pendar kertas saling beterbangan, meninggalkan bekas potongan wajah Orihime. “TIDAK…!.” Jeritan Hikoboshi terdengar hingga Nenek Kiba keluar rumah.

***

            Daerah Elder Tale tampak ingar bingar oleh perdebatan antara Orihime dengan Dewa Megure, yang tidak lain adalah Ayahnya sendiri.

            Ziiing… Rentetan angin puyuh segera menghantam tubuh Orihime ke belakang. “Sekarang kamu tahu perbedaan kekuatanku denganmu, kan?. Jadi, sebaiknya kamu menurut saja apa permintaanku kalau ingin kedua orangtua Hikoboshi selamat.” Dengan nada sombong, tubuh Dewa Megure melayang tinggi dihadapan gadis tersebut.

            Willow Spirits, Orihime mengunci kaki Dewa Megure menggunakan tongkat kayu berbentuk pohon dalam gerakan cepat, membuatnya terjengkang.

            Namun, Dewa Megure segera bangkit dan berjalan mendekati Orihime. Dengan menggunakan tetes mata ajaib, tanya jawab pun akhirnya berlangsung tanpa ada perlawanan dari Orihime. “Sekarang, kamu akan menjadi mata-mataku buat Hikoboshi. Ceritakan apa saja apa rencananya untuk melawanku.”

***

            Minggu terakhir bulan Juli, tepat bulan Ramadhan hampir berakhir.

Wajah-wajah garang para penjaga gerbang penjara Elder Tale tak pernah lengah sedikit pun, seolah jika berhenti sesaat saja akan tamatlah riwayat mereka ditangan Dewa Megure, yang meskipun nantinya bisa hidup kembali di katedral. Diantara puluhan jeruji besi tersebut, kedua orangtua Hikoboshi tertawan. Yang tidak lain penyebabnya adalah kemarahan Dewa Megure terhadap hubungan pasangan remaja tersebut dikarenakan Orihime tidak lagi menenun dan Hikoboshi tidak lagi menggembala sapi, membuat Dewa Megure menerapkan hukuman jika mereka bertemu kedua orangtuanya berubah menjadi goblin selamanya.

            Gerbang transportasi kereta denliner tiba-tiba muncul di depan penjara Elder Tale. Hikoboshi melompat dan setengah berlari menghampiri dua pasang suami istri yang sedang tertawan di dalam jeruji besi. “Ayah, Ibu…” Napasnya terasa sesak saat melihat keadaan mereka. “Sebentar lagi aku akan membebaskan kalian berkat kekuatan baruku dan akan membalas perlakuan Dewa Megure.”

            “Sudah kuduga kau pasti akan kemari.” Suara Dewa Megure menggelegar bagai petir ditengah panasnya suasana hati Hikoboshi. “Lihatlah jiwa Orihime, kekasihmu ini. Bagaimana pendapatmu?.” Sepasang mata Dewa Megure melirik sekilas menatap gadis tersebut tanpa kesadaran.

            Kedua tangan Hikoboshi terkepal. “Keterlaluan!. Apa yang kau lakukan pada Orihime?!.”

            Seringai licik di sudut bibirnya terulas. “Aku hanya mengalihkan pikirannya agar menuruti permintaanku.”

            Hikoboshi tak memberi ampun pada lawannya. Serentetan tendangan dan jurus segera melayang ke arah Dewa Megure. Duel terkuat pun tak terelakkan lagi.

            Burned Strike. Satu pukulan telapak tangan Hikoboshi menghantam tanah, bersamaan dengan menghindarnya Dewa Megure ke tempat lain.

            Serpent Bolt. Aliran petir keluar dari tongkat besi Dewa Megure, dan dibalas Hikoboshi dengan Forst Spear. Tebasan melingkar pedang katana Hikoboshi berhasil mengenai leher Dewa Megure hingga jatuh terduduk disusul para lebah mulai menyerang anggota tubuhnya yang fital. Napasnya tersengal-sengal. Darah segar membanjiri daerah sekitar, bersamaan dengan menghilangnya titik-titik tubuh Dewa Megure menjadi serpihan gelembung.

