Istana Jepang (城, 城郭 shiro atau jōkaku?) adalah bangunan besar
yang dibangun menggunakan kayu dan batu
sebagai bahan bangunan yang utama, dan dirancang sebagai pusat pertahanan
sewaktu musuh datang menyerang. Di masa perang dijadikan
markas besar, tempat menyimpan dana keperluan perang, serta pusat penyimpanan
perbekalan seperti makanan dan amunisi. Istana yang dianggap penting dijadikan tempat
kediaman panglima perang, pusat pemerintahan dan tempat pengumpulan informasi
tentang situasi perang. Sama halnya seperti kastil di Eropa, istana di
Jepang umumnya dibangun di dekat jalan utama atau di pinggir sungai untuk kemudahan
transportasi dan menjaga wilayah yang dianggap strategis.
Aksara kanji untuk istana
adalah shiro (城?) yang dibaca sebagai jō
jika didahului oleh nama istana, misalnya dalam bahasa
Jepang, Istana Osaka dibaca sebagai osaka-jō.
Konstruksi
Istana Hiroshima
Pada zaman dulu,
istana dibangun seluruhnya dari kayu, tapi kemudian di abad ke-16 berkembang
penggunaan batu-batu besar untuk memperkuat konstruksi. Istana di Jepang
sebetulnya dirancang agar tahan lama, tapi sebagian besar istana justru hancur
akibat perang di zaman Sengoku karena bangunan istana dibuat dari kayu
yang cepat habis bila dibakar. Istana yang terbakar sebagian besar langsung
dibangun kembali atau dibangun kemudian di zaman Edo
atau di zaman modern. Istana Matsue dibangun tahun 1611 setelah
berakhirnya perang di zaman Sengoku, sehingga bangunan asli istana tetap utuh
tidak pernah menderita kerusakan akibat serangan musuh. Istana
Hiroshima hancur akibat bom atom dan sekarang digunakan sebagai museum setelah
dibangun kembali pada tahun 1958.
Di Jepang, istana
merupakan perkembangan dari kankōshūraku (環濠集落?) yakni permukiman
penduduk yang dikelilingi oleh parit berisi air atau parit kering yang tidak
berisi air. Pada awal abad modern, istana mulai menggunakan tembok batu dan menara pengawas. Di akhir zaman Edo,
istilah istana juga digunakan untuk pertahanan militer berupa tempat meletakkan
meriam dibangun
di sepanjang garis pantai untuk menangkal kedatangan kapal-kapal dari Eropa.
Konstruksi istana
dimulai dengan tahap fushin (普請 teknik
sipil?) berupa penggalian parit
dan pembangunan tembok dari tanah yang dikeraskan, yang dilanjutkan dengan
tahap sakuji (作事 arsitektur?) berupa pembangunan
gerbang, tembok yang memagari istana, bangunan istana, menara pengawas (yagura),
dan menara utama.
Di dalam kompleks
istana dikenal pembagian wilayah berdasarkan zona (曲輪 kuruwa?) yang di antaranya
digunakan sebagai tempat pemusatan pasukan.
Di Jepang abad
pertengahan, bangunan istana dijadikan tempat kediaman resmi daimyo bersama
keluarganya, sejumlah besar pelayan wanita, dan para bushi yang
menjadi pengikut. Di sekeliling istana yang besar biasanya dibangun kota permukiman
penduduk. Istana terbesar di Jepang adalah Istana Edo yang dikelilingi
kota yang sekarang dikenal sebagai Tokyo.
Sebelum pemerintah Keshogunan Tokugawa mengeluarkan dekrit
"satu negara satu istana" (Ikkoku-ichijo-rei) di tahun 1615, di berbagai
daerah di Jepang terdapat banyak sekali istana yang jumlahnya mungkin mencapai
puluhan ribu kalau benteng yang kecil-kecil juga ikut dihitung.
Sejarah
Pada zaman Yayoi, tempat permukiman penduduk terdiri dari
dua golongan besar:
- Permukiman penduduk dengan
perlindungan parit di sekelilingnya (kangōshūraku)
- Permukiman penduduk di atas
gunung dengan perlindungan benteng (kōchisei shūraku).
Kedua model permukiman penduduk ini hilang secara
perlahan-lahan sejalan dengan munculnya pemimpin lokal yang mempersatukan
penduduk.