            Jeruji besi penjara terbuka sendiri. Hikoboshi menghambur ke dalam pelukan kedua orangtuanya. “Ayah, Ibu, apakah ada yang terluka?.” Belaian hangat tangan Hikoboshi hanya mengambang di udara. Kenapa?

            “Hahaha… Keluarga kalian tidak akan bisa bersatu, begitu juga dengan hubungan antara sepasang kekasih karena aku sudah menghilangkan ingatan mereka tentangmu. Tanpaku, kekuatan itu tak akan terlepas.” Samar-samar, suara Dewa Megure terdengar hingga lenyap seutuhnya.

            Begitulah keadaan kota Elder Tale pada tahun-tahun berikutnya. Masing-masing tak ada yang saling kenal. Seolah sikap tak acuh merupakan hal biasa diantara mereka. Dewa Megure juga menghapus ingatan Orihime mengenai kehidupan sebelumnya sehingga gadis tersebut dan Hikoboshi tidak pernah bertemu selamanya.

Kemerdekaan Bulan Ramadhan


Detik-detik bulan Ramadhan telah tiba
Musim-musim berpuasa telah dijalani umat muslim sedunia
Lantunan nyanyian bunga sakura turut memerdekakan hari suci dan ketulusan ini
Ditengah hamparan padang rumput menghijau
Kumpulan kupu-kupu beterbangan mencari madu
Berlomba-lomba mencari kebaikan dan pahala
Dimana para setan dikurung
Agar langkah para manusia terasa ringan
MenghadapNya dengan ketakwaan melebihi diri sendiri
Merasakan kenikmatan tatkala tubuh dan jiwa bersatu
Bersujud, mengucapkan doa dalam kekhusyukan
Membuat irama nadi mengalir deras dan merasakan suasana ketenangan
Merayakannya dengan mendatangi masjid beramai-ramai
Membuat karya sebelum hari raya idul fitri tiba, dimana nantinya akan berkeliling kampung
Baik itu berjalan kaki maupun menaiki mobil
Untuk dinilai oleh dewan juri
Pemenangnya akan diberi sebuah piala bergilir

 
Menaungi Indahnya Bulan Ramadhan

            Hampir memasuki bulan ramadhan, mari kita perbanyak melakukan kegiatan positif dan semakin mendekatkan kegiatan positif dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Buang semua amalan buruk dan ambillah hikmah dari segala cobaan yang Allah berikan kepada kita. Sesungguhnya, orang yang dapat melakukan perubahan adalah orang yang disayangi dan diberkahi Allah. Keyakinan akan kunci keberhasilan dalam memerangi hawa nafsu salah satunya menuju gerbang kesuksesan dan kesucian di hadapanNya. Bersih dari akhlak, ibadah, dengki, pesimistis, indahnya gemerlap dunia niscaya menjadikan kita semakin bertawakal. Berdzikirlah untuk meminta pertolongan dan kedamaian hati dalam keadaan suka maupun duka. Seorang pemberani memiliki sikap yang teguh dan emosi yang terkendali, keyakinan yang menancap tajam, syaraf yang dingin dan hati yang lapang. Maka, ingatlah selalu kepada Allah dimana pun kita berada, sedang apa dan kapan pun.

DIA


Kehadirannya terbayang dalam mimpi
Menghadirkan aliran hangat di sekujur tubuhku
Tanpa sadar, ku tersenyum
Bertemu dengannya
Berpetualang dengannya
Tak dapat kulukiskan bagaimana perasaanku saat itu
Kebahagiaan dan rona merah menjalari wajahku
Kelopak bunga mawar mengembang di dalam hatiku
Namun, terputus di tengah jalan
Khalayanku pun terhenti
Kusentak terbangun
Mengeluh pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa
Adegan itu telah berganti layar
Tertutup sudah tirai imajinasi itu

 
Super Sentai


Toloong!
            Bersamaan dengan teriakan para warga yang ketakutan, dua monster pun muncul. Menimbulkan kegemparan tiba-tiba. Mengacak-acak kehidupan teratur masyarakat. Memandang dingin tak acuh dan dingin.
Seolah mendapat panggilan jiwa, beberapa super sentai membasmi kejahatan monster tersebut.
***
            “Jangan lakukan itu, Kak Ayame” pinta Rukia memelas. Bulir-bulir air mata sempat tertahan di kelopak matanya. Berusaha memberontak dari cekalan tangan Momohiko.
            Seolah tak mendengar teriakan adiknya, Ayame terus menyerang Ichigo buas. Tubuhnya yang telah dimasuki roh, tak mengerti jalan pikirannya sendiri. Gerakannya dikendalikan oleh monster tersebut.
            “Hei, melamun saja.” Kekagetan Rukia terjawab begitu wajah Ichigo muncul di hadapannya. “Ada sesuatu yang sedang kamu pikirkan?.” Lelaki itu melayangkan rasa penasarannya sambil menarik kursi di samping temannya.
            “Kejadian Kak Ayame menyerangmu, apa penyebabnya?. Kenapa kamu bisa menjadi super sentai?. Apa kamu terpilih?.” Pertanyaan beruntun dari Rukia, sanggup menyentakkan Ichigo dari kesadarannya. Kebingungan menyergapnya.
            Wajah Ichigo berubah tegang. “Bagaimana kamu tahu kalau aku bisa berubah?.”
            “Aku sengaja menyelidiki kasus hilangnya Kak Ayame. Dari wartawan yang meliput, aku mendapat informasi kalau ada pahlawan yang selama ini membasmi monster tersebut. Dan, ternyata itu temanku sendiri.”
            Tiba-tiba suara riang Momohiko memecah ketegangan diantara Ichigo dan Rukia. “Sedang membicarakan aku, ya?.” Ia menatap bergantian temannya. Menggandeng Rukia sambil mengedipkan sebelah matanya. “Oh, kamu sedang menarik hatinya Ichigo, ya?”.
            Rona merah menjalari wajah Rukia. “Ayo kita makan.” Sebelum terlalu jauh menyeret lengan Momohiko, Rukia sempat memandang Ichigo yang dalam sekejap melupakan pembicaraan mereka, “Kamu mau ikut?.”
            “Tidak. Terima kasih.” Ichigo membalas dengan senyuman.
***
            “Kenapa sih kamu tidak berkata jujur saja tentang perasaanmu kepada Ichigo sebelum direbut orang lain?.” Suara cempreng Momohiko mengalahkan suasana ingar bingar kafetaria terdekat.
            “Entahlah. Aku seperti merasa kalau Ichigo berbeda dari biasanya semenjak dia selalu menghilang. Kebersamaan kami mulai merenggang. Dia seperti asyik dengan dunianya sendiri. Setelah kedua orangtuanya ditahan monster, keceriaan di wajahnya tiba-tiba pudar dan terlihat tegang.” Sambil setengah melamun, Rukia memaparkan gejolak hatinya.
            Kegemparan tiba-tiba akibat hadirnya monster, membuat keadaan kafetaria menjadi kacau. Orang-orang berlarian tak tentu arah.
            Dalam waktu kurang dari semenit, monster kadal menangkap Rukia dari belakang, ketika Ichigo lengah. “Kak Ayame…” Panggilan itu tak juga menyadarkan saudaranya.
“Lepaskan dia” hardik Ichigo dalam kostum super sentainya seraya mengacungkan pedang laser berbentuk kepala singa.
Tatapan sinis keluar dari wajah dua monster itu. Dengan arogan, salah satu dari mereka tertawa mengejek, “Jangan berharap setinggi itu. Langkahi dulu kami sebelum mimpimu itu terwujud.” Terlihatlah sebuah kereta shinkasen tengah melintas dan membawa serta Rukia ke dalamnya.
“Jangan bawa dia” teriak Ichigo, dimana suaranya telah ditelan oleh hilangnya kereta shinkasen tersebut dari pandangan. Pluto, lagi-lagi organisasi itu.
“Sampaikan salamku buat gurumu, Morihiko Dan kalau ingin anak ini selamat, dia harus menghadapiku dulu.” Suara monster kadal terdengar samar-samar, membuyarkan lamunan Ichigo.