Menurut catatan tertua yang pernah ditemukan, istana pertama
di Jepang adalah istana Mizuki (sekarang terletak di Prefektur
Fukuoka) yang dibangun pada tahun 664 atas perintah kaisar Tenji. Selain istana
Mizuki, pada saat itu masih terdapat banyak istana lain yang tidak tercatat di Kyushu dan daerah Laut Pedalaman Seto. Di abad ke-7 hingga abad
ke-9, di daerah Tohoku
banyak dibangun istana, seperti Istana Taga, Istana Dewanoki, dan Istana Akita akibat perang
berkepanjangan dengan suku Emishi yang merupakan penduduk asli
pulau Honshu
bagian timur.
Di abad pertengahan, istana dibangun sebagai tempat tinggal bushi pada masa
damai, dan melindungi prajurit yang ditempatkan di daerah pegunungan pada masa
perang. Pada awal zaman Sengoku, istana sebagian besar menggunakan model Yamajiro
(istana yang dibangun di atas gunung). Pada pertengahan zaman Sengoku,
pembangunan istana umumnya menggunakan model Hirayamajiro (istana
dibangun di bukit yang terletak di tengah dataran), sedangkan model Yamajiro
sedikit demi sedikit mulai tidak digunakan.
Istana Tamonyama dan Istana Shigisan di Nara
yang dibangun oleh Mastunaga Hisahide
merupakan pelopor model istana dengan menara utama dan menara pengawas (yagura)
seperti berbagai istana Jepang yang bisa dilihat sekarang ini.
Puncak pembangunan istana di Jepang terjadi sewaktu Oda
Nobunaga membangun Istana Azuchi dan Toyotomi Hideyoshi membangun Istana
Osaka dan Istana Fushimi.
Di zaman Edo, pemerintah mengeluarkan dekrit "satu
negara satu istana," sehingga istana banyak yang dihancurkan karena
dianggap sudah tidak berguna. Pada masa itu, jumlah istana juga makin berkurang
akibat kebakaran. Istana yang sudah terbakar dibiarkan begitu saja karena
pembangunan kembali istana dilarang oleh pemerintah Keshogunan
Edo.
Pemerintah mengeluarkan dekrit "penghancuran istana"
(haijōrei) di zaman Meiji. Bangunan istana dipreteli untuk digunakan
sebagai bahan bangunan oleh angkatan bersenjata Jepang. Di kota-kota yang
mempunyai istana, pemerintah juga menggunakan bekas istana sebagai pangkalan
militer karena lokasinya yang strategis di tengah kota.
Pada Perang Dunia II, istana di Jepang sebagian besar
merupakan sasaran serangan udara, sehingga
istana seperti Istana Nagoya, Istana Wakayama, dan Istana
Hiroshima habis terbakar.
Pada saat ini hanya ada 12 istana yang masih memiliki menara
utama yang dibangun sebelum zaman Edo:
Di zaman Showa, pemerintah banyak memugar dan membangun
kembali istana di berbagai daerah di Jepang sebagai tujuan pariwisata.
Sebagian istana semata-mata dibangun berdasarkan imajinasi dan tanpa dasar
catatan sejarah. Berdasarkan alasan keindahan, ada istana yang dilengkapi
dengan menara utama, padahal istana yang asli tidak pernah memiliki menara
utama. Menara utama juga ada yang dibangun cuma tampak luarnya saja.
Istana yang dibangun kembali di zaman modern umumnya dibangun
dengan bahan beton agar tahan terhadap api dan bisa dimanfaatkan sebagai museum atau perpustakaan.
Istana Hirosaki
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Istana Hirosaki
|
弘前城
|

Istana Hirosaki
|
Informasi umum
|
Lokasi
|
|
|
|
Ketinggian
|
5 tingkat (data tidak
jelas, dibangun 1610) sudah musnah terbakar; hasil pembangunan kembali pada
tahun 1810: menara pengawas (yagura) 3 tingkat
|
Istana Hirosaki (弘前城 Hirosaki-jō?) adalah istana di Kota
Hirosaki, Prefektur Aomori, Jepang. Istana ini
dibangun pertama kali pada tahun 1611, dan merupakan istana tempat tinggal klan Tsugaru sekaligus kantor
pemerintahan Domain Hirosaki. Nama lain
istana ini adalah Istana Takaoka (鷹岡城 atau 高岡城 Takaoka-jō?). Istana Hirosaki masih menyisakan menara utama dan menara pengawas
yang dibangun pada zaman Edo. Di Istana Hirosaki terdapat lebih dari 2.600
batang pohon sakura,
dan terkenal di seluruh Jepang sebagai tempat melakukan hanami.[1]
Semasa zaman Edo, Istana Hirosaki merupakan pusat pemerintahan
wilayah Tsugaru. Penguasa istana adalah
klan Tsugaru yang menguasai Domain Hirosaki yang bernilai 47.000 koku. Dari tata letak
bangunan istana, Istana Hirosaki tergolong hirayamajiro (dibangun di
atas bukit yang berada di tengah dataran). Dilihat dari tipe istana, istana ini
dibangun dengan gaya teikaku-shiki (kubu pertahanan bertingkat) yang
mengandalkan rintangan alam di bagian belakang istana sebagai bagian dari
pertahanan.[2]
Kompleks istana terdiri dari 6 kubu pertahanan, benteng bagian dalam (honmaru)
dilindungi oleh lingkaran pertahanan 2, 3, dan 4, kubu pertahanan utara, dan
kubu pertahanan barat.