***
1981. Tahun itu begitu berbekas diingatan Morihiko Dan berumur empat belas tahun. Mempunyai teman seperti Ryu Amakusa membuatnya mengerti arti kekeluargaan. Bersama-sama, mereka membuat penelitian. Namun, baru jalan dua bulan, Ryu Amakusa tiba-tiba menghilang. Dan, terbentuklah organisasi Pluto, dimana tujuan mereka adalah menggaet orang-orang yang mempunyai tujuan menciptakan dunia ideal, yakni dunia dimana hewan mampu berbicara seperti halnya manusia. Keinginan kuat untuk mengalahkan Morihiko Dan, membuat Ryu Amakusa diselimuti perasaan iri dan dengki.
***
Terengah-engah, Ichigo dan teman-teman super sentai berlari mengejar gurunya, “Guru, biarkan kami ikut membasmi pluto.”
“Sebaiknya, kalian menjaga bumi sebelum terjadi peperangan yang dahsyat. Aku yakin, tujuan utama pluto menangkap manusia untuk dijadikan bahan penelitian yang selanjutnya untuk digunakan menjajah bumi.” Nada suaranya yang tegas, mampu membuat anak didiknya bergeming. Meresapi setiap kalimat yang meluncur dari mulut gurunya. Dan, akhirnya mereka pun mengangguk.
Dan, benar saja. Sekumpulan prajurit perang pluto turun ke bumi, memporakporandakan suasana sekitar. Menyerang tak kenal ampun menggunakan pedang katana yang berpendar kemerahan. Ichigo dan teman-temannya segera berubah wujud dan melawan menggunakan pedang wakizashi.
Sementara diatas kereta, Morihiko Dan berusaha membujuk teman lamanya supaya berdamai. “Apa maksudmu menciptakan dunia ideal?.”
“Dunia dimana tidak ada peperangan.”
“Tidak ada peperangan?. Lalu, kamu melakukan uji coba terhadap manusia, dan menjadikannya seperti hewan apa itu dunia ideal?. Sungguh miris kehidupanmu” hardik Morihiko Dan mencibir. Rahangnya mengeras. Berusaha tetap tenang dan memasang wajah datar.
“Kamu tidak berhak menghakimiku, Dan. Pertemanan kita sudah putus sejak kamu mengambil jalan yang berbeda denganku.”
“Aku meyakini hal yang benar. Sedangkan kamu menentukan jalur yang berkebalikan. Sadarlah, Teman. Kita ini hidup berdampingan. Kalau kita bekerja sama, aku yakin dunia ideal dalam arti positif akan terwujud.” Morihiko Dan tak henti meneriakkan janji perdamaian kepada Ryu Amakusa. “Sekarang, tolong lepaskan orang-orang yang kamu tawan dalam wujud hewan itu. Mereka tidak bersalah. Jangan menyalahgunakan hasil penelitianmu.”
“Ayo maju!.”
Morihiko Dan terpaksa melawan sabetan pedang Ryu Amakusa. Sebuah panah melesat ke arah temannya, dan berhasil mengelak. Persaingan terus berlanjut, hingga kereta Shinkansen berubah menjadi sebuah robot gundam. Hingga para super sentai membalasnya dengan memanggil semua kamen rider hingga kekuatan mereka tergabung dan kekalahan menghampiri Ryu Amakusa. Kertas warna-warni langsung berhamburan, menandakan berakhirnya peperangan tersebut.
Tubuh Kak Ayame, Rukia dan semua orang-orang yang ditangkapnya keluar dan hampir jatuh sebelum para super sentai menahannya. Rukia segera mendekati kakaknya sambil terisak.
Melihat apa yang terjadi, Ichigo tidak bisa tinggal diam begitu saja. Ia mendekati temannya dan menepuk pundaknya setelah kembali ke wujud asalnya lagi. “Rukia, kamu tidak apa-apa?.”
“Kak Ayame…”
“Dia hanya pingsan. Sebaiknya kita bawa dia ke rumah sakit.” Ichigo terdiam sejenak, setelah memutuskan akan melontarkan kalimatnya atau tidak. “Dan, mengenai jawaban atas pertanyaanmu kenapa aku memilih mengorbankan nyawa demi menyelamatkan bumi adalah tidak ada alasan untuk itu. Aku perasaan lega dan senang saja melihat kita hidup berdampingan dengan sesama makhluk hidup.”
“Aku mengerti.” Rukia memberikan senyuman menenangkan, sebelum meninggalkan tempat kejadian. Itu sudah mewakili jawaban mengenai perasaannya.