Ketika dibangun untuk pertama kalinya, kompleks istana
menempati lokasi yang panjangnya 612 m dari barat ke timur dan 947 m dari utara
ke selatan. Luas keseluruhan kompleks istana adalah 385.200 m². Istana Hirosaki
sekarang ini masih menyisakan bentuk aslinya seperti keadaan istana sebelum
dihapusnya feodalisme
dan peran istana daerah di Jepang. Semua kubu pertahanan istana seperti benteng
tanah, dinding batu, parit-parit masih dalam keadaan utuh. Bangunan yang ada di
Istana Hirosaki sekarang ini terdiri dari 1 bangunan menara utama, 3 bangunan
menara pengawas, dan 5 bangunan pintu gerbang. Menara utama di Istana Hirosaki
termasuk salah satu dari 12 menara utama istana Jepang yang tersisa hingga saat
ini, dan ditetapkan sebagai Aset Budaya
Penting. Penulis Ryōtarō Shiba memuji Istana
Hirosaki sebagai "salah satu dari 7 istana ternama di Jepang" dalam
buku Kita no Mahoroba yang merupakan salah satu dari seri Kaidō o Yuku.
Sejarah
Zaman Azuchi-Momoyama
Berkat jasanya dalam Pertempuran Odawara 1590, mantan pengikut klan Nanbu bernama Ōura Tamenobu menerima
hadiah wilayah kekuasaan senilai 45.000 koku dari Toyotomi Hideyoshi. Klan Ōura kemudian berganti
nama menjadi klan Tsugaru.
Pada tahun 1594, Tsugaru Tamenobu membangun istana yang disebutnya Istana
Horikoshi. Kedudukan klan Tsugaru dipindahkan dari Istana Ōura ke Istana
Horikoshi. Namun, Istana Horikoshi ternyata lemah untuk digunakan sebagai
markas militer sehingga perlu dibangun istana baru. Istana Tsuruoka di lokasi
Istana Hirosaki yang sekarang ini merupakan pilihan Tamenobu sebagai markas klan
Tsugaru.
Dalam Pertempuran Sekigahara tahun 1600, Tamenobu
berpihak kepada Pasukan Timur yang menang. Sebagai hadiah, Tokugawa
Ieyasu membentuk Domain Hirosaki sebagai
wilayah kekuasaan klan Tsugaru. Nilai wilayah kekuasaan klan Tsugaru juga
ditingkatkan sebesar 2.000 koku menjadi 47.000 koku.
Zaman Edo
Pembangunan Istana Tsuruoka dimulai pada tahun 1603. Namun pembangunan
terpaksa dihentikan setelah Tamenobu meninggal di Kyoto pada tahun berikutnya
(1604). Pembangunan
istana dimulai kembali tahun 1609 oleh daimyo kedua Domain Hirosaki yang bernama Tsugaru Nobuhira (putra
sulung Tamenobu). Istana dibangun dengan tergesa-gesa dengan mengambil bahan
bangunan dari Istana Horikoshi dan Istana Ōura. Pembangunan hanya memakan waktu
1 tahun 1 bulan, dan Istana Hirosaki selesai pada tahun 1611. Menara utama
beratap lima berlantai lima, musnah terbakar pada 1627 akibat tersambar
petir. Selama kira-kira 200 tahun berikutnya, menara utama Istana Hirosaki
tidak pernah dibangun kembali. Daimyo ke-9, Tsugaru Yasuchika
mengajukan permohonan kepada keshogunan agar diizinkan membangun "menara
pengawas" baru yang tingginya tiga tingkat. Menara utama sekarang di
Istana Hirosaki adalah menara pengawas berlantai tiga yang dibangun oleh
Tsugaru Yasuchika.