Balas Jasa Hachiko


“Hachiko, kemari…” panggil Yamamoto, sedikit memerintah seraya mengacungkan tempat makan yang berisi potongan ayam dan nasi.
            Mata anjing itu berbinar, segera mendekati tuannya dengan kecepatan seperti kereta shinkasen. “Terima kasih, Tuan muda” ujarnya, yang dalam sepuluh menit kemudian piring tersebut sudah kosong. “Oh ya Tuan, tadi aku bertemu Yuki (kambing hitam) di stasiun sedang memperbaiki gerbong kereta api.
            Yamamoto mengerutkan dahi, bingung dengan apa yang dipaparkan anjingnya. Kedua matanya bergerak-gerak gelisah. “Oh Yuki kambing berwarna putih itu, ya?. Yang sering menjadi mandor perjalanan kereta api?. Memangnya hari ini dia bertugas jaga?. Dan, ada keperluan apa kamu sampai main ke sana?.”
            “Hanya ingin mencari udara segar, sekalian melihat perkembangan lalu lintas pengunjung di sana.”
***
            Keributan pagi-pagi di hari Selasa, menyebabkan suasana keramaian semakin panjang. Yuki dan Hachiko terlihat tengah beradu pendapat siapa yang lebih dulu memenangkan duel mengambil mentimun di tengah sawah hijau, meskipun mereka belum mengetahui siasat yang sebelumnya sudah disiapkan oleh pak tani.
            “Cepat sedikit Hachiko” teriak Yuki tidak sabar. Tubuhnya terus bergerak tanpa henti, antara gelisah dan senang, membayangkan kumpulan timun tengah dibuat pesta bersama teman-temannya.
            Suara pelan langkah pak tani tiba-tiba mengagetkan keduanya. Jantung memompa cepat, seraya menoleh ke belakang, memperhatikan lelaki paruh baya tersebut semakin dekat. Topi di kepalanya pun berayun-ayun sesuai irama angin.
            “Hei, sedang apa kalian!. Mau mencuri lagi, ya?” bentak pak tani kasar, seraya aritnya diacung-acungkan ke depan, membuat Yuki dan Hachiko dilanda kepanikan.
            “Tanganku tidak bisa digerakkan” ujar Hachiko miris. Rupanya tadi ia mencoba mengalahkan orang-orangan sawah dengan memukulnya.
            Melihat kesulitan Hachiko, pak tani tertawa senang, melemparkan senyuman bangga, “Bagaimana tipuanku?. Berhasilkah?. Tunggu aku di situ. Sebentar lagi kalian akan kujadikan santapan makan malamku.”
            Namun, Yuki telah pergi lebih dulu, menjumpai tuan muda Yamamoto, bersamaan dengan langkah kaki pak tani yang menghampiri Hachiko.
***
            Fajar ke seratus telah menerangi stasiun hakihabara, dimana Hachiko tak letih menunggu tuan muda Yamamoto. Kedua matanya tak henti memperhatikan suasana sekitar, berharap ada tanda-tanda berakhir penantiannya. Sempat terselip perasaan bersalah dan penyesalan kejadian masa lalunya, dimana kesepakatan antara tuannya dengan pak tani yang memperbolehkan dirinya bebas dari hukuman. Namun, sebagai gantinya, tuan muda Yamamoto diasingkan di daerah Asakusa dalam jangka waktu tak tentu. Hal itulah yang menyebabkan kematian anjing putih yang diabadikan dalam bentuk patung oleh masyarakat sekitar, melambangkan kesetian.
           
Takoyaki Party


Ditemani semilir angin
Menikmati kebersamaan
Dalam cuaca sejuk
Ditengah hamparan sawah menghijau
Keramaian di sekitar
Memberi kedamaian dan rasa nyaman
Berkumpul, saling berfoto
Mengabadikan diri di dalam kamera
Menyimpan kenangan agar tetap abadi