Zaman Meiji
Dari tahun 1871, Istana Hirosaki dijadikan pos terdepan Garnisun Tohoku
hingga pos dibubarkan pada tahun 1873. Masih pada tahun 1873, Istana Hirosaki terkena kebijakan
pemerintah mengenai penghancuran istana dan benteng. Kediaman resmi di Honmaru
dan bangunan-bangunan fasilitas militer di Istana Hirosaki dihancurkan.
Klan Tsugaru mantan pemilik
istana menawarkan kepada pemerintah kota agar lokasi bekas Istana Hirosaki
dimanfaatkan sebagai taman umum pada tahun 1894. Permintaan
tersebut disetujui, dan Taman Hirosaki dibuka untuk umum pada tahun berikutnya.
Pada 1898, kawasan
Sannomaru dijadikan gudang senjata oleh Divisi 8 Angkatan Darat Kekaisaran Jepang.
Pohon-pohon sakura
mulai ditanam pada tahun 1903, dan Istana Hirosaki mulai dikenal sebagai tempat melihat
bunga sakura. Dua bangunan menara pengawas habis terbakar pada tahun 1906.
Pada tahun 1909 dalam rangka peringatan 300 tahun Tsugaru Tamenobu, patung
perunggu setinggi 4 meter didirikan di taman Istana Hirosaki. Delapan bangunan
dalam kompleks istana mendapat perlindungan dari Pemerintah Jepang sebagai
"harta nasional". Di tengah berlangsungnya Perang
Dunia II, patung perunggu Tsugaru Tamenobu dilebur untuk keperluan perang.
Di bawah sistem baru perlindungan aset budaya, Pemerintah
Jepang pada tahun 1950 melindungi semua bangunan yang tersisa di Istana
Hirosaki, kecuali pintu gerbang timur Sannomaru. Kompleks istana menerima
perlindungan lebih lanjut pada tahun 1952 dengan penetapannya sebagai Situs
Bersejarah Nasional. Pada tahun berikutnya, termasuk pintu gerbang timur
Sannomaru, kesembilan bangunan di dalam kompleks Istana Hirosaki ditetapkan
sebagai Aset Budaya Penting.
Galeri
Menara utama
Menara Pengawas Hitsujisaru
Menara Pengawas Tatsumi
Menara Pengawas Ushitora
Pintu gerbang Sannomaru Ōte
Pintu gerbang selatan Ninomaru
Pintu gerbang utara
Kebun Binatang Ueno dibuka tahun 1882. Merupakan kebun
binatang tertua di Jepang. Sejak mulai berdirinya, Kebun Binatang Ueno terus
menalami perkembangan, dan keberadaannya menjadi salah satu wakil kebun
binatang se-Jepang. Berlokasi di pusat kota,
di dalamnya hidup berbagai hewan liar yang dapat dilihat dari jarak dekat. Juga
sangat aktif dalam berbagai kegiatan pemeliharaan hewan-hewan yang dilindungi
yang terancam punah.
Kebun Binatang Tama terletak di daerah perbukitan Kota Hino
yang dikelilingi daerah yang hijau dan memiliki luas 52 hektar. Dapat dicapai
dari pusat kota
dengan kereta kira-kira 1 jam. Di sini dipelihara tidak hanya hewan Jepang,
namun juga berbagai hewan dari seluruh dunia seperti gajah Afrika, badak India,
orang utan dll. Anda juga dapat bertualang ke daerah tempat singa-singa
dilepaskan dengan menaiki bus.
Di Tokyo Sea Life Park,
diperlihatkan berbagai hewan laut tidak hanya dari laut Tokyo saja, namun juga
dari seluruh dunia termasuk kutub selatan. Pada aquarium raksasa seberat 2.200
ton, anda dapat melihat ikan tuna yang berenang dengan kecepatan tinggi. Lalu,
unggas laut seperti pinguin dll, serta rumput laut raksasa dari California juga
diperlihatkan. Tokyo
Sea Life
Park berlokasi di pinggir
Teluk Tokyo, dan dapat dicapai dari Tokyo Station dengan kereta selama 30
menit.
Kebun Binatang Inokashira
berlokasi di pinggiran kota Tokyo dan berada di dalam lingkungan yang tenang
dan asri. Di sini hewan-hewan khas Jepang seperti tupai Jepang, bebek mandarin
dll dipelihara serta dikembangbiakkan. Di dalam kebun binatang, terdapat kolam,
kebun tanaman, serta museum pemahat terkenal (Seibou Kitamura). Di sini, di
dalam kebun binatang yang sangat menghijau asri , anda dapat mengetahui lebih
banyak mengenai hewan serta budaya Jepang